Review Shazam! Fury of the Gods: Lebih Kocak dan Menghibur
loading...
A
A
A
Shazam! Fury of the Gods resmi tayang di Indonesia pada hari ini, Rabu (15/3). Sekuel Shazam! yang dirilis pada 2019 adalah salah satu film superhero yang paling dinantikan pada 2023 ini. Shazam adalah bagian terakhir dari rangkaian pamungkas DCEU sebelum franchise ini dibubarkan dari di-reboot di DC Universe (DCU) buatan James Gunn dan Peter Safran.
Sebagai sekuel, Fury of the God tidak mengecewakan. Film ini lebih berfokus pada perkembangan karakter dan berusaha menyeimbangkan cast-nya yang besar. Masih disutradarai David F Sandberg, sekuel Shazam ini menampilkan wajah-wajah yang sudah dikenal seperti Zachary Levi, Asher Angel, Jack Dylan Graze, Adam Brody, Ross Butler, Meagan Good, Djimon Hounsou, dan lain-lain. Sementara Helen Mirren, Lucy Liu, dan Rachel Zegler menjadi wajah baru yang turut memeriahkan film ini.
Berdurasi 2 jam 10 menit, film ini dimulai dengan lanjutan kisah keluarga Shazam setelah film pertamanya. Di sekuel ini, enam orang anak yatim yang berubah menjadi Shazam itu sudah dikenal sepak terjangnya di Philadelphia. Alih-alih dikenal sebagai superhero hebat, mereka malah dikenal sebagai superhero pengecut. Meski begitu, mereka tetap tidak surut untuk membantu orang yang membutuhkan.
Film ini berfokus pada Billy Batson yang merasa dirinya sebagai pemimpin grup superhero itu. Namun, yang dia tidak sadar, masing-masing anggota itu punya kehidupan sendiri yang tidak bisa dia campuri. Selain itu, karena mereka masih ABG, kecuali Mary, ego mereka masih tinggi dan mereka pun masih berjuang untuk mencari jati diri. Sementara, kisah cinta ala anak SMA pun tidak bisa berlalu begitu saja dari hidup mereka.
Foto: Warner Bros. Pictures
Pertemuan Freddy dengan Anne mengubah dinamika keluarga Shazam. Kisah cinta AGB dibalut ego mereka membuat film ini terasa relatable. Freddy merasa sebagai superhero, dia bisa melakukan apa pun yang tidak dia bisa lakukan dengan bentuk aslinya. Di sisi lain, dia juga ingin menunjukkan siapa dirinya tanpa harus terus bergantung pada Billy dan lainnya. Keinginan ini ditentang Billy yang merasa tanggung jawab semua keluarga Shazam ada di tangannya.
Dinamika ini menjadi salah satu fokus Shazam! Fury of the Gods. Perselisihan kecil antara Billy dan Freddy terasa relatable dengan kehidupan banyak orang. Selain itu, di tengah-tengah pencarian jati diri tersebut, Billy pun turut berubah. Meski masih dengan jiwa remajanya yang labil dan punya ego besar, Billy akhirnya tahu tanggung jawabnya kepada keluarganya, tak hanya pada dirinya. Perkembangan ini tentu baik bagi pertumbuhan semua orang di film ini.
Foto: Warner Bros. Pictures
Tema tentang keluarga yang diusung sekuel ini tidak hanya terjadi di kubu protagonis, tapi juga antagonis. Mereka adalah tiga bersaudari anak-anak Atlas. Mereka menghadapi masalah sendiri dengan keinginan membalas dendam atas kematian ayah mereka. Hasrat dendam membara telah membutakan salah satu dari mereka. Kekacauan pun terjadi dan mereka pun terlibat konflik sendiri.
Semuanya ini tidak luput menjadi bahan lelucon di film ini. Di satu adegan, Shazam mengutip ucapan Dominic Toretto di Fast and Furious: It’s all about family. Tak hanya Fast and Furious, film ini juga mengutip sejumlah film lain termasuk lelucon terkait Marvel Cinematic Universe (MCU). Tapi, dialog-dialog kocak ini pun pas dan tidak terlalu berlebihan. Ini yang membuat humornya jadi lebih menarik dibanding film sebelumnya.
Foto: Warner Bros. Pictures
Tak hanya dialog, film ini pun punya banyak adegan kocak. Orang dipastikan akan tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Shazam dan keluarganya. Semuanya jadi meningkat dengan kehadiran Penyihir yang diperankan Djimoun Hounsou. Sosok yang digambarkan sudah tua itu tak kalah bikin ngakak dengan lontaran-lontaran kocaknya.
Aksi di film ini pun lumayan. Meski tidak se-grande film superhero lain, tapi, cukup menghibur dan seru untuk ditonton. Berbagai macam monster yang dihadirkan juga menambah keseruan film ini. Tambahan elemen horor membuat film ini terasa agak berbeda dengan film superhero lainnya. Sementara, ada beberapa adegan yang akan mengingatkan orang pada filmDoctor Strange. Di sisi lain, film ini bisa menyatukan aksi dengan drama tanpa porsi yang saling tindih satu sama lain. Emosi yang terjadi pun lebih dalam ketimbang film sebelumnya.
Foto: Warner Bros. Pictures
Shazam! Fury of the Gods juga punya tone yang lebih ringan dibanding film lain di DC. Film ini juga yang paling kocak dari film lain di franchise ini. Orang yang suka film superhero, tanpa melihat asal franchise-nya, akan menikmati film ini karena memang menghibur. Selain itu, Shazam bisa menjadi salah satu franchise di DCEU yang akan diboyong James Gunn dan Peter Safran ke DCU jika film ini sukses di box office dan kritik. Dari respons awal, film ini cukup menjanjikan.
Shazam! Fury of the Gods menyeimbangkan perkembangan karakter dan action di sepanjang film ini. Sekuel ini memperlihatkan perubahan pada karakter utamanya. Meski kedewasaan masih ada di daftar terakhir, justru ini menjadi ciri khasnya. Sejumlah konflik di film ini diselesaikan dengan cara anak-anak, meski mereka berbentuk orang dewasa.
Shazam! Fury of Gods adalah film pertama DC pada tahun ini yang masih ada di lingkup DCEU. Cameo-nya cukup menghibur dengan twist yang tidak akan disangka-sangka. Meski tidak diketahui apakah franchise ini akan bertahan di DCU, ada 2 adegan pascakredit yang tidak bisa dilewatkan. Tapi, tetap ingat, adegan ini tidak menjanjikan apa pun terkait masa depan Billy Batson dkk.
Shazam! Fury of Gods tayang di bioskop seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (15/3). Jaga kesehatan! Selamat menyaksikan!
Sebagai sekuel, Fury of the God tidak mengecewakan. Film ini lebih berfokus pada perkembangan karakter dan berusaha menyeimbangkan cast-nya yang besar. Masih disutradarai David F Sandberg, sekuel Shazam ini menampilkan wajah-wajah yang sudah dikenal seperti Zachary Levi, Asher Angel, Jack Dylan Graze, Adam Brody, Ross Butler, Meagan Good, Djimon Hounsou, dan lain-lain. Sementara Helen Mirren, Lucy Liu, dan Rachel Zegler menjadi wajah baru yang turut memeriahkan film ini.
Berdurasi 2 jam 10 menit, film ini dimulai dengan lanjutan kisah keluarga Shazam setelah film pertamanya. Di sekuel ini, enam orang anak yatim yang berubah menjadi Shazam itu sudah dikenal sepak terjangnya di Philadelphia. Alih-alih dikenal sebagai superhero hebat, mereka malah dikenal sebagai superhero pengecut. Meski begitu, mereka tetap tidak surut untuk membantu orang yang membutuhkan.
Film ini berfokus pada Billy Batson yang merasa dirinya sebagai pemimpin grup superhero itu. Namun, yang dia tidak sadar, masing-masing anggota itu punya kehidupan sendiri yang tidak bisa dia campuri. Selain itu, karena mereka masih ABG, kecuali Mary, ego mereka masih tinggi dan mereka pun masih berjuang untuk mencari jati diri. Sementara, kisah cinta ala anak SMA pun tidak bisa berlalu begitu saja dari hidup mereka.
Foto: Warner Bros. Pictures
Pertemuan Freddy dengan Anne mengubah dinamika keluarga Shazam. Kisah cinta AGB dibalut ego mereka membuat film ini terasa relatable. Freddy merasa sebagai superhero, dia bisa melakukan apa pun yang tidak dia bisa lakukan dengan bentuk aslinya. Di sisi lain, dia juga ingin menunjukkan siapa dirinya tanpa harus terus bergantung pada Billy dan lainnya. Keinginan ini ditentang Billy yang merasa tanggung jawab semua keluarga Shazam ada di tangannya.
Dinamika ini menjadi salah satu fokus Shazam! Fury of the Gods. Perselisihan kecil antara Billy dan Freddy terasa relatable dengan kehidupan banyak orang. Selain itu, di tengah-tengah pencarian jati diri tersebut, Billy pun turut berubah. Meski masih dengan jiwa remajanya yang labil dan punya ego besar, Billy akhirnya tahu tanggung jawabnya kepada keluarganya, tak hanya pada dirinya. Perkembangan ini tentu baik bagi pertumbuhan semua orang di film ini.
Foto: Warner Bros. Pictures
Tema tentang keluarga yang diusung sekuel ini tidak hanya terjadi di kubu protagonis, tapi juga antagonis. Mereka adalah tiga bersaudari anak-anak Atlas. Mereka menghadapi masalah sendiri dengan keinginan membalas dendam atas kematian ayah mereka. Hasrat dendam membara telah membutakan salah satu dari mereka. Kekacauan pun terjadi dan mereka pun terlibat konflik sendiri.
Semuanya ini tidak luput menjadi bahan lelucon di film ini. Di satu adegan, Shazam mengutip ucapan Dominic Toretto di Fast and Furious: It’s all about family. Tak hanya Fast and Furious, film ini juga mengutip sejumlah film lain termasuk lelucon terkait Marvel Cinematic Universe (MCU). Tapi, dialog-dialog kocak ini pun pas dan tidak terlalu berlebihan. Ini yang membuat humornya jadi lebih menarik dibanding film sebelumnya.
Foto: Warner Bros. Pictures
Tak hanya dialog, film ini pun punya banyak adegan kocak. Orang dipastikan akan tertawa terpingkal-pingkal melihat tingkah Shazam dan keluarganya. Semuanya jadi meningkat dengan kehadiran Penyihir yang diperankan Djimoun Hounsou. Sosok yang digambarkan sudah tua itu tak kalah bikin ngakak dengan lontaran-lontaran kocaknya.
Aksi di film ini pun lumayan. Meski tidak se-grande film superhero lain, tapi, cukup menghibur dan seru untuk ditonton. Berbagai macam monster yang dihadirkan juga menambah keseruan film ini. Tambahan elemen horor membuat film ini terasa agak berbeda dengan film superhero lainnya. Sementara, ada beberapa adegan yang akan mengingatkan orang pada filmDoctor Strange. Di sisi lain, film ini bisa menyatukan aksi dengan drama tanpa porsi yang saling tindih satu sama lain. Emosi yang terjadi pun lebih dalam ketimbang film sebelumnya.
Foto: Warner Bros. Pictures
Shazam! Fury of the Gods juga punya tone yang lebih ringan dibanding film lain di DC. Film ini juga yang paling kocak dari film lain di franchise ini. Orang yang suka film superhero, tanpa melihat asal franchise-nya, akan menikmati film ini karena memang menghibur. Selain itu, Shazam bisa menjadi salah satu franchise di DCEU yang akan diboyong James Gunn dan Peter Safran ke DCU jika film ini sukses di box office dan kritik. Dari respons awal, film ini cukup menjanjikan.
Shazam! Fury of the Gods menyeimbangkan perkembangan karakter dan action di sepanjang film ini. Sekuel ini memperlihatkan perubahan pada karakter utamanya. Meski kedewasaan masih ada di daftar terakhir, justru ini menjadi ciri khasnya. Sejumlah konflik di film ini diselesaikan dengan cara anak-anak, meski mereka berbentuk orang dewasa.
Shazam! Fury of Gods adalah film pertama DC pada tahun ini yang masih ada di lingkup DCEU. Cameo-nya cukup menghibur dengan twist yang tidak akan disangka-sangka. Meski tidak diketahui apakah franchise ini akan bertahan di DCU, ada 2 adegan pascakredit yang tidak bisa dilewatkan. Tapi, tetap ingat, adegan ini tidak menjanjikan apa pun terkait masa depan Billy Batson dkk.
Shazam! Fury of Gods tayang di bioskop seluruh Indonesia pada hari ini, Rabu (15/3). Jaga kesehatan! Selamat menyaksikan!
(alv)