Film Di Dalam Botol, Apa pun Dilakukan demi Pesta Pernikahan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pesta pernikahan di Indonesia merupakan hal yang lumrah, dan umumnya mengundang banyak saudara, sahabat, teman, dan kolega untuk merayakan kebahagiaan mempelai. Tentunya, biaya yang dikeluarkan juga tidak sedikit.
Kalau mempelai berasal dari keluarga kaya, persoalan biaya tidaklah menjadi masalah, tapi jika sebaliknya mungkin hal ini bisa menjadi masalah.
Kurang lebih itulah yang ingin diungkapkan dari cerita Di Dalam Botol (2018). Ini adalah film pendek berdurasi 12 menit karya para mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang tayang di Genflix.
Ceritanya adalah mengenai sepasang kekasih yang hendak menikah bernama Dio dan Yuli. Undangan sudah dicetak dan disebar, tapi mereka kesulitan untuk melakukan pembayaran vendor.
Baca Juga: Film Pendek Bungkam, Kebenaran yang Tak Pernah Terungkap
Ketidakmampuan ini karena Dio sepertinya baru saja di-PHK. Ia terlihat mencari-cari lowongan pekerjaan di koran, sedangkan Yuli tidak bekerja. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengambil jalan pintas, yaitu meminta bantuan dari alam gaib dengan memelihara tuyul. Sebagai timbal baliknya, tuyul itu meminum darah dari Yuli sebagai konsumsi sehari-hari.
Pada awalnya semua berjalan dengan lancar, tetapi lama kelamaan Dio merasa kasihan dengan istrinya dan mengusulkan untuk berhenti memelihara tuyul. Namun ternyata Yuli malah menolak.
Pada suatu hari, Yuli akhirnya menjalankan misinya sendirian tanpa Dio. Rumah yang menjadi sasaran ternyata merupakan rumah seorang janda yang juga memiliki kekuatan gaib. Ini membuat tuyul peliharaan Dio dan Yuli terjebak.
Foto: Genflix
Cerita Di Dalam Botoljika digali lebih dalam merupakan sebuah cerita yang menarik untuk dibahas karena pesta pernikahan di Indonesia merupakan sebuah tradisi yang tidak terpisahkan dalam pernikahan.
Pesta pernikahan tidak hanya memiliki fungsi publikasi tetapi juga menjadi ajang adu gengsi dari para orang tua mempelai untuk menunjukan "kekuatan keuangan keluarga". Semakin kuat kekuatan keuangan keluarga, maka semakin mewah pesta pernikahannya.
Gengsi terkadang membuat seseorang menjadi gelap mata, sehingga beberapa orang memutuskan untuk mengelar pesta pernikahan melebihi kemampuannya. Hal ini dimungkinkan dengan cara berutang untuk pesta pernikahan.
Kalau kamu tidak percaya, silakan googling masalah ini, maka kalian akan bisa menemukan banyak cerita mengenai kesulitan yang dihadapi beberapa pasangan karena berutang untuk pesta pernikahannya.
Utang memang bukan sesuatu yang tabu, jika kita mengelolanya dengan baik dan bijak, Utang tidak akan menjadi masalah, tapi ketika dihadapkan pada tuntutan keluarga dan budaya untuk menggelar pesta pernikahan bisa jadi kecermatan kita menjadi berkurang sehingga kita menjadi kurang bijak.
Foto: Genflix
Ada beberapa hal yang harus dibayar ketika kita memutuskan untuk berutang untuk pesta pernikahan, misalnya tertundanya pembelian aset, seperti rumah dan kendaraan, karena harus melunasi utang.
Bahkan jika utang yang harus dikembalikan cukup besar, bisa jadi mereka juga menunda punya anak karena kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk menambah "jumlah mulut yang harus diberi makan". Tidak heran muncul istilah "Nikah Mewah di Gedung Megah, Tinggal di Kontrakan".
Istilah tersebut adalah sebuah sindiran bahwa kehidupan pernikahan sesungguhnya tidak selesai saat upacara dan peseta pernikahan, tetapi akan terus berlanjut pada kemudian hari.
Baca Juga: Panduan Menonton A World Without, Film Indonesia Tayang Hari Ini di Netflix
Pesta pernikahan sederhana atau tanpa pesta pernikahan memang belum lazim di Indonesia. Namun alangkah baiknya jika hal tersebut menjadi sebuah kenormalan baru di Indonesia sehingga bisa membantu pasangan-pasangan baru untuk segera memiliki aset yang penting untuk kehidupan pernikahan mereka.
Gilang Pratama Nugraha Putra
Penikmat film dari komunitas KamAksara
Kalau mempelai berasal dari keluarga kaya, persoalan biaya tidaklah menjadi masalah, tapi jika sebaliknya mungkin hal ini bisa menjadi masalah.
Kurang lebih itulah yang ingin diungkapkan dari cerita Di Dalam Botol (2018). Ini adalah film pendek berdurasi 12 menit karya para mahasiswa Institut Kesenian Jakarta (IKJ) yang tayang di Genflix.
Ceritanya adalah mengenai sepasang kekasih yang hendak menikah bernama Dio dan Yuli. Undangan sudah dicetak dan disebar, tapi mereka kesulitan untuk melakukan pembayaran vendor.
Baca Juga: Film Pendek Bungkam, Kebenaran yang Tak Pernah Terungkap
Ketidakmampuan ini karena Dio sepertinya baru saja di-PHK. Ia terlihat mencari-cari lowongan pekerjaan di koran, sedangkan Yuli tidak bekerja. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengambil jalan pintas, yaitu meminta bantuan dari alam gaib dengan memelihara tuyul. Sebagai timbal baliknya, tuyul itu meminum darah dari Yuli sebagai konsumsi sehari-hari.
Pada awalnya semua berjalan dengan lancar, tetapi lama kelamaan Dio merasa kasihan dengan istrinya dan mengusulkan untuk berhenti memelihara tuyul. Namun ternyata Yuli malah menolak.
Pada suatu hari, Yuli akhirnya menjalankan misinya sendirian tanpa Dio. Rumah yang menjadi sasaran ternyata merupakan rumah seorang janda yang juga memiliki kekuatan gaib. Ini membuat tuyul peliharaan Dio dan Yuli terjebak.
Foto: Genflix
Cerita Di Dalam Botoljika digali lebih dalam merupakan sebuah cerita yang menarik untuk dibahas karena pesta pernikahan di Indonesia merupakan sebuah tradisi yang tidak terpisahkan dalam pernikahan.
Pesta pernikahan tidak hanya memiliki fungsi publikasi tetapi juga menjadi ajang adu gengsi dari para orang tua mempelai untuk menunjukan "kekuatan keuangan keluarga". Semakin kuat kekuatan keuangan keluarga, maka semakin mewah pesta pernikahannya.
Gengsi terkadang membuat seseorang menjadi gelap mata, sehingga beberapa orang memutuskan untuk mengelar pesta pernikahan melebihi kemampuannya. Hal ini dimungkinkan dengan cara berutang untuk pesta pernikahan.
Kalau kamu tidak percaya, silakan googling masalah ini, maka kalian akan bisa menemukan banyak cerita mengenai kesulitan yang dihadapi beberapa pasangan karena berutang untuk pesta pernikahannya.
Utang memang bukan sesuatu yang tabu, jika kita mengelolanya dengan baik dan bijak, Utang tidak akan menjadi masalah, tapi ketika dihadapkan pada tuntutan keluarga dan budaya untuk menggelar pesta pernikahan bisa jadi kecermatan kita menjadi berkurang sehingga kita menjadi kurang bijak.
Foto: Genflix
Ada beberapa hal yang harus dibayar ketika kita memutuskan untuk berutang untuk pesta pernikahan, misalnya tertundanya pembelian aset, seperti rumah dan kendaraan, karena harus melunasi utang.
Bahkan jika utang yang harus dikembalikan cukup besar, bisa jadi mereka juga menunda punya anak karena kondisi keuangan tidak memungkinkan untuk menambah "jumlah mulut yang harus diberi makan". Tidak heran muncul istilah "Nikah Mewah di Gedung Megah, Tinggal di Kontrakan".
Istilah tersebut adalah sebuah sindiran bahwa kehidupan pernikahan sesungguhnya tidak selesai saat upacara dan peseta pernikahan, tetapi akan terus berlanjut pada kemudian hari.
Baca Juga: Panduan Menonton A World Without, Film Indonesia Tayang Hari Ini di Netflix
Pesta pernikahan sederhana atau tanpa pesta pernikahan memang belum lazim di Indonesia. Namun alangkah baiknya jika hal tersebut menjadi sebuah kenormalan baru di Indonesia sehingga bisa membantu pasangan-pasangan baru untuk segera memiliki aset yang penting untuk kehidupan pernikahan mereka.
Gilang Pratama Nugraha Putra
Penikmat film dari komunitas KamAksara
(ita)