Para Pemain Pretty Little Liars Indonesia Berbagi Tips Melawan Perundungan Dunia Maya
Kamis, 21 Mei 2020 - 12:45 WIB
JAKARTA - Sekelas seleb pun masih suka kena perundungan di dunia maya, apalagi kita yang kelas rakyat jelata.
Fakta menunjukkan, 84 persen remaja di Indonesia pernah mengalami perundungan di dunia maya alias cyberbullying, termasuk para seleb.
Seenggaknya, itulah yang dialami Jennifer Coppen, pemeran Mona dalam serial "Pretty Little Liar" (PLL) versi Indonesia yang tayang di Viu.
“Ibaratnya, seolah-olah kita salah mulu. Pas SD, aku sering jadi korban bullying. Dulu, kan, fisikku gak sempurna, dianggap jelek lah sama orang-orang, jadi sering dibully. Nah sekarang, karena udah berubah, masih ada aja yang ngatain dan nuduh aku gak alami, macem-macem pokoknya," papar aktris berusia 18 tahun ini.
Buat yang belum tahu, "Pretty Little Liars" yang dibintangi Jennifer juga mengandung pesan cyberbullying. Pesan ini pun kembali dikampanyekan lewat diskusi daring bertajuk “Pretty Little Liars Meet & Greet: #StopCyberbullying” di kanal YouTube Viu Indonesia, Rabu (20/05) lalu.
Foto: YouTube Viu
Dipandu oleh Arif Tirtosudiro, sejumlah aktris pemeran serial ini, seperti Yuki Kato, Anya Geraldine, Valerie Thomas, Shindy Huang, dan Wulan Guritno membagikan pengalaman dan pandangan mereka terhadap cyberbullying.
Menurut mereka, sebagai seleb, jenis cyberbullying yang diterima mirip, antara body shaming atau beauty shaming.
Apalagi, sebagai seleb, mereka menyadari netizen hobi banget mengamati perilaku mereka sehari-hari, dan jadi lebih rentan kena cyberbullying saat harapan netizen gak sesuai dengan realita sang seleb idola.
Terus, gimana, sih, cara mereka buat ngelawan cyberbullying? Yuki, Anya, Valerie, Shindy, dan Wulan kompak berpesan untuk sebisa mungkin tetap cuek aja. Kuatkan diri sendiri, cari sistem pendukung dari keluarga, sahabat, atau lingkungan sekitar.
"Pelaku cyberbullying biasanya cuma sirik, ikut-ikutan, nyari pelampiasan karena mau balas dendam, dan termasuk bagian dari budaya yang susah diilangin. Jadi, emang pertahanan diri sendiri yang harus kuat," ujar Anya Geraldine.
Sebelum diskusi berakhir, para pemain dan narasumber menyampaikan pesan motivasi untuk para pejuang antibullyingdi luar sana.
Foto: Viu
Menurut Yuki, kalo kita bisa dorong diri sendiri buat berpikir positif, pasti bisa menjadikan bahan bully sebagai angin lalu. "Intinya, harus bisa percaya diri dan cintai diri sendiri, biar gak gampang baper," tegasnya.
Kalo dari Anya, Valerie, dan Shindy, kita harus tetap tenang, coba saring informasi yang baik, gak usah ditanggepin atau dibalas. Tapi, misalnya sangat mengganggu, kita bisa memblokir akun si pelaku.
“Everyone is fighting their own battle. So, just be kind to everyone! Kita fokus ke hal baik aja, harus lebih bijak dan anggap para pelaku itu mungkin lagi ada masalah. Atau anggap mereka gak ada," ujar Wulan Guritno.
Terakhir, ada pesan dari dua narasumber yang berkecimpung dalam dunia cyberbullying, yaitu Editor/Co-Founder Magdalene.co, Hera Diani, serta Fabelyn BW dari komunitas stop bullying SudahDong.
Fakta menunjukkan, 84 persen remaja di Indonesia pernah mengalami perundungan di dunia maya alias cyberbullying, termasuk para seleb.
Seenggaknya, itulah yang dialami Jennifer Coppen, pemeran Mona dalam serial "Pretty Little Liar" (PLL) versi Indonesia yang tayang di Viu.
“Ibaratnya, seolah-olah kita salah mulu. Pas SD, aku sering jadi korban bullying. Dulu, kan, fisikku gak sempurna, dianggap jelek lah sama orang-orang, jadi sering dibully. Nah sekarang, karena udah berubah, masih ada aja yang ngatain dan nuduh aku gak alami, macem-macem pokoknya," papar aktris berusia 18 tahun ini.
Buat yang belum tahu, "Pretty Little Liars" yang dibintangi Jennifer juga mengandung pesan cyberbullying. Pesan ini pun kembali dikampanyekan lewat diskusi daring bertajuk “Pretty Little Liars Meet & Greet: #StopCyberbullying” di kanal YouTube Viu Indonesia, Rabu (20/05) lalu.
Foto: YouTube Viu
Dipandu oleh Arif Tirtosudiro, sejumlah aktris pemeran serial ini, seperti Yuki Kato, Anya Geraldine, Valerie Thomas, Shindy Huang, dan Wulan Guritno membagikan pengalaman dan pandangan mereka terhadap cyberbullying.
Menurut mereka, sebagai seleb, jenis cyberbullying yang diterima mirip, antara body shaming atau beauty shaming.
Apalagi, sebagai seleb, mereka menyadari netizen hobi banget mengamati perilaku mereka sehari-hari, dan jadi lebih rentan kena cyberbullying saat harapan netizen gak sesuai dengan realita sang seleb idola.
Terus, gimana, sih, cara mereka buat ngelawan cyberbullying? Yuki, Anya, Valerie, Shindy, dan Wulan kompak berpesan untuk sebisa mungkin tetap cuek aja. Kuatkan diri sendiri, cari sistem pendukung dari keluarga, sahabat, atau lingkungan sekitar.
"Pelaku cyberbullying biasanya cuma sirik, ikut-ikutan, nyari pelampiasan karena mau balas dendam, dan termasuk bagian dari budaya yang susah diilangin. Jadi, emang pertahanan diri sendiri yang harus kuat," ujar Anya Geraldine.
Sebelum diskusi berakhir, para pemain dan narasumber menyampaikan pesan motivasi untuk para pejuang antibullyingdi luar sana.
Foto: Viu
Menurut Yuki, kalo kita bisa dorong diri sendiri buat berpikir positif, pasti bisa menjadikan bahan bully sebagai angin lalu. "Intinya, harus bisa percaya diri dan cintai diri sendiri, biar gak gampang baper," tegasnya.
Kalo dari Anya, Valerie, dan Shindy, kita harus tetap tenang, coba saring informasi yang baik, gak usah ditanggepin atau dibalas. Tapi, misalnya sangat mengganggu, kita bisa memblokir akun si pelaku.
“Everyone is fighting their own battle. So, just be kind to everyone! Kita fokus ke hal baik aja, harus lebih bijak dan anggap para pelaku itu mungkin lagi ada masalah. Atau anggap mereka gak ada," ujar Wulan Guritno.
Terakhir, ada pesan dari dua narasumber yang berkecimpung dalam dunia cyberbullying, yaitu Editor/Co-Founder Magdalene.co, Hera Diani, serta Fabelyn BW dari komunitas stop bullying SudahDong.
tulis komentar anda