Penjelasan In The Name of God: A Holy Betrayal dan Nasib 4 Pemimpin Sektenya
Kamis, 09 Maret 2023 - 12:10 WIB
Myeong-seok disebut selalu mengincar perempuan dengan tinggi 170 cm. Mereka yang menarik hatinya lantas akan dipanggil, dan dilecehkan secara seksual dengan alasan bahwa itulah cara Tuhan dalam berkomunikasi dengan perempuan itu. Myeong-seok bahkan menyebut Tuhan berkomunikasi lewat dirinya dan ia melakukan "pekerjaan Tuhan".
Tak hanya di Korea Selatan, ajarannya juga menyebar hingga ke Hong Kong, Jepang, dan Taiwan. Disebutkan, ia juga memiliki ratusan cabang gereja. Pada orang terdekatnya, Myeong-seok juga menyebut bahwa misinya adalah meniduri 10 ribu perempuan.
Kebiadaban Myeong-seok mulai terkuak pada tahun 1999, saat 10 orang pengikutnya mengaku diperkosa. Pada 2008, Myeong-seok ditangkap oleh pemerintah China dan dideportasi ke Korea Selatan.
Myeong-seok lantas dipenjara hingga 10 tahun. Namun bahkan saat di dalam penjara pun, ia masih bisa melaksanakan aksi bejatnya. Beberapa pengikutnya bisa menyusupkan para perempuan ke penjara, dan Myeong-seok tetap bisa memperkosa para korban.
Kini, Myeong-seok sudah dibebaskan, dan masih hidup tenang dengan menyebarkan ajarannya. Nama JMS yang juga populer dengan nama Providence, kini berubah menjadi Christian Gospel Mission.
Hingga kini, para pengikutnya juga masih percaya bahwa Jeong Myeong-seok tidak bersalah.
Foto: Netflix
Ini adalah kasus yang mengerikan, melibatkan kematian 32 laki-laki dan perempuan yang diduga melakukan aksi bunuh diri massal pada 29 Agustus 1987. Lokasinya adalah di sebuah pabrik yang tengah dibangun di Provinsi Gyeonggi-do.
Seluruh korban adalah anggota sekte religi sekaligus bisnis pasar finansial (trading) bernama Five Oceans, termasuk pemimpin sektenya, Park Soon-ja. Perusahaan ini juga berutang hingga 10 miliar won kepada para krediturnya.
Hingga kini, kasus ini masih menimbulkan perdebatan dan spekulasi dari para saksi dan pihak lainnya. Serial ini pun memasukkan spekulasi itu.
Park Soon-ja awalnya memiliki usaha sebagai produsen kerajinan tangan yang sangat peduli pada kesejahteraan karyawannya. Ia dianggap melakukan pemberdayaan perempuan di Daejeon, dan dilihat sebagai sosok dermawan.
Sebuah fakta lantas mengungkap bahwa Soon-ja meminta karyawannya menabung di tempatnya dengan imbalan bunga 20%-40-%. Namun saat ada anggota yang meminta uangnya, orang tersebut malah dipukuli. Polisi lalu datang untuk menyelidiki, tapi Soon-ja menghilang, dan ia lalu ditemukan tewas di lokasi aksi bunuh diri atau pembunuhan massal.
Yang membuat kasus ini membingungkan adalah Park Soon-ja ternyata mati lebih dulu. Ini tentu jadi hal yang ganjil karena pemimpin sekte biasanya akan menjadi korban terakhir dari aksi bunuh diri massal setelah menyelesaikan ritualnya.
Adapun laporan resmi polisi menyebut bahwa 31 orang di lokasi pabrik dicekik sampai mati oleh manajer pabrik di provinsi Gyeonggi-do. Sang manajer pada akhirnya melakukan bunuh diri juga.
Fakta dari polisi juga menyebut bahwa perusahaan Park Soon-ja berutang hingga 10 miliar won dan tidak mampu membayarnya. Polisi juga sudah menyatakan perusahaan itu sebagai perusahaan yang menipu dengan skala besar berkedok sekte agama.
Fakta lain yang terungkap adalah ternyata perusahaan itu terkait dengan perusahaan perdagangan lainnya bernama Samwoo, yang dimiliki oleh pengusaha, visioner, sekaligus pemimpin Salvation Sect (Gereja Baptis Injili Korea Selatan) bernama Yoo Byeong-un.
Park Soon-ja rutin mengirim uang ke Byeong-un, dan saat ia berutang banyak, dirinya meminta bantuan pria itu. Namun Yoo Byeong-un menolak untuk menolong Soon-ja. Spekulasi lalu menyebut Soon-ja akhirnya melakukan bunuh diri massal demi menghindari jeratan hukum.
Sementara itu, Byeong-un belakangan terlibat dalam skandal kecelakaan maut Ferry Sewol pada 2014. Sempat menghilang, mayatnya lalu ditemukan di sebuah kebun pada tahun yang sama. Namun penyebab kematiannya hingga kini tidak diungkap.
Tak hanya di Korea Selatan, ajarannya juga menyebar hingga ke Hong Kong, Jepang, dan Taiwan. Disebutkan, ia juga memiliki ratusan cabang gereja. Pada orang terdekatnya, Myeong-seok juga menyebut bahwa misinya adalah meniduri 10 ribu perempuan.
Kebiadaban Myeong-seok mulai terkuak pada tahun 1999, saat 10 orang pengikutnya mengaku diperkosa. Pada 2008, Myeong-seok ditangkap oleh pemerintah China dan dideportasi ke Korea Selatan.
Myeong-seok lantas dipenjara hingga 10 tahun. Namun bahkan saat di dalam penjara pun, ia masih bisa melaksanakan aksi bejatnya. Beberapa pengikutnya bisa menyusupkan para perempuan ke penjara, dan Myeong-seok tetap bisa memperkosa para korban.
Kini, Myeong-seok sudah dibebaskan, dan masih hidup tenang dengan menyebarkan ajarannya. Nama JMS yang juga populer dengan nama Providence, kini berubah menjadi Christian Gospel Mission.
Hingga kini, para pengikutnya juga masih percaya bahwa Jeong Myeong-seok tidak bersalah.
Episode 4: Sekte Five Oceans dengan Pemimpin Park Soon-Ja
Foto: Netflix
Ini adalah kasus yang mengerikan, melibatkan kematian 32 laki-laki dan perempuan yang diduga melakukan aksi bunuh diri massal pada 29 Agustus 1987. Lokasinya adalah di sebuah pabrik yang tengah dibangun di Provinsi Gyeonggi-do.
Seluruh korban adalah anggota sekte religi sekaligus bisnis pasar finansial (trading) bernama Five Oceans, termasuk pemimpin sektenya, Park Soon-ja. Perusahaan ini juga berutang hingga 10 miliar won kepada para krediturnya.
Hingga kini, kasus ini masih menimbulkan perdebatan dan spekulasi dari para saksi dan pihak lainnya. Serial ini pun memasukkan spekulasi itu.
Park Soon-ja awalnya memiliki usaha sebagai produsen kerajinan tangan yang sangat peduli pada kesejahteraan karyawannya. Ia dianggap melakukan pemberdayaan perempuan di Daejeon, dan dilihat sebagai sosok dermawan.
Sebuah fakta lantas mengungkap bahwa Soon-ja meminta karyawannya menabung di tempatnya dengan imbalan bunga 20%-40-%. Namun saat ada anggota yang meminta uangnya, orang tersebut malah dipukuli. Polisi lalu datang untuk menyelidiki, tapi Soon-ja menghilang, dan ia lalu ditemukan tewas di lokasi aksi bunuh diri atau pembunuhan massal.
Yang membuat kasus ini membingungkan adalah Park Soon-ja ternyata mati lebih dulu. Ini tentu jadi hal yang ganjil karena pemimpin sekte biasanya akan menjadi korban terakhir dari aksi bunuh diri massal setelah menyelesaikan ritualnya.
Adapun laporan resmi polisi menyebut bahwa 31 orang di lokasi pabrik dicekik sampai mati oleh manajer pabrik di provinsi Gyeonggi-do. Sang manajer pada akhirnya melakukan bunuh diri juga.
Fakta dari polisi juga menyebut bahwa perusahaan Park Soon-ja berutang hingga 10 miliar won dan tidak mampu membayarnya. Polisi juga sudah menyatakan perusahaan itu sebagai perusahaan yang menipu dengan skala besar berkedok sekte agama.
Fakta lain yang terungkap adalah ternyata perusahaan itu terkait dengan perusahaan perdagangan lainnya bernama Samwoo, yang dimiliki oleh pengusaha, visioner, sekaligus pemimpin Salvation Sect (Gereja Baptis Injili Korea Selatan) bernama Yoo Byeong-un.
Park Soon-ja rutin mengirim uang ke Byeong-un, dan saat ia berutang banyak, dirinya meminta bantuan pria itu. Namun Yoo Byeong-un menolak untuk menolong Soon-ja. Spekulasi lalu menyebut Soon-ja akhirnya melakukan bunuh diri massal demi menghindari jeratan hukum.
Sementara itu, Byeong-un belakangan terlibat dalam skandal kecelakaan maut Ferry Sewol pada 2014. Sempat menghilang, mayatnya lalu ditemukan di sebuah kebun pada tahun yang sama. Namun penyebab kematiannya hingga kini tidak diungkap.
Episode 5-6: Baby Garden dengan Pemimpin Kim Ki-Soon
Lihat Juga :
tulis komentar anda