Nasib Sulit Fotografer Panggung di Tengah Pandemi
Kamis, 23 April 2020 - 20:19 WIB
JAKARTA - Gak bisa dimungkiri, akibat pandemi virus Corona semua sektor industri merasakan dampaknya secara langsung.
Salah satunya adalah industri musik, yang identik dengan konser dan berkumpulnya massa, yang juga harusdihentikan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
Foto: Dok. Agung Ralyansyah
Mungkin kamu juga ikut kecewa dengan hal ini, udah beli tiket konser idola, tapi ternyata harus ditunda, bahkan ada yang dibatalkan. Tapi gak apa-apa, yang penting kesehatan dan keselamatan tetap terjaga. Untuk masalah tiket pun, masih memungkinkan untuk uang kembali (refund) oleh pihak promotor.
Tapi gimana dengan orang-orang di balik layar yang menggantungkan hidupnya dari acara-acara musik ini jika dibatalkan?
Dampak ini dirasakan oleh Agung Ralyansyah, fotografer panggung, yang penghasilan utamanya dari hasil memotret konser.
“Udah dari awal Maret, semua job gue ditunda dan dibatalkan. Sampe bulan ini dan ke depannya, gue udah gak ada jadwal buat motret lagi,” katanya.
“Yang ditunda pun masih belum pasti bakal di-reschedule kapan, kan gak tau pandemi ini kapan berakhir,” lanjutnya.
Foto: Dok. Agung Ralyansyah
Bekerja dalam bidang yang selalu turun ke lapangan, memang gak bisa menerapkan konsep bekerja di rumah atau work from home. Lalu, gimana caranya fotografer panggung bisa bertahan hidup di tengah pandemi kalau udah gak ada pekerjaan motret berbulan-bulan?
“Dari yang semenjak awal Maret itu sampe sekarang, gue bertahan hidup dengan ngandelin uang tabungan dan akhir-akhir ini gue lagi iseng-iseng buka jasa desain juga,” Jelas Agung, yang sebelumnya pernah bekerja sebagai desainer grafis.
Walaupun pandemi membuatnya gak punya pekerjaan lagi saat ini, ia gak menyalahkan keadaan sepenuhnya. Ia bisa mengambil sisi positif dari kejadiaan ini.
Beberapa di antaranya ia mengungkapkan bahwa saat ini ia menjadi lebih peduli dengan kesehatan, bisa berkumpul dengan keluarga di rumah, dan juga mempelajari hal baru, seperti memproduksi musik digital.
Farah Nadhilah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @farranadh
Salah satunya adalah industri musik, yang identik dengan konser dan berkumpulnya massa, yang juga harusdihentikan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
Foto: Dok. Agung Ralyansyah
Mungkin kamu juga ikut kecewa dengan hal ini, udah beli tiket konser idola, tapi ternyata harus ditunda, bahkan ada yang dibatalkan. Tapi gak apa-apa, yang penting kesehatan dan keselamatan tetap terjaga. Untuk masalah tiket pun, masih memungkinkan untuk uang kembali (refund) oleh pihak promotor.
Tapi gimana dengan orang-orang di balik layar yang menggantungkan hidupnya dari acara-acara musik ini jika dibatalkan?
Dampak ini dirasakan oleh Agung Ralyansyah, fotografer panggung, yang penghasilan utamanya dari hasil memotret konser.
“Udah dari awal Maret, semua job gue ditunda dan dibatalkan. Sampe bulan ini dan ke depannya, gue udah gak ada jadwal buat motret lagi,” katanya.
“Yang ditunda pun masih belum pasti bakal di-reschedule kapan, kan gak tau pandemi ini kapan berakhir,” lanjutnya.
Foto: Dok. Agung Ralyansyah
Bekerja dalam bidang yang selalu turun ke lapangan, memang gak bisa menerapkan konsep bekerja di rumah atau work from home. Lalu, gimana caranya fotografer panggung bisa bertahan hidup di tengah pandemi kalau udah gak ada pekerjaan motret berbulan-bulan?
“Dari yang semenjak awal Maret itu sampe sekarang, gue bertahan hidup dengan ngandelin uang tabungan dan akhir-akhir ini gue lagi iseng-iseng buka jasa desain juga,” Jelas Agung, yang sebelumnya pernah bekerja sebagai desainer grafis.
Walaupun pandemi membuatnya gak punya pekerjaan lagi saat ini, ia gak menyalahkan keadaan sepenuhnya. Ia bisa mengambil sisi positif dari kejadiaan ini.
Beberapa di antaranya ia mengungkapkan bahwa saat ini ia menjadi lebih peduli dengan kesehatan, bisa berkumpul dengan keluarga di rumah, dan juga mempelajari hal baru, seperti memproduksi musik digital.
Farah Nadhilah
Kontributor GenSINDO
Politeknik Negeri Jakarta
Instagram: @farranadh
(it)
tulis komentar anda