CERMIN: A Man Called Carmy
Rabu, 01 Februari 2023 - 12:47 WIB
JAKARTA - Tahun 2022. Saya masih berjuang keluar dari kepungan pandemi dan bertemu Carmy, chef muda ambisius dari Chicago.
Sekilas tak ada yang aneh dan menarik perhatian dari sosoknya. Carmy seperti layaknya anak muda kebanyakan. Tapi pada usianya yang masih terbilang muda, ia diserahi tanggung jawab besar: mengurus restoran keluarga, The Original Beef. Dan ia tak punya waktu yang cukup untuk beradaptasi.
Sedari awal cerita berjalan cepat dan kadang terasa tergesa. Dengan pendekatan seperti itu, kita dipaksa masuk ke dunia riuh di belakang restoran tempat keajaiban berupa makanan enak itu diciptakan. Dan seperti kita yang juga tergagap dipaksa masuk ke dalam dunia Carmy dengan cara sedemikian oleh kreatornya, begitu pula Carmy.
Ia langsung bergelut dengan segala hal, dari menu makanan yang berantakan, para bawahan yang susah diatur, sistem yang sama sekali tak ada dan terutama bergulat dengan Richie yang selama ini diserahi oleh kakaknya, Michael, untuk mengurusi restoran tersebut sebelumnya.
Foto: Disney+
Carmy tergagap. Ia masuk merangsek menjalankan tugasnya nyaris tanpa henti. Ia mencoba menjalankan sistemnya dibantu sang asisten, Sydney. Baik Carmy dan Sydney adalah lulusan sekolah kuliner sehingga mereka terbiasa bekerja dalam sistem yang ketat.
Namun bawahan mereka yang bertahun-tahun bekerja di restoran itu tidak. Dan kita tahu betapa sulitnya mengubah kebiasaan yang dijalankan bertahun-tahun tanpa tahu bahwa kebiasaan itu sesungguhnya buruk.
Dari sini, dapur menjadi arena pertempuran. Carmy menjadi panglima dengan bawahan yang bisa dengan mudah memberontak. Tapi ia berusaha menjadi pemimpin yang mendengar.
Ia juga punya Sydney yang berusaha selalu membelanya. Juga Richie yang secara konsisten berusaha menentangnya.
Foto: Disney+
Carmy dalam serial The Bearyang tayang di Disney+ Hotstar adalah kita yang juga sama tergagapnya ketika berada di posisinya. Mendapat warisan restoran dengan segala masalahnya.
Ia punya keinginan sentimental untuk menjaga amanah dari kakaknya itu. Di tengah Chicago yang juga sibuk, Carmy mencoba memperbaiki restoran, juga memperbaiki hubungannya dengan saudarinya, Sugar.
Carmy tahu Michael meninggal bunuh diri. Tapi ia tak punya waktu meratapinya. Ia juga tak punya cara menanyakan kenapa Michael menempuh jalan itu. Ia mesti berkonsentrasi pada restoran atau hidupnya hancur berkeping-keping.
Baca Juga: CERMIN: Menulis dari Pinggiran
Seperti Carmy, saya kadang merokok sendirian di tepi jalan. Mengamati orang lalu lalang. Sembari membiarkan pikiran berkelana. Mengingat-ingat masa lalu dan membayangkan apa yang bakal terjadi jika sesuatu saya lakukan untuk mencegahnya.
Adik saya meninggal karena AIDS pada usia 27. Saya menjenguknya di Makassar ketika ia tengah sakit keras. Tapi saya sok sibuk dan hanya menemaninya selama tiga hari. Ketika adik saya akhirnya meninggal beberapa lama setelahnya, saya menyesali mengapa tak meluangkan waktu lebih lama menemaninya. Uang, toh, selalu bisa dicari tapi kebersamaan dengannya tak akan bisa tergantikan.
Sekilas tak ada yang aneh dan menarik perhatian dari sosoknya. Carmy seperti layaknya anak muda kebanyakan. Tapi pada usianya yang masih terbilang muda, ia diserahi tanggung jawab besar: mengurus restoran keluarga, The Original Beef. Dan ia tak punya waktu yang cukup untuk beradaptasi.
Sedari awal cerita berjalan cepat dan kadang terasa tergesa. Dengan pendekatan seperti itu, kita dipaksa masuk ke dunia riuh di belakang restoran tempat keajaiban berupa makanan enak itu diciptakan. Dan seperti kita yang juga tergagap dipaksa masuk ke dalam dunia Carmy dengan cara sedemikian oleh kreatornya, begitu pula Carmy.
Ia langsung bergelut dengan segala hal, dari menu makanan yang berantakan, para bawahan yang susah diatur, sistem yang sama sekali tak ada dan terutama bergulat dengan Richie yang selama ini diserahi oleh kakaknya, Michael, untuk mengurusi restoran tersebut sebelumnya.
Foto: Disney+
Carmy tergagap. Ia masuk merangsek menjalankan tugasnya nyaris tanpa henti. Ia mencoba menjalankan sistemnya dibantu sang asisten, Sydney. Baik Carmy dan Sydney adalah lulusan sekolah kuliner sehingga mereka terbiasa bekerja dalam sistem yang ketat.
Namun bawahan mereka yang bertahun-tahun bekerja di restoran itu tidak. Dan kita tahu betapa sulitnya mengubah kebiasaan yang dijalankan bertahun-tahun tanpa tahu bahwa kebiasaan itu sesungguhnya buruk.
Dari sini, dapur menjadi arena pertempuran. Carmy menjadi panglima dengan bawahan yang bisa dengan mudah memberontak. Tapi ia berusaha menjadi pemimpin yang mendengar.
Ia juga punya Sydney yang berusaha selalu membelanya. Juga Richie yang secara konsisten berusaha menentangnya.
Foto: Disney+
Carmy dalam serial The Bearyang tayang di Disney+ Hotstar adalah kita yang juga sama tergagapnya ketika berada di posisinya. Mendapat warisan restoran dengan segala masalahnya.
Ia punya keinginan sentimental untuk menjaga amanah dari kakaknya itu. Di tengah Chicago yang juga sibuk, Carmy mencoba memperbaiki restoran, juga memperbaiki hubungannya dengan saudarinya, Sugar.
Carmy tahu Michael meninggal bunuh diri. Tapi ia tak punya waktu meratapinya. Ia juga tak punya cara menanyakan kenapa Michael menempuh jalan itu. Ia mesti berkonsentrasi pada restoran atau hidupnya hancur berkeping-keping.
Baca Juga: CERMIN: Menulis dari Pinggiran
Seperti Carmy, saya kadang merokok sendirian di tepi jalan. Mengamati orang lalu lalang. Sembari membiarkan pikiran berkelana. Mengingat-ingat masa lalu dan membayangkan apa yang bakal terjadi jika sesuatu saya lakukan untuk mencegahnya.
Adik saya meninggal karena AIDS pada usia 27. Saya menjenguknya di Makassar ketika ia tengah sakit keras. Tapi saya sok sibuk dan hanya menemaninya selama tiga hari. Ketika adik saya akhirnya meninggal beberapa lama setelahnya, saya menyesali mengapa tak meluangkan waktu lebih lama menemaninya. Uang, toh, selalu bisa dicari tapi kebersamaan dengannya tak akan bisa tergantikan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda