Trik Bikin Catatan Simpel dan Efektif dengan Teknik Pencatatan Cornell
Selasa, 07 Juli 2020 - 15:26 WIB
JAKARTA - Mendengarkan penjelasan guru atau dosen terkadang gak terasa cukup untuk memahami materi yang sedang dipelajari.
Yang ada, materi yang diterima itu cuma masuk kuping kanan, keluar lagi lewat kuping kiri. Maka dari itu, membuat catatan penting dan kita butuhkan banget, apalagi kalau sedang belajar hal baru.
Membuat catatan saat belajar juga bisa meningkatkan kemampuan fokus dan bikin kita lebih mudah memahami materi pembelajaran. Gak cuma itu, hasil dari catatan pribadi itu juga bisa berguna untuk persiapan ujian.
Tapi, kadang kita suka bikin catatan yang malah bikin pusing karena berantakan atau gak tersusun rapi. Kadang saking banyaknya hal yang dicatat, kita malah kesulitan sendiri mencari inti dari catatan yang sebelumnya udah ditulis.
Nah, untuk kamu yang punya masalah kayak gini, mungkin kamu harus mulai kenalan dengan teknik Pencatatan Cornell, nih.
Foto: Medium
Dikutip dari Education Corner, teknik Pencatatan Cornell pertama kali ditemukan oleh seorang profesor di Cornell University bernama Walter Pauk sejak tahun 1950-an.
Teknik mencatat yang satu ini memang dirancang untuk menghemat waktu dan membuat siswa bisa memaksimalkan efektivitas catatannya, khususnya untuk persiapan ujian.
Terus, gimana, sih, cara membuat catatan a la metode Cornell?
Jadi, hal pertama yang harus kamu lakukan ialah membagi halaman catatanmu menjadi empat bagian seperti yang tertera pada ilustrasi di bawah ini.
Foto: Medium
Nah, keempat bagian tersebut punya fungsinya masing-masing. Kolom pertama yang berada di bagian paling atas halaman berfungsi sebagai tempat untuk menaruh judul utama.
Selanjutnya, kolom note atau kolom pencatatan yang berada di sisi kanan halaman berfungsi sebagai ruang untuk mencatat materi saat pembelajaran sedang berlangsung.
Saat mencatat pada bagian ini, kamu gak perlu menulis seluruh penjelasan yang diutarakan oleh pengajar, tapi cukup mencatatnya secara ringkas sesuai dengan pemahaman dan kalimatmu sendiri.
Sementara, cues column atau kolom isyarat yang berada di sisi kiri halaman dan memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil berfungsi sebagai ruang untuk mencatat kata kunci atau pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah mengulas materi yang udah kamu catat di kolom pencatatan.
Keberadaan kolom kecil berisi kata kunci tersebut, tentunya juga akan bikin kamu lebih gampang mencari materi yang mau kamu baca-baca lagi. Lebih efisien, kan?
Yang ada, materi yang diterima itu cuma masuk kuping kanan, keluar lagi lewat kuping kiri. Maka dari itu, membuat catatan penting dan kita butuhkan banget, apalagi kalau sedang belajar hal baru.
Membuat catatan saat belajar juga bisa meningkatkan kemampuan fokus dan bikin kita lebih mudah memahami materi pembelajaran. Gak cuma itu, hasil dari catatan pribadi itu juga bisa berguna untuk persiapan ujian.
Tapi, kadang kita suka bikin catatan yang malah bikin pusing karena berantakan atau gak tersusun rapi. Kadang saking banyaknya hal yang dicatat, kita malah kesulitan sendiri mencari inti dari catatan yang sebelumnya udah ditulis.
Nah, untuk kamu yang punya masalah kayak gini, mungkin kamu harus mulai kenalan dengan teknik Pencatatan Cornell, nih.
Foto: Medium
Dikutip dari Education Corner, teknik Pencatatan Cornell pertama kali ditemukan oleh seorang profesor di Cornell University bernama Walter Pauk sejak tahun 1950-an.
Teknik mencatat yang satu ini memang dirancang untuk menghemat waktu dan membuat siswa bisa memaksimalkan efektivitas catatannya, khususnya untuk persiapan ujian.
Terus, gimana, sih, cara membuat catatan a la metode Cornell?
Jadi, hal pertama yang harus kamu lakukan ialah membagi halaman catatanmu menjadi empat bagian seperti yang tertera pada ilustrasi di bawah ini.
Foto: Medium
Nah, keempat bagian tersebut punya fungsinya masing-masing. Kolom pertama yang berada di bagian paling atas halaman berfungsi sebagai tempat untuk menaruh judul utama.
Selanjutnya, kolom note atau kolom pencatatan yang berada di sisi kanan halaman berfungsi sebagai ruang untuk mencatat materi saat pembelajaran sedang berlangsung.
Saat mencatat pada bagian ini, kamu gak perlu menulis seluruh penjelasan yang diutarakan oleh pengajar, tapi cukup mencatatnya secara ringkas sesuai dengan pemahaman dan kalimatmu sendiri.
Sementara, cues column atau kolom isyarat yang berada di sisi kiri halaman dan memiliki ukuran yang cenderung lebih kecil berfungsi sebagai ruang untuk mencatat kata kunci atau pertanyaan-pertanyaan yang muncul setelah mengulas materi yang udah kamu catat di kolom pencatatan.
Keberadaan kolom kecil berisi kata kunci tersebut, tentunya juga akan bikin kamu lebih gampang mencari materi yang mau kamu baca-baca lagi. Lebih efisien, kan?
Lihat Juga :
tulis komentar anda