2 Agensi Besar K-Pop yang Terbukti Menjelekkan Grup dan Agensi Lain lewat Viral Marketing

Rabu, 24 Juli 2024 - 10:34 WIB
SM Entertainment jadi salah satu agensi besar K-pop yang ketahuan menjelekkan agensi lainnya. Foto/Yonhap
JAKARTA - Persaingan dalam industri K-pop sangatlah ketat dan keras, bahkan sampai membuat agensi K-pop besar pun tak ragu untuk menjelekkan grup-grup dari agensi lawan.

Salah satu cara untuk menjelekkannya adalah dengan meminjam 'tangan' pihak lain. Adapun caranya dengan meminta pihak lain itu melakukan viral marketing (pemasaran viral).

Viral marketing adalah teknik menyebarkan informasi secara cepat dan luas, dalam kasus K-pop ini adalah melalui berbagai forum daring dan media sosial. Sasarannya adalah grup-grup dari agensi lain yang dianggap sebagai saingan beratnya.





Jika konten viral marketing itu ramai dibahas di berbagai media dan banyak yang menyetujui kontennya, maka suara publik seolah sepakat dengan konten tersebut. Dalam hal ini, jika konten tersebut menjelek-jelekkan satu grup tertentu, maka mayoritas publik akan terlihat setuju bahwa grup tersebut memang buruk.

Banyak yang menganggap bahwa teknik viral marketing kerap digunakan agensi, baik untuk sekadar menaikkan popularitas grupnya maupun menjelek-jelekkan grup dari agensi lain.

Sejauh ini, ada dua agensi besar K-pop yang ketahuan melakukan viral marketing dengan tujuan menjelek-jelekkan beberapa grup lainnya. Berikut ini ulasannya.

2 Agensi K-Pop yang Membuat Konten Negatif tentang Grup Agensi Lain



1. SM Entertainment





Laporan eksklusif dari TenAsia pada 23 Juli 2024 mengungkap bahwa SM Entertainment menyewa perusahaan humas (PR company) Astraphe untuk membuat dan menyebarkan opini negatif tentang HYBE.

Opini ini disebarkan di forum-forum daring di Korea seperti Theqoo dan Instiz pada masa perebutan pembelian saham SM Entertainment antara HYBE dan Kakao Corp. pada Februari-Maret 2023.

Opini-opini negatif yang dibuat antara lain grup-grup SM Entertainment akan dibubarkan jika agensi ini diambil alih oleh HYBE, artis SM Entertainment akan dibungkam atau kontrak mereka akan diputus oleh HYBE, serta artis SM Entertainment akan keluar jika kontrak mereka telah habis.

Untuk membuat dan menyebarkan konten opini negatif tentang HYBE, SM Entertainment dan Astraphe memuat grup chat di Telegram berisi 6 orang. Mereka terdiri dari 2 karyawan SM Entertainment, 1 Kepala Astraphe bermarga Park, dan 3 lainnya dari perusahaan pembuat konten viral.

Awalnya, kontrak dibuat hanya untuk mengenalkan konsep SM Entertainment 3.0, tapi Astraphe menyarankan agar mereka juga melakukan "media mix", yaitu membuat konten viral, bukan sekadar konten sosialiasi biasa.

Karena bentuk layanannya jadi meluas, nilai kontrak SM Entertainment dengan Astraphe pun menjadi cukup besar, mencapai 1,38 miliar won atau sekitar Rp16,15 miliar.

SM Entertainment menanggapi secara resmi berita TenAsia dengan mengatakan bahwa konten media mix yang membuat dan menyebarkan konten negatif tersebut hanya mengambil porsi kecil dari kontrak yang mereka buat.

"Tujuannya untuk menyatakan posisi perusahaan kepada pemegang saham demi mempertahankan hak manajemen," ujar perwakilan SM Entertainment.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More