5 Drama Korea yang Menghina Negara Lain, Ada What's Wrong with Secretary Kim
Rabu, 12 Oktober 2022 - 18:10 WIB
JAKARTA - Para pembuat drama Korea sering dianggap tidak sensitif terhadap budaya atau kehidupan warga di negara lain, dan ini tergambar jelas dalam adegan atau dialog dalam serialnya.
Kebanyakan komentar yang tidak menyenangkan itu ditujukan untuk negara atau warga di Asia. Negara lainnya dari benua Afrika juga pernah mendapat gambaran yang cenderung rasis dan penuh stereotip dari beberapa drama Korea.
Berikut ini lima drama Korea yang pernah menghina negara lain lewat dialog maupun visualisasinya.
1. The Penthouse 3 (2021)
Foto: SBS
Dalam The Penthouse season 3, ada karakter baru bernama Alex Lee/Logan Lee yang diperankan oleh Park Eun-seok. Dia divisualisasikan berbicara seperti orang kulit hitam, dengan banyak tato di sekujur tubuhnya, berpakaian ala gangster, dan tatanan rambut dreadlock (gimbal).
Dreadlock adalah gaya rambut yang identik dengan warga ras kulit hitam, dan belakangan jadi tren dunia. Namun beberapa puluh tahun lalu, gaya rambut ini justru membuat warga kulit hitam jadi korban diskriminasi.
Saat itu, rambut gimbal dianggap kotor dan menjijikkan dan dekat dengan kehidupan orang urakan. Mereka bahkan terpaksa harus melepaskan identitas rambutnya agar terhindar dari perlakuan jahat warga kulit putih, termasuk dengan berusaha meluruskan rambut.
Namun setelah hiphop dan rap populer di kalangan nonkulit hitam dan warga dunia lainnya, orang-orang lantas meniru gaya rambut tersebut. Tak heran, orang-orang kulit hitam merasa budaya mereka dirampas oleh orang-orang yang dulu menghina mereka. Karena itulah istilah cultural appropriation muncul.
Ketidaksensitifan tersebutlah yang dirasakan penonton terhadap penggambaran karakter Logan Lee dalam The Penthouse 3. Apalagi, karakter tersebut digambarkan sebagai antagonis yang senang mengancam orang lain. Ini membuat stereotipe buruk orang kulit hitam makin kental.
Penonton internasional makin kecewa karena aktor Park Eun-seok pernah tinggal di Amerika Serikat dan semestinya paham dengan isu cultural appropriation. Akibat kritikan tersebut, Eun-seok dan SBS akhirnya meminta maaf.
2. Racket Boys (2021)
Foto: SBS
Publik di Indonesia tentu masih ingat drama berlatar dunia badminton dengan bumbu kisah romantis ini. Dalam salah satu episodenya, para karakter digambarkan bermain di Istora Senayan Jakarta. Namun yang membuat penonton sebal adalah pelatih dan staf yang bicara buruk tentang Indonesia.
Mereka mengatakan bahwa penyelenggara di Indonesia berlaku tidak adil dengan memberikan mereka penginapan yang jelek. Mereka juga diperlakukan tidak baik saat akan latihan. Ditambah, penonton Indonesia menghina atlet Korea yang berhasil memenangkan pertandingan.
Keruan saja ini membuat murka penonton di Indonesia, terutama mereka yang sering menonton pertandingan bulu tangkis di Senayan. Para penonton menilai gambaran dalam Racket Boys jelas-jelas tidak sesuai dengan kenyataan. Tak cuma itu, mereka akhirnya berbondong-bondong memberikan rating buruk drama ini di IMDb, hingga ratingnya tinggal 10 poin.
Kebanyakan komentar yang tidak menyenangkan itu ditujukan untuk negara atau warga di Asia. Negara lainnya dari benua Afrika juga pernah mendapat gambaran yang cenderung rasis dan penuh stereotip dari beberapa drama Korea.
Berikut ini lima drama Korea yang pernah menghina negara lain lewat dialog maupun visualisasinya.
1. The Penthouse 3 (2021)
Foto: SBS
Dalam The Penthouse season 3, ada karakter baru bernama Alex Lee/Logan Lee yang diperankan oleh Park Eun-seok. Dia divisualisasikan berbicara seperti orang kulit hitam, dengan banyak tato di sekujur tubuhnya, berpakaian ala gangster, dan tatanan rambut dreadlock (gimbal).
Dreadlock adalah gaya rambut yang identik dengan warga ras kulit hitam, dan belakangan jadi tren dunia. Namun beberapa puluh tahun lalu, gaya rambut ini justru membuat warga kulit hitam jadi korban diskriminasi.
Saat itu, rambut gimbal dianggap kotor dan menjijikkan dan dekat dengan kehidupan orang urakan. Mereka bahkan terpaksa harus melepaskan identitas rambutnya agar terhindar dari perlakuan jahat warga kulit putih, termasuk dengan berusaha meluruskan rambut.
Namun setelah hiphop dan rap populer di kalangan nonkulit hitam dan warga dunia lainnya, orang-orang lantas meniru gaya rambut tersebut. Tak heran, orang-orang kulit hitam merasa budaya mereka dirampas oleh orang-orang yang dulu menghina mereka. Karena itulah istilah cultural appropriation muncul.
Ketidaksensitifan tersebutlah yang dirasakan penonton terhadap penggambaran karakter Logan Lee dalam The Penthouse 3. Apalagi, karakter tersebut digambarkan sebagai antagonis yang senang mengancam orang lain. Ini membuat stereotipe buruk orang kulit hitam makin kental.
Penonton internasional makin kecewa karena aktor Park Eun-seok pernah tinggal di Amerika Serikat dan semestinya paham dengan isu cultural appropriation. Akibat kritikan tersebut, Eun-seok dan SBS akhirnya meminta maaf.
2. Racket Boys (2021)
Foto: SBS
Publik di Indonesia tentu masih ingat drama berlatar dunia badminton dengan bumbu kisah romantis ini. Dalam salah satu episodenya, para karakter digambarkan bermain di Istora Senayan Jakarta. Namun yang membuat penonton sebal adalah pelatih dan staf yang bicara buruk tentang Indonesia.
Mereka mengatakan bahwa penyelenggara di Indonesia berlaku tidak adil dengan memberikan mereka penginapan yang jelek. Mereka juga diperlakukan tidak baik saat akan latihan. Ditambah, penonton Indonesia menghina atlet Korea yang berhasil memenangkan pertandingan.
Keruan saja ini membuat murka penonton di Indonesia, terutama mereka yang sering menonton pertandingan bulu tangkis di Senayan. Para penonton menilai gambaran dalam Racket Boys jelas-jelas tidak sesuai dengan kenyataan. Tak cuma itu, mereka akhirnya berbondong-bondong memberikan rating buruk drama ini di IMDb, hingga ratingnya tinggal 10 poin.
Lihat Juga :
tulis komentar anda