Ngabuburit Kocak Berfaedah lewat Web Series Ustadz Jaga Jarak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Satu lagi hiburan ngabuburit yang bisa jadi pilihan kamu. Kali ini adalah web series komedi yang dibesut oleh sutradara peraih piala FFI 2017, Rahabi Mandra.
Kalau kamu butuh cerita komedi yang menggelitik sekaligus ada tuntunan agamanya, web series "Ustadz Jaga Jarak" udah paling bener jadi teman ngabuburit kamu.
Web series hasil kolaborasi rumah produksi Temata Studios (Telinga Mata Nusantara) dan platform sosial Menjadi Manusia ini bercerita tentang Fahmi (Ade Firman Hakim), seorang ustaz muda yang belum lama hijrah ke Jakarta. Sebagai ustaz, dia pun harus beradaptasi dalam menyampaikan dakwahnya selama pandemi virus corona berlangsung.
Lewat video call, Ustaz Fahmi pun menerima pertanyaan dan keluhan dari masyarakat. Dari sinilah hal-hal menarik muncul. Mulai dari curhatan soal dagangan yang gak laku, jomblo yang rindu jodoh, sampai anak kecil yang punya pertanyaan menggelitik, "Yang bikin dosa Adam dan Hawa, kenapa harus kita yang nanggung dosanya?"
Di tengah pertanyaan dan curhatan beragam, Ustaz Fahmi juga punya dilema sendiri. Di Jakarta, dia masih numpang ngekos di kamar DJ Jidan (Dimaz Andrea).
Saat Ustaz Fahmi membuka konsultasi gratis, Jidan selalu mengingatkan Fahmi supaya membuka donasi biar mereka bisa makan. Memang, sebagai anak kos, hidup mereka prihatin. Buka puasa dan sahur cuma pake nasi dan kecap aja.
Tapi Ustaz Fahmi selalu sungkan kalo minta donasi ke orang yang dibantunya. Ini bikin Jidan selalu kesel. "Kita yang manfaatin, atau kita yang dimanfaatin," katanya.
"Ustadz Jaga jarak" disutradarai oleh Rahabi Mandra, peraih Penulis Skenario Adaptasi Terbaik FFI 2017 lewat film drama aksi "Night Bus". Rahabi juga menulis skenarionya bersama Ilya Aktop.
Foto: Dok. Temata Studios
Yang menarik, web series ini sepenuhnya dibuat lewat telepon dan video conference, baik saat proses praproduksi, produksi, sampai pascaproduksi.
"Bagi kami sebagai kreator, ini menjadi dorongan dalam meningkatkan kreativitas guna menghadirkan karya-karya baik bagi khalayak,” ujar Rahabi Mandra dalam siaran pers yang diterima GenSINDO.
Sementara Pendiri Temata Studios, Tesadesrada Ryza, dan Co-Founder & The Brain - Menjadi Manusia - Rhaka Ghanisatria berharap penonton bisa mengambil manfaat dari tayangan ini.
"Kami berharap karya yang kisahnya sangat relate dengan keseharian masyarakat di tengah masa pandemi ini dapat menghibur dan memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk tetap positif dalam menjalani physical distancing di bulan Ramadan,” ujar Tesadesrada Ryza.
Buat kamu yang mau nonton, tinggal pantengin kanal YouTube Menjadi Manusia tiap Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 16.00 WIB.
Kalau kamu butuh cerita komedi yang menggelitik sekaligus ada tuntunan agamanya, web series "Ustadz Jaga Jarak" udah paling bener jadi teman ngabuburit kamu.
Web series hasil kolaborasi rumah produksi Temata Studios (Telinga Mata Nusantara) dan platform sosial Menjadi Manusia ini bercerita tentang Fahmi (Ade Firman Hakim), seorang ustaz muda yang belum lama hijrah ke Jakarta. Sebagai ustaz, dia pun harus beradaptasi dalam menyampaikan dakwahnya selama pandemi virus corona berlangsung.
Lewat video call, Ustaz Fahmi pun menerima pertanyaan dan keluhan dari masyarakat. Dari sinilah hal-hal menarik muncul. Mulai dari curhatan soal dagangan yang gak laku, jomblo yang rindu jodoh, sampai anak kecil yang punya pertanyaan menggelitik, "Yang bikin dosa Adam dan Hawa, kenapa harus kita yang nanggung dosanya?"
Di tengah pertanyaan dan curhatan beragam, Ustaz Fahmi juga punya dilema sendiri. Di Jakarta, dia masih numpang ngekos di kamar DJ Jidan (Dimaz Andrea).
Saat Ustaz Fahmi membuka konsultasi gratis, Jidan selalu mengingatkan Fahmi supaya membuka donasi biar mereka bisa makan. Memang, sebagai anak kos, hidup mereka prihatin. Buka puasa dan sahur cuma pake nasi dan kecap aja.
Tapi Ustaz Fahmi selalu sungkan kalo minta donasi ke orang yang dibantunya. Ini bikin Jidan selalu kesel. "Kita yang manfaatin, atau kita yang dimanfaatin," katanya.
"Ustadz Jaga jarak" disutradarai oleh Rahabi Mandra, peraih Penulis Skenario Adaptasi Terbaik FFI 2017 lewat film drama aksi "Night Bus". Rahabi juga menulis skenarionya bersama Ilya Aktop.
Foto: Dok. Temata Studios
Yang menarik, web series ini sepenuhnya dibuat lewat telepon dan video conference, baik saat proses praproduksi, produksi, sampai pascaproduksi.
"Bagi kami sebagai kreator, ini menjadi dorongan dalam meningkatkan kreativitas guna menghadirkan karya-karya baik bagi khalayak,” ujar Rahabi Mandra dalam siaran pers yang diterima GenSINDO.
Sementara Pendiri Temata Studios, Tesadesrada Ryza, dan Co-Founder & The Brain - Menjadi Manusia - Rhaka Ghanisatria berharap penonton bisa mengambil manfaat dari tayangan ini.
"Kami berharap karya yang kisahnya sangat relate dengan keseharian masyarakat di tengah masa pandemi ini dapat menghibur dan memberikan inspirasi bagi masyarakat untuk tetap positif dalam menjalani physical distancing di bulan Ramadan,” ujar Tesadesrada Ryza.
Buat kamu yang mau nonton, tinggal pantengin kanal YouTube Menjadi Manusia tiap Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 16.00 WIB.
(it)