Fandom: Penggemar Fanatik, Penghasil Pundi-Pundi untuk Artis
Sabtu, 06 Juni 2020 - 08:58 WIB
JAKARTA - Fandom alias penggemar loyal jadi salah satu penggerak bisnis musik dunia. Apa pun yang keluar dari bintang idolanya, fandom pasti akan memburunya. Lo jual, gue beli!
Melansir dari Shortland Social, istilah fandom adalah akronim dari fanatic domain. Istilah ini merujuk pada sekelompok orang yang secara penuh memberikan loyalitasnya kepada musisi, aktor, penyanyi, atau boy/girl group tertentu. Meski begitu, ada juga yang menyebutnya sebagai akronim dari fans kingdom.
Foto: photovisi.com
Sementara berdasarkan kamus Merriam Webster, istilah fandom pertama kali digunakan pada 1903 sebagai sebutan bagi penggemar sepak bola. Dikutip dari Medkult.com, fandom modern pertama muncul pada era Victoria, yaitu pada bidang karya sastra (buku) "Sherlock Holmes" dengan nama fandom-nya Sherlockians.
Dalam industri musik, fandom bisa dibilang jadi roda penggerak bisnis musik. Lihat aja Salsabilla, 19, yang udah jadi ARMY (sebutan untuk fandom BTS) sejak 2017. Dia rajin melakukan streaming lagu, menyetel video musiknya di YouTube, membeli album-albumnya, juga membeli merchandise BTS.
Menurut Salsabilla, semuanya adalah hal yang wajar dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap artis idola.
“Gue sering seharian play album baru BTS di Spotify, baik di handphone dan laptop pada waktu bersamaan. Kalau untuk album dan merchandise, kalau dihitung-hitung, gue udah ngeluarin sekitar Rp1 jutaan,” ungkap mahasiswi semester 2 ini.
Foto:SEOUL2U.id
ARMY memang jadi salah satu fandom terkuat di dunia saat ini. Dalam catatan Spotify, mengutip dari Forbes, sepanjang 2019, lagu-lagu mereka di platform ini udah diputar lebih dari tiga miliar kali.
Sementara dari Billboard, sampai 2019, lagu-lagu BTS udah didengar lima miliar kali, sekaligus mencatat yang tertinggi untuk musisi Asia. Sementara di YouTube, pada 2018, video-video musik BTS ditonton lebih dari enam miliar kali.
Gimana kalau dari merchandise-nya? The Hollywood Reporter dalam laporannya yang diterbitkan pada 10 Oktober 2019 menyebut bahwa BTS berhasil menjual buku, kaus, perhiasan, boneka, kosmetik, dan peralatan lainnya hingga senilai Rp1,8 triliun. Bahkan boy group ini bisa menyumbang pendapatan ke pemerintah Korea Selatan sampai USD4,65 miliar atau Rp65,6 triliun.
Foto: Twitter
Fandom Dulu dan Sekarang
Dulu, sebuah fandom dibangun oleh manajemen artis tersebut. Kalau mau bergabung, mereka harus membayar sejumlah uang, lalu setiap bulan berhak mendapat majalah dari manajemen artis tersebut. Dari majalah inilah para penggemar bisa mengetahui perkembangan dan informasi terkait sang idola.
Selain itu, biasanya untuk musisi indie, para fandom punya fanzine (fans magazine)yaitu majalah yang dikelola langsung oleh penggemar atau komunitas musik.
Melansir dari Shortland Social, istilah fandom adalah akronim dari fanatic domain. Istilah ini merujuk pada sekelompok orang yang secara penuh memberikan loyalitasnya kepada musisi, aktor, penyanyi, atau boy/girl group tertentu. Meski begitu, ada juga yang menyebutnya sebagai akronim dari fans kingdom.
Foto: photovisi.com
Sementara berdasarkan kamus Merriam Webster, istilah fandom pertama kali digunakan pada 1903 sebagai sebutan bagi penggemar sepak bola. Dikutip dari Medkult.com, fandom modern pertama muncul pada era Victoria, yaitu pada bidang karya sastra (buku) "Sherlock Holmes" dengan nama fandom-nya Sherlockians.
Dalam industri musik, fandom bisa dibilang jadi roda penggerak bisnis musik. Lihat aja Salsabilla, 19, yang udah jadi ARMY (sebutan untuk fandom BTS) sejak 2017. Dia rajin melakukan streaming lagu, menyetel video musiknya di YouTube, membeli album-albumnya, juga membeli merchandise BTS.
Menurut Salsabilla, semuanya adalah hal yang wajar dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap artis idola.
“Gue sering seharian play album baru BTS di Spotify, baik di handphone dan laptop pada waktu bersamaan. Kalau untuk album dan merchandise, kalau dihitung-hitung, gue udah ngeluarin sekitar Rp1 jutaan,” ungkap mahasiswi semester 2 ini.
Foto:SEOUL2U.id
ARMY memang jadi salah satu fandom terkuat di dunia saat ini. Dalam catatan Spotify, mengutip dari Forbes, sepanjang 2019, lagu-lagu mereka di platform ini udah diputar lebih dari tiga miliar kali.
Sementara dari Billboard, sampai 2019, lagu-lagu BTS udah didengar lima miliar kali, sekaligus mencatat yang tertinggi untuk musisi Asia. Sementara di YouTube, pada 2018, video-video musik BTS ditonton lebih dari enam miliar kali.
Gimana kalau dari merchandise-nya? The Hollywood Reporter dalam laporannya yang diterbitkan pada 10 Oktober 2019 menyebut bahwa BTS berhasil menjual buku, kaus, perhiasan, boneka, kosmetik, dan peralatan lainnya hingga senilai Rp1,8 triliun. Bahkan boy group ini bisa menyumbang pendapatan ke pemerintah Korea Selatan sampai USD4,65 miliar atau Rp65,6 triliun.
Foto: Twitter
Fandom Dulu dan Sekarang
Dulu, sebuah fandom dibangun oleh manajemen artis tersebut. Kalau mau bergabung, mereka harus membayar sejumlah uang, lalu setiap bulan berhak mendapat majalah dari manajemen artis tersebut. Dari majalah inilah para penggemar bisa mengetahui perkembangan dan informasi terkait sang idola.
Selain itu, biasanya untuk musisi indie, para fandom punya fanzine (fans magazine)yaitu majalah yang dikelola langsung oleh penggemar atau komunitas musik.
Lihat Juga :
tulis komentar anda