5 Fakta dan Lirik Lagu Wake Me Up When September Ends
Rabu, 01 September 2021 - 22:20 WIB
Lagu Wake Me Up When September Ends milik Green Day senantiasa muncul di linimasa media sosial begitu bulan ke-9 penanggalan Masehi itu tiba. Lagu yang dirilis pada 2005 itu seolah menjadi anthem bagi banyak orang dalam menyambut bulan ini. Apalagi, selama 16 tahun terakhir, lagu ini telah diasosiasikan dengan sejumlah peristiwa tragis yang terjadi di September di tahun yang berbeda.
Banyak fakta menarik di balik Wake Me Up When September Ends ini. Musiknya memang terdengar rancak, tapi di saat yang sama, ada kesedihan mendalam di sana. Sementara, liriknya yang puitis punya makna kehilangan yang mendalam. Ya, lagu ini memang tentang rasa kehilangan.
Sejak dirilis, lagu ini selalu diputar di September. Di Amerika Serikat (AS), lagu ini didedikasikan kepada para korban Badai Katrina yang menerjang di akhir Agustus 2005. Lagu ini juga dianggap sebagai dedikasi untuk korban serangan 11 September 2001 di New York dan Washington DC. Lantas, apa fakta lain di balik lagu ini? Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya!
1. Wake Me Up When September Ends bukan lagu tentang bencana
Selama ini, Wake Me Up When September Ends dianggap sebagai lagu yang didedikasikan kepada para korban bencana Badai Katrina dan Serangan 9/11. Faktanya, lagu ini, meski bertema kehilangan, bukanlah lagu tentang bencana. Lagu ini adalah tentang ayah Billie Joe Armstrong, gitaris dan vokalis Green Day, yang meninggal dunia pada 1 September 1982 ketika dia berusia 10 tahun. Mengutip SongFacts, setelah pemakaman sang ayah, Billie Joe menangis, berlari pulang dan mengunci dirinya di dalam kamar. Ketika ibunya pulang dan mengetuk kamarnya, Billie menjawab, “Bangunkan aku kalau September sudah berakhir.” Kata-kata ini akhirnya menjadi judul lagunya.
2. Cerita di lagu Wake Me Up When September Ends
Dari liriknya, bisa diketahui kalau lagu ini punya cerita yang mendalam. Billie sebenarnya sudah mengungkapkan tentang kepergian ayahnya di lirik lagu ini lewat rentetan kata: "like my father’s come to pass". Untaian kata ini diulangi dua kali dengan rententan kata berbeda setelahnya.
Yang pertama adalah "seven years has gone so fast". Kalimat ini merujuk kepada bagaimana band bentukan Billie Joe dan Mike Dirnt, Sweet Children, dibentuk 7 tahun setelah kematian ayah Billie Joe. Sweet Children kemudian bertransformasi menjadi Green Day seperti yang dikenal sekarang. Yang kedua adalah "twenty years has gone so fast". Kalimat ini merujuk pada selisih waktu antara kematian ayahnya dan ketika Billie Joe menulis lagu ini.
3. Perilisan Wake Me Up When September Ends
Wake Me Up When September Ends tidak dirilis di bulan September. Faktanya, lagu ini dirilis pada 13 Juni 2005. Lagu adalah single ke-4 album ketujuh Green Day, American Idiot. Seharusnya, lagu itu masuk album kompilasi mereka, Shenanigans, pada 2002. Namun, karena Billie Joe merasa tidak berada di kondisi emosional untuk merekam lagu itu, maka lagu itu pun ditahan dan dirilis di American Idiot pada 2004. Karena alasan inilah, lagu ini sama sekali tidak punya kaitan dengan cerita yang dijalankan di American Idiot. Pada satu kesempatan, Billie Joe menyebut lagu itu adalah lagu yang paling pribadi yang pernah dia tulis. Baginya, lagu itu adalah terapi, tapi juga sulit untuk ditampilkan.
Baca Juga: 10 Penyanyi dan Musisi Rock yang Membenci Lagu Hits Sendiri
4. Video musiknya terinspirasi Perang Irak
Video musik Wake Me Up When September Ends disutradarai Samuel Bayer. Dia dikenal pernah menukangi video musik lagu Nirvana, Metallica, Ramones, Iron Maiden dan lain-lain. Samuel memperlakukan video musik ini sebagai film mini dan memasukkan ide tentang tema Perang Irak setelah mewawancarai tentara yang ikut perang setelah terbujuk iklan di televisi. Video musik itu berusaha membalik mesin ke dirinya sendiri dengan berperan sebagai iklan ‘pemikiran bebas atau perdamaian’. Meski jauh dari makna harafiah lagunya, Billie Joe merasa ide ini pas karena tema kehilangan di lagu itu.
Video musiknya dibintangi Jamie Bell dan Evan Rachel Wood. Video ini mengisahkan tentang sepasang kekasih. Sang lelaki berjanji tidak akan meninggalkan wanita pujaannya. Tapi, mereka kemudian bertengkar setelah sang lelaki mendaftarkan diri ke Korps Marinir AS. Menurut sang lelaki, tindakannya adalah cara untuk menunjukkan betapa besar cintanya pada si wanita itu kalau dia akan mempertaruhkan nyawa demi keselamatannya. Namun, si wanita sudah terlanjur patah hati karena sang lelaki ingar janji untuk tidak pernah meninggalkannya. Video itu kemudian memperlihatkan sang lelaki di medan perang di Irak dan disergap para gerilyawan. Video itu kemudian memperlihatkan si wanita menangis di sebuah ladang yang sunyi.
Banyak fakta menarik di balik Wake Me Up When September Ends ini. Musiknya memang terdengar rancak, tapi di saat yang sama, ada kesedihan mendalam di sana. Sementara, liriknya yang puitis punya makna kehilangan yang mendalam. Ya, lagu ini memang tentang rasa kehilangan.
Sejak dirilis, lagu ini selalu diputar di September. Di Amerika Serikat (AS), lagu ini didedikasikan kepada para korban Badai Katrina yang menerjang di akhir Agustus 2005. Lagu ini juga dianggap sebagai dedikasi untuk korban serangan 11 September 2001 di New York dan Washington DC. Lantas, apa fakta lain di balik lagu ini? Dikutip dari berbagai sumber, berikut ulasannya!
1. Wake Me Up When September Ends bukan lagu tentang bencana
Selama ini, Wake Me Up When September Ends dianggap sebagai lagu yang didedikasikan kepada para korban bencana Badai Katrina dan Serangan 9/11. Faktanya, lagu ini, meski bertema kehilangan, bukanlah lagu tentang bencana. Lagu ini adalah tentang ayah Billie Joe Armstrong, gitaris dan vokalis Green Day, yang meninggal dunia pada 1 September 1982 ketika dia berusia 10 tahun. Mengutip SongFacts, setelah pemakaman sang ayah, Billie Joe menangis, berlari pulang dan mengunci dirinya di dalam kamar. Ketika ibunya pulang dan mengetuk kamarnya, Billie menjawab, “Bangunkan aku kalau September sudah berakhir.” Kata-kata ini akhirnya menjadi judul lagunya.
2. Cerita di lagu Wake Me Up When September Ends
Dari liriknya, bisa diketahui kalau lagu ini punya cerita yang mendalam. Billie sebenarnya sudah mengungkapkan tentang kepergian ayahnya di lirik lagu ini lewat rentetan kata: "like my father’s come to pass". Untaian kata ini diulangi dua kali dengan rententan kata berbeda setelahnya.
Yang pertama adalah "seven years has gone so fast". Kalimat ini merujuk kepada bagaimana band bentukan Billie Joe dan Mike Dirnt, Sweet Children, dibentuk 7 tahun setelah kematian ayah Billie Joe. Sweet Children kemudian bertransformasi menjadi Green Day seperti yang dikenal sekarang. Yang kedua adalah "twenty years has gone so fast". Kalimat ini merujuk pada selisih waktu antara kematian ayahnya dan ketika Billie Joe menulis lagu ini.
3. Perilisan Wake Me Up When September Ends
Wake Me Up When September Ends tidak dirilis di bulan September. Faktanya, lagu ini dirilis pada 13 Juni 2005. Lagu adalah single ke-4 album ketujuh Green Day, American Idiot. Seharusnya, lagu itu masuk album kompilasi mereka, Shenanigans, pada 2002. Namun, karena Billie Joe merasa tidak berada di kondisi emosional untuk merekam lagu itu, maka lagu itu pun ditahan dan dirilis di American Idiot pada 2004. Karena alasan inilah, lagu ini sama sekali tidak punya kaitan dengan cerita yang dijalankan di American Idiot. Pada satu kesempatan, Billie Joe menyebut lagu itu adalah lagu yang paling pribadi yang pernah dia tulis. Baginya, lagu itu adalah terapi, tapi juga sulit untuk ditampilkan.
Baca Juga: 10 Penyanyi dan Musisi Rock yang Membenci Lagu Hits Sendiri
4. Video musiknya terinspirasi Perang Irak
Video musik Wake Me Up When September Ends disutradarai Samuel Bayer. Dia dikenal pernah menukangi video musik lagu Nirvana, Metallica, Ramones, Iron Maiden dan lain-lain. Samuel memperlakukan video musik ini sebagai film mini dan memasukkan ide tentang tema Perang Irak setelah mewawancarai tentara yang ikut perang setelah terbujuk iklan di televisi. Video musik itu berusaha membalik mesin ke dirinya sendiri dengan berperan sebagai iklan ‘pemikiran bebas atau perdamaian’. Meski jauh dari makna harafiah lagunya, Billie Joe merasa ide ini pas karena tema kehilangan di lagu itu.
Video musiknya dibintangi Jamie Bell dan Evan Rachel Wood. Video ini mengisahkan tentang sepasang kekasih. Sang lelaki berjanji tidak akan meninggalkan wanita pujaannya. Tapi, mereka kemudian bertengkar setelah sang lelaki mendaftarkan diri ke Korps Marinir AS. Menurut sang lelaki, tindakannya adalah cara untuk menunjukkan betapa besar cintanya pada si wanita itu kalau dia akan mempertaruhkan nyawa demi keselamatannya. Namun, si wanita sudah terlanjur patah hati karena sang lelaki ingar janji untuk tidak pernah meninggalkannya. Video itu kemudian memperlihatkan sang lelaki di medan perang di Irak dan disergap para gerilyawan. Video itu kemudian memperlihatkan si wanita menangis di sebuah ladang yang sunyi.
tulis komentar anda