Belajar Bahasa: Kenali Beda Homonim, Homofon, dan Homograf
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dari kecil ngomong bahasa Indonesia, tapi kamu udah tahu belum, nih, bedanya homonim, homofan, dan homograf?
Buat yang belum tahu, berarti kamu mesti baca sampai habis artikel ini. Bocoran sedikit, ketiga aspek ini berhubungan dengan cara pelafalan dan ejaan.
Misalnya, nih, beberapa orang Sumatra terkadang menyebut kata buah "apel" menggunakan pelafalan e taling, sama halnya seperti kita menyebut kata "ember".
Padahal kalau menyebutnya pake pelafalan tersebut, arti "apel" jadi beda, yaitu bukan "buah", tapi "upacara", atau dalam istilah lainnya bisa juga berarti "datang ke rumah pacar pas malam minggu".
Nah, biar lebih paham, yuk, kita bahas tiga istilah dalam bahasa Indonesia ini, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4 cetak dan buku "Master Ejaan Bahasa Indonesia" karya Weni Rahayu.
1. HOMOGRAF
Foto:bpptik.kominfo.go.id
Perbedaan makna dan pelafalan "apel" yang bermakna "buah" dan yang bermakna "upacara" atau "mengunjungi pacar" dinamakan homograf. Atau dalam kata lain berarti kata-kata yang memiliki ejaan yang sama, tapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh lainnya bisa dilihat pada kata "serang". Kalau pakai pelafalan e taling berarti "ibu kota Provinsi Banten". Sementara kalau pakai pelafalan e pepet, misalnya dalam kalimat "Aksi massa tawuran itu saling serang-menyerang” berarti artinya menjadi "saling melakukan serangan".
2. HOMOFON
Foto:Shutterstock
Homofon adalah istilah untuk menyebut kata yang punya pelafalan sama, tapi ejaan dan maknanya berbeda.
Contohnya pada kata "bang" yang berarti "sapaan bagi kakak laki-laki" dan "bank" yang berarti tempat menyimpan uang. Contoh lainnya juga dapat dilihat pada kata "massa" yang berarti "sekumpulan orang yang banyak" dan "masa" yang bermakna "waktu".
3. HOMONIM
Foto:Tokopedia/Student Art
Berbeda dengan homofon dan homograf, homonim adalah kata yang punya pelafalan dan ejaan yang sama, tapi maknanya berbeda.
Contohnya adalah "tahu" yang berarti "makanan dari kedelai" atau "mengerti/mengenal sesuatu". Contoh lainnya adalah "malam" yang artinya "waktu setelah matahari terbenam hingga terbit kembali" atau "lilin yang digunakan untuk membatik".
Nah, sekarang sudah tahu, dong ya?!
Tito Tri Kadafi
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
instagram: @tokads
Buat yang belum tahu, berarti kamu mesti baca sampai habis artikel ini. Bocoran sedikit, ketiga aspek ini berhubungan dengan cara pelafalan dan ejaan.
Misalnya, nih, beberapa orang Sumatra terkadang menyebut kata buah "apel" menggunakan pelafalan e taling, sama halnya seperti kita menyebut kata "ember".
Padahal kalau menyebutnya pake pelafalan tersebut, arti "apel" jadi beda, yaitu bukan "buah", tapi "upacara", atau dalam istilah lainnya bisa juga berarti "datang ke rumah pacar pas malam minggu".
Nah, biar lebih paham, yuk, kita bahas tiga istilah dalam bahasa Indonesia ini, dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 4 cetak dan buku "Master Ejaan Bahasa Indonesia" karya Weni Rahayu.
1. HOMOGRAF
Foto:bpptik.kominfo.go.id
Perbedaan makna dan pelafalan "apel" yang bermakna "buah" dan yang bermakna "upacara" atau "mengunjungi pacar" dinamakan homograf. Atau dalam kata lain berarti kata-kata yang memiliki ejaan yang sama, tapi pelafalan dan maknanya berbeda.
Contoh lainnya bisa dilihat pada kata "serang". Kalau pakai pelafalan e taling berarti "ibu kota Provinsi Banten". Sementara kalau pakai pelafalan e pepet, misalnya dalam kalimat "Aksi massa tawuran itu saling serang-menyerang” berarti artinya menjadi "saling melakukan serangan".
2. HOMOFON
Foto:Shutterstock
Homofon adalah istilah untuk menyebut kata yang punya pelafalan sama, tapi ejaan dan maknanya berbeda.
Contohnya pada kata "bang" yang berarti "sapaan bagi kakak laki-laki" dan "bank" yang berarti tempat menyimpan uang. Contoh lainnya juga dapat dilihat pada kata "massa" yang berarti "sekumpulan orang yang banyak" dan "masa" yang bermakna "waktu".
3. HOMONIM
Foto:Tokopedia/Student Art
Berbeda dengan homofon dan homograf, homonim adalah kata yang punya pelafalan dan ejaan yang sama, tapi maknanya berbeda.
Contohnya adalah "tahu" yang berarti "makanan dari kedelai" atau "mengerti/mengenal sesuatu". Contoh lainnya adalah "malam" yang artinya "waktu setelah matahari terbenam hingga terbit kembali" atau "lilin yang digunakan untuk membatik".
Nah, sekarang sudah tahu, dong ya?!
Tito Tri Kadafi
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
instagram: @tokads
(it)