Mengapa Makin Banyak Drakor tentang Kawin Kontrak? Ini Kata Pengamat

Rabu, 29 November 2023 - 11:51 WIB
Drama Korea tentang kawin kontrak makin banyak dibuat sebagai cermin perubahan di tengah masyarakat Korsel. Foto/SBS
SEOUL - Tema kawin kontrak dalam drama Korea adalah hal yang klise. Namun kini tema tersebut banyak dimodifikasi dengan elemen fantasi, dan tetap jadi favorit penonton.

Pada ujung tahun 2023 saja, dalam waktu berdekatan, ada tiga drama Korea tentang kawin kontrak yang ditayangkan. Mulai dari Perfect Marriage Revenge, My Demon, dan The Story of Park's Marriage.

Tahun depan juga sudah dipastikan akan ada Because I Want No Loss yang diperankan Shin Min-ah dan Kim Young-dae. Sebelumnya pada awal tahun 2023, ada Love to Hate You dan The Real Has Come.





Tiga drama yang tayang bersamaan yang telah disebut di atas sama-sama menambahkan elemen fantasi dalam ceritanya. Perfect MarriageRevenge diawali dengan kisah karakter utama perempuan yang mengalami perjalanan waktu mundur setahun, lalu melakukan kawin kontrak dengan pria yang menjadi suami masa depan adiknya.

Lalu dalam My Demon, manusia menjalin pernikahan kontrak dengan iblis. Terakhir, The Story of Park's Marriage tentang protagonis perempuan dari Era Joseon yang masuk ke masa kini dan menjalani kawin kontrak dengan pewaris takhta bisnis.

Menurut kritikus drama Korea Jo Sung-kyung, banyaknya tema kawin kontrak dalam drama Korea belakangan ini adalah karena adanya perubahan persepsi sosial di tengah masyarakat Korea Selatan. Ini lantas dicerminkan dalam drakor romantis.

"Meski kini banyak yang tidak ingin menikah, tapi masih banyak juga yang percaya bahwa pernikahan adalah hal yang besar dalam kehidupan. Karena itulah konsep kawin kontrak menjadi alat untuk menciptakan sebuah momen dalam drama," ujar Jo Sung-kyung, mengutip dari Xports News.



Foto: MBC

Masih menurut Sung-kyung, dalam drama romantis, pernikahan kerap dijadikan tujuan akhir dalam cerita. Pernikahan adalah tanda bahwa kisah cinta yang terjadi di antara dua karakternya berakhir sukses.

"Namun sekarang, pernikahan hanya jadi alat untuk menciptakan sebuah cerita. Dengan konsep kawin kontrak, maka penonton yang tak ingin menikah tetap penasaran dengan cerita dalam drama," kata Sung-kyung.

Mengutip Chosun, anak muda di Korea Selatan yang menunda atau tak ingin menikah dan tak ingin punya anak membuat tingkat kelahiran di negara itu turun menjadi 0,78% pada tahun lalu. Ini menjadi angka tertinggi di seluruh dunia.

Masih dari sumber yang sama, pada 2020, generasi muda Korea Selatan berusia 19-34 tahun berjumlah 10.213.000 jiwa. Ini adalah 20,4% dari populasi negara tersebut.



Angka ini sebenarnya sudah turun signifikan sebanyak 483.000 orang atau 4,5% selama periode 2015-2020. Pada 2050, populasi orang dewasa muda diperkirakan akan berkurang menjadi 5.213.000, yang artinya hanya 11,0% dari total populasi Korea Selatan.

Beberapa alasan kaum muda Korea Selatan tidak ingin menikah dan punya anak adalah karena tekanan persaingan, kekhawatiran akan pekerjaan, biaya tempat tinggal, dan tingginya biaya pendidikan.
(ita)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More