Review Film The Menu: Jamuan Makan Mewah yang Menyesatkan
loading...
A
A
A
Film bertema makanan biasanya hadir dengan genre drama dan komedi. Tapi, The Menu membawa tema ini ke level lain, yaitu psychological thriller dengan balutan satir yang kental. The Menu membawa penonton ke permainan pikiran tegang yang membuat mereka akan terus menebak apa adegan selanjutnya.
The Menu berkisah tentang sekelompok orang kaya raya dan berpengaruh yang pergi ke sebuah pulau untuk menikmati masakan seorang chef terkenal. Mereka terdiri atas seorang aktor dan selingkuhannya, sepasang suami istri, sepasang kritikus makanan, trio eksekutif finansial, dan dua orang yang seharusnya merupakan pasangan kekasih. Mereka merogoh koceknya dalam-dalam demi menikmati pengalaman makan malam yang tidak akan mereka lupakan.
Setelah diajak tur keliling pulau, para tamu itu kemudian dibawa ke tempat makan. Di sana, sang chef, Julian Slowik (Ralph Fiennes), menjamu mereka dengan makanan berkualitas tinggi yang dipersiapkan langsung di depan mereka. Dengan aksi teatrikal yang menawan, para tamu itu diajak untuk tidak sekadar makan, tapi menikmati makanan tersebut.
Protagonis film ini adalah Margot, yang diperankan Anya Taylor Joy. Dia merupakan satu-satunya tamu tak diundang di jamuan makan tersebut. Margot hadir di tempat itu sebagai pasangan Tyler (Nicholas Hoult). Tyler membawa Margot setelah pacarnya memutuskannya beberapa saat sebelum dia menghadiri jamuan makan tersebut.
Chef Slowik segera tahu kalau Margot bukanlah bagian dari orang-orang kelas atas yang masuk tempat makannya tersebut. Dia pun terus berusaha menguak siapa sejatinya Margot. Slowik tidak ingin rencananya yang sempurna harus rusak gara-gara kehadiran seseorang yang sama sekali tidak dia inginkan dan kenal.
Foto: Disney
Permainan pikiran antara Slowik dan Margot menjadi inti film ini. Slowik yang punya keunggulan merasa di atas angin dengan merasa mampu membuat Margot bertekuk lutut. Tapi, Margot bukanlah orang sembarangan. Sebagai orang dari kalangan bawah, Margot sepenuhnya tahu bagaimana cara untuk bertahan.
The Menu mengajak penonton untuk ikut mengalami jamuan makan mewah yang mungkin tidak bisa dinikmati semua orang. Menghadirkan tak kurang dari 8 menu yang dinikmati para tamunya, makanan yang disajikan terkadang tampil dalam plating yang tidak biasa. Aksi teatrikal yang ditampilkan chef dan anak buahnya menambah nuansa menegangkan selama jamuan.
Film ini tentu tidak hanya menyajikan tontonan orang makan makanan mewah di tempat yang aneh. Ada twist di dalamnya. Sang chef punya rencana besar terhadap para tamunya itu. Makanya, dia pun ingin semuanya sempurna. Kehadiran Margot adalah batu sandungan dalam rencananya itu.
Foto: Disney
Entah bagaimana, dari semua orang tamu di situ, hanya Margot-lah yang menyadari ada sesuatu yang aneh di tempat tersebut. Semuanya menjadi jelas baginya ketika sang chef terus berusaha mengungkap siapa dirinya. Sayang, intuisi kuat Margot tidak sejalan dengan pemikiran teman kencannya, Tyler, yang terlalu terpesona dengan masakan sang chef.
Permainan pikiran antara Slowik dan Margot menjadi inti dari film ini. Margot yang tahu bagaimana untuk bertahan harus mencari jalan keluar dari jamuan makan yang aneh tersebut. Sementara, Slowik yang punya misi balas dendam tidak mau rencananya gagal. Makanya, dia berusaha keras untuk mengatasi Margot terlebih dahulu.
Foto: Disney
Sejak awal, penonton akan diajak untuk menebak-nebak apa yang terjadi di film tersebut. Sebuah jamuan makan di tempat terpencil, rumah tua aneh di pulau itu, dan pegawai restoran yang selalu mengawasi setiap gerakan tamunya, semuanya sudah menjadi red flag. Meski Margot menyadari keanehan itu, pasangannya, Tyler, tidak. Cowok itu tetap asyik dengan makanan yang disajikan dan menganggap semua adalah bagian dari “show”.
Sutradara Mark Mylod yang membuat film ini dari naskah tulisan Seth Reiss dan Will Tracy berusaha mempermainkan pikiran penontonnya. Mereka akan disuguhi keindahan makanan yang disajikan tapi juga menyusupi mereka dengan misteri yang membuat mereka menebak-nebak. Aksi teatrikal di dalam restoran akan membuat mereka terkesima di antara kekaguman dan kengerian.
The Menu menjahit ceritanya dengan penuh humor gelap di dalamnya. Film ini memperlihatkan betapa orang bersedia membayar mahal demi sebuah pengalaman tanpa memikirkan betul seperti apa risikonya. Mereka juga merasa uang bisa membeli apa pun, tapi bukan akal sehat. Margot adalah simbol dari akal sehat tersebut.
Foto: Disney
Menikmati gourmet adalah sebuah gengsi yang bisa dibayar mahal. Tapi, makanan mahal bukanlah sebuah gengsi. Makanan adalah sesuatu yang harus dinikmati dalam setiap suapannya. Di sisi lain, penyajian makanan ala gourmet ini tidak selalu menarik semua orang. Ketika Slowik menekankan agar para tamu tidak memakan makanannya, Margot tidak tertarik dengan makanan itu sama sekali. Inilah yang kemudian membuat Slowik kesal padanya.
Ada banyak twist yang tercipta di film ini. Kejutan demi kejutan yang terungkap akan kian mewujudkan satu benang merah dari awal sampai akhir film ini. Apa dan mengapa yang menjadi inti film ini pun akan terungkap seiring berjalannya cerita. Penonton akan merasa puas dengan pengungkapan di dalam plotnya, sehingga semuanya jelas.
Foto: Disney
Titik lemah di film ini adalah Tyler. Ketika semua karakter di film ini terungkap kehidupan dan apa yang membuat mereka bisa kaya, tidak dengan Tyler. Dari awal sampai akhir, siapa sosok Tyler ini tidak diungkapkan. Dia hanya dipajang sebagai orang yang mengagumi Slowik dan bersedia melakukan apa pun untuk di-notice sang chef. Penampilannya pun solid. Nicholas Hoult bisa menampilkan sosok Tyler yang tidak peduli dengan apa pun selain makanan dari chef-nya.
Penampilan Anya Taylor Joy sebagai Margot tidak perlu diragukan. Aktris ini mampu menampilkan sosok Margot yang memang lain dari tamu di restoran itu dan tidak punya rem untuk penampilannya. Namun, bintang dari semuanya adalah Ralph Fiennes yang memerankan chef setan, Julian Slowik. Ralph mampu menampilkan sosok chef enigmatik itu dengan baik. Postur, tutur kata, dan caranya berinteraksi memberikan kesan misterius yang mengerikan.
The Menu punya cast yang solid dengan cerita yang dirajut dengan baik. Meski ada plot hole, film ini menegangkan sekaligus membawa orang menikmati sajian di meja makan. Tidak satu pun yang menyangka peristiwa tragis yang terjadi di film ini. Tapi, itulah poinnya.
The Menu sudah bisa disaksikan di bioskop di seluruh Indonesia mulai hari ini, Jumat (18/11). Film ini berating Dewasa (17 tahun ke atas) karena adegan kekerasan dan bahasa yang vulgar. Selamat menyaksikan!
The Menu berkisah tentang sekelompok orang kaya raya dan berpengaruh yang pergi ke sebuah pulau untuk menikmati masakan seorang chef terkenal. Mereka terdiri atas seorang aktor dan selingkuhannya, sepasang suami istri, sepasang kritikus makanan, trio eksekutif finansial, dan dua orang yang seharusnya merupakan pasangan kekasih. Mereka merogoh koceknya dalam-dalam demi menikmati pengalaman makan malam yang tidak akan mereka lupakan.
Setelah diajak tur keliling pulau, para tamu itu kemudian dibawa ke tempat makan. Di sana, sang chef, Julian Slowik (Ralph Fiennes), menjamu mereka dengan makanan berkualitas tinggi yang dipersiapkan langsung di depan mereka. Dengan aksi teatrikal yang menawan, para tamu itu diajak untuk tidak sekadar makan, tapi menikmati makanan tersebut.
Protagonis film ini adalah Margot, yang diperankan Anya Taylor Joy. Dia merupakan satu-satunya tamu tak diundang di jamuan makan tersebut. Margot hadir di tempat itu sebagai pasangan Tyler (Nicholas Hoult). Tyler membawa Margot setelah pacarnya memutuskannya beberapa saat sebelum dia menghadiri jamuan makan tersebut.
Chef Slowik segera tahu kalau Margot bukanlah bagian dari orang-orang kelas atas yang masuk tempat makannya tersebut. Dia pun terus berusaha menguak siapa sejatinya Margot. Slowik tidak ingin rencananya yang sempurna harus rusak gara-gara kehadiran seseorang yang sama sekali tidak dia inginkan dan kenal.
Foto: Disney
Permainan pikiran antara Slowik dan Margot menjadi inti film ini. Slowik yang punya keunggulan merasa di atas angin dengan merasa mampu membuat Margot bertekuk lutut. Tapi, Margot bukanlah orang sembarangan. Sebagai orang dari kalangan bawah, Margot sepenuhnya tahu bagaimana cara untuk bertahan.
The Menu mengajak penonton untuk ikut mengalami jamuan makan mewah yang mungkin tidak bisa dinikmati semua orang. Menghadirkan tak kurang dari 8 menu yang dinikmati para tamunya, makanan yang disajikan terkadang tampil dalam plating yang tidak biasa. Aksi teatrikal yang ditampilkan chef dan anak buahnya menambah nuansa menegangkan selama jamuan.
Film ini tentu tidak hanya menyajikan tontonan orang makan makanan mewah di tempat yang aneh. Ada twist di dalamnya. Sang chef punya rencana besar terhadap para tamunya itu. Makanya, dia pun ingin semuanya sempurna. Kehadiran Margot adalah batu sandungan dalam rencananya itu.
Foto: Disney
Entah bagaimana, dari semua orang tamu di situ, hanya Margot-lah yang menyadari ada sesuatu yang aneh di tempat tersebut. Semuanya menjadi jelas baginya ketika sang chef terus berusaha mengungkap siapa dirinya. Sayang, intuisi kuat Margot tidak sejalan dengan pemikiran teman kencannya, Tyler, yang terlalu terpesona dengan masakan sang chef.
Permainan pikiran antara Slowik dan Margot menjadi inti dari film ini. Margot yang tahu bagaimana untuk bertahan harus mencari jalan keluar dari jamuan makan yang aneh tersebut. Sementara, Slowik yang punya misi balas dendam tidak mau rencananya gagal. Makanya, dia berusaha keras untuk mengatasi Margot terlebih dahulu.
Foto: Disney
Sejak awal, penonton akan diajak untuk menebak-nebak apa yang terjadi di film tersebut. Sebuah jamuan makan di tempat terpencil, rumah tua aneh di pulau itu, dan pegawai restoran yang selalu mengawasi setiap gerakan tamunya, semuanya sudah menjadi red flag. Meski Margot menyadari keanehan itu, pasangannya, Tyler, tidak. Cowok itu tetap asyik dengan makanan yang disajikan dan menganggap semua adalah bagian dari “show”.
Sutradara Mark Mylod yang membuat film ini dari naskah tulisan Seth Reiss dan Will Tracy berusaha mempermainkan pikiran penontonnya. Mereka akan disuguhi keindahan makanan yang disajikan tapi juga menyusupi mereka dengan misteri yang membuat mereka menebak-nebak. Aksi teatrikal di dalam restoran akan membuat mereka terkesima di antara kekaguman dan kengerian.
The Menu menjahit ceritanya dengan penuh humor gelap di dalamnya. Film ini memperlihatkan betapa orang bersedia membayar mahal demi sebuah pengalaman tanpa memikirkan betul seperti apa risikonya. Mereka juga merasa uang bisa membeli apa pun, tapi bukan akal sehat. Margot adalah simbol dari akal sehat tersebut.
Foto: Disney
Menikmati gourmet adalah sebuah gengsi yang bisa dibayar mahal. Tapi, makanan mahal bukanlah sebuah gengsi. Makanan adalah sesuatu yang harus dinikmati dalam setiap suapannya. Di sisi lain, penyajian makanan ala gourmet ini tidak selalu menarik semua orang. Ketika Slowik menekankan agar para tamu tidak memakan makanannya, Margot tidak tertarik dengan makanan itu sama sekali. Inilah yang kemudian membuat Slowik kesal padanya.
Ada banyak twist yang tercipta di film ini. Kejutan demi kejutan yang terungkap akan kian mewujudkan satu benang merah dari awal sampai akhir film ini. Apa dan mengapa yang menjadi inti film ini pun akan terungkap seiring berjalannya cerita. Penonton akan merasa puas dengan pengungkapan di dalam plotnya, sehingga semuanya jelas.
Foto: Disney
Titik lemah di film ini adalah Tyler. Ketika semua karakter di film ini terungkap kehidupan dan apa yang membuat mereka bisa kaya, tidak dengan Tyler. Dari awal sampai akhir, siapa sosok Tyler ini tidak diungkapkan. Dia hanya dipajang sebagai orang yang mengagumi Slowik dan bersedia melakukan apa pun untuk di-notice sang chef. Penampilannya pun solid. Nicholas Hoult bisa menampilkan sosok Tyler yang tidak peduli dengan apa pun selain makanan dari chef-nya.
Penampilan Anya Taylor Joy sebagai Margot tidak perlu diragukan. Aktris ini mampu menampilkan sosok Margot yang memang lain dari tamu di restoran itu dan tidak punya rem untuk penampilannya. Namun, bintang dari semuanya adalah Ralph Fiennes yang memerankan chef setan, Julian Slowik. Ralph mampu menampilkan sosok chef enigmatik itu dengan baik. Postur, tutur kata, dan caranya berinteraksi memberikan kesan misterius yang mengerikan.
The Menu punya cast yang solid dengan cerita yang dirajut dengan baik. Meski ada plot hole, film ini menegangkan sekaligus membawa orang menikmati sajian di meja makan. Tidak satu pun yang menyangka peristiwa tragis yang terjadi di film ini. Tapi, itulah poinnya.
The Menu sudah bisa disaksikan di bioskop di seluruh Indonesia mulai hari ini, Jumat (18/11). Film ini berating Dewasa (17 tahun ke atas) karena adegan kekerasan dan bahasa yang vulgar. Selamat menyaksikan!
(alv)