CERMIN: Rencana Besar di Balik Pembobolan Bank
Jum'at, 06 Oktober 2023 - 17:50 WIB
JAKARTA - Tahun 2013. Novel Rencana Besar dirilis dan melambungkan nama Tsugaeda sebagai novelis spesialis thriller kriminal yang berhasil.
Ranah perbukuan bisa jadi memang terlihat lebih maju dan lebih variatif dibanding dengan film sebagai sesama pilar industri kreatif. Beberapa novelis berani menyodorkan tema atau isu yang segar dan menarik dan ternyata juga disambut hangat di pasaran. Salah satunya novel Rencana Besaryang dianggap berhasil memilin cerita berlatar perbankan dengan seru dan membuat puas pembacanya.
Fahri Rasihan mengulas novel tersebut via Goodreads dan memujinya setinggi langit. “Formula yang diracik Tsugaeda dalam Rencana Besar menghasilkan cerita yang baru dan segar, khususnya bagi penggemar novel thriller dan misteri. Jangan harap menemukan adegan sadis yang berdarah-darah di dalamnya.
Sebaliknya Rencana Besar lebih banyak berisi investigasi dan aksi yang justru menjadi kunci utama dalam jalan ceritanya. Meskipun konfliknya terlihat rumit dan semrawut, tapi Tsugaeda bisa mengurainya hingga ke bagian terkecil, sehingga pembaca akan dengan mudah menikmatinya.”
Lalu 10 tahun kemudian, novel tersebut diadaptasi menjadi serial enam episode yang tayang di Prime Video. Tak sekadar mengadaptasi, tim pembuat serialnya yang dikomandoi sutradara Danial Rifki berani melakukan perombakan besar-besaran demi kebutuhan dramatis dan terutama menyesuaikannya dengan kondisi terkini di negeri ini. Seharusnya memang adaptasi novel lokal bisa seberani ini, melakukan apa pun terkait dengan pengembangan cerita demi kualitas akhir berupa serial yang lebih memikat.
Foto: Prime Video
Bagi yang sudah membaca novelnya, keinginan untuk membanding-bandingkan materi asli dengan adaptasi hampir pasti akan selalu ada. Tapi jika kita bisa melepaskan keinginan itu, maka kita akan melihat enam episode yang tersaji dengan storytelling yang yang tak linear tapi lancar bertutur, pengarahan yang solid, dan tentu saja juga dukungan akting dari ensemble cast-nya. Bisa jadi Rencana Besar adalah serial lokal paling ambisius sekaligus terbaik kualitasnya sejauh ini.
Rencana Besar merentang panjang kisahnya dari tahun 1998 hingga masa kini. Dibuka dengan adegan yang tentu saja memang dibuat untuk membuat penonton terkaget dan akhirnya mengikuti kisah ini hingga selesai. Adegan itu berupa suasana kacau sebuah demo di depan Universal Bank of Indonesia [UBI], dengan seorang laki-laki berpidato dengan semangat menyala-nyala.
Namun laki-laki itu tak pernah menyadari bahwa bahaya sedang mengintainya. Malaikat maut sedang melihatnya dengan cemas. Sebuah letusan senjata terdengar dan kita melihat selanjutnya si laki-laki terkapar bersimbah darah.
Rencana Besar terus menggedor dengan cerita yang dituturkan dengan editing yang efisien. Kita tahu bahwa ada sebuah aksi lain yang terjadi: pembobolan uang dari rekening UBI sebesar Rp17 miliar. Jumlahnya mungkin tak besar tapi cukup membuat para nasabah menjadi cemas.
Foto: Prime Video
Secara efektif pula, Danial memperkenalkan tokoh-tokohnya: Rifad Akbar, penggerak serikat buruh; Ayumi Pratiwi, auditor internal yang jarang bergaul dengan sesamanya; Amanda Suseno, tenaga pemasaran yang juga lihai menggerakkan massa dari media sosial, serta Reza Ramaditya, tenaga IT yang over-qualified dengan pekerjaan remeh temeh yang mesti dihadapinya setiap hari. Keempatnya bekerja di tempat yang sama: UBI.
Pelan-pelan kita melihat bagaimana mereka saling termotivasi untuk bergerak bersama, saling bergandengan tangan untuk menguatkan niat mereka dan terutama ketika tahu bahwa musuh besar mereka, Surya Nawasena, sedang bersiap-siap untuk mencalonkan diri menjadi presiden. Surya punya agenda besar yang mahajahat dan potensial meluluhlantakkan negeri yang sudah merdeka selama 78 tahun ini.
Bisa jadi Titien Wattimena yang mengomandoi adaptasi cerita novelnya lebih lihai dari Tsugaeda dalam hal menyusun teka-teki cerita. Ia membuat beberapa kepingan baru dalam cerita yang mengangkatnya dalam semesta yang lebih luas. Ia juga mengaitkannya dengan brilian dengan suasana di Indonesia hari-hari belakangan ini. Rencana Besar akhirnya terasa lebih utuh, lebih mengalir dan lebih relevan dengan situasi saat ini.
Foto: Prime Video
Ranah perbukuan bisa jadi memang terlihat lebih maju dan lebih variatif dibanding dengan film sebagai sesama pilar industri kreatif. Beberapa novelis berani menyodorkan tema atau isu yang segar dan menarik dan ternyata juga disambut hangat di pasaran. Salah satunya novel Rencana Besaryang dianggap berhasil memilin cerita berlatar perbankan dengan seru dan membuat puas pembacanya.
Fahri Rasihan mengulas novel tersebut via Goodreads dan memujinya setinggi langit. “Formula yang diracik Tsugaeda dalam Rencana Besar menghasilkan cerita yang baru dan segar, khususnya bagi penggemar novel thriller dan misteri. Jangan harap menemukan adegan sadis yang berdarah-darah di dalamnya.
Sebaliknya Rencana Besar lebih banyak berisi investigasi dan aksi yang justru menjadi kunci utama dalam jalan ceritanya. Meskipun konfliknya terlihat rumit dan semrawut, tapi Tsugaeda bisa mengurainya hingga ke bagian terkecil, sehingga pembaca akan dengan mudah menikmatinya.”
Lalu 10 tahun kemudian, novel tersebut diadaptasi menjadi serial enam episode yang tayang di Prime Video. Tak sekadar mengadaptasi, tim pembuat serialnya yang dikomandoi sutradara Danial Rifki berani melakukan perombakan besar-besaran demi kebutuhan dramatis dan terutama menyesuaikannya dengan kondisi terkini di negeri ini. Seharusnya memang adaptasi novel lokal bisa seberani ini, melakukan apa pun terkait dengan pengembangan cerita demi kualitas akhir berupa serial yang lebih memikat.
Foto: Prime Video
Bagi yang sudah membaca novelnya, keinginan untuk membanding-bandingkan materi asli dengan adaptasi hampir pasti akan selalu ada. Tapi jika kita bisa melepaskan keinginan itu, maka kita akan melihat enam episode yang tersaji dengan storytelling yang yang tak linear tapi lancar bertutur, pengarahan yang solid, dan tentu saja juga dukungan akting dari ensemble cast-nya. Bisa jadi Rencana Besar adalah serial lokal paling ambisius sekaligus terbaik kualitasnya sejauh ini.
Rencana Besar merentang panjang kisahnya dari tahun 1998 hingga masa kini. Dibuka dengan adegan yang tentu saja memang dibuat untuk membuat penonton terkaget dan akhirnya mengikuti kisah ini hingga selesai. Adegan itu berupa suasana kacau sebuah demo di depan Universal Bank of Indonesia [UBI], dengan seorang laki-laki berpidato dengan semangat menyala-nyala.
Namun laki-laki itu tak pernah menyadari bahwa bahaya sedang mengintainya. Malaikat maut sedang melihatnya dengan cemas. Sebuah letusan senjata terdengar dan kita melihat selanjutnya si laki-laki terkapar bersimbah darah.
Rencana Besar terus menggedor dengan cerita yang dituturkan dengan editing yang efisien. Kita tahu bahwa ada sebuah aksi lain yang terjadi: pembobolan uang dari rekening UBI sebesar Rp17 miliar. Jumlahnya mungkin tak besar tapi cukup membuat para nasabah menjadi cemas.
Foto: Prime Video
Secara efektif pula, Danial memperkenalkan tokoh-tokohnya: Rifad Akbar, penggerak serikat buruh; Ayumi Pratiwi, auditor internal yang jarang bergaul dengan sesamanya; Amanda Suseno, tenaga pemasaran yang juga lihai menggerakkan massa dari media sosial, serta Reza Ramaditya, tenaga IT yang over-qualified dengan pekerjaan remeh temeh yang mesti dihadapinya setiap hari. Keempatnya bekerja di tempat yang sama: UBI.
Pelan-pelan kita melihat bagaimana mereka saling termotivasi untuk bergerak bersama, saling bergandengan tangan untuk menguatkan niat mereka dan terutama ketika tahu bahwa musuh besar mereka, Surya Nawasena, sedang bersiap-siap untuk mencalonkan diri menjadi presiden. Surya punya agenda besar yang mahajahat dan potensial meluluhlantakkan negeri yang sudah merdeka selama 78 tahun ini.
Bisa jadi Titien Wattimena yang mengomandoi adaptasi cerita novelnya lebih lihai dari Tsugaeda dalam hal menyusun teka-teki cerita. Ia membuat beberapa kepingan baru dalam cerita yang mengangkatnya dalam semesta yang lebih luas. Ia juga mengaitkannya dengan brilian dengan suasana di Indonesia hari-hari belakangan ini. Rencana Besar akhirnya terasa lebih utuh, lebih mengalir dan lebih relevan dengan situasi saat ini.
Foto: Prime Video
tulis komentar anda