Sering Diremehkan, Anak Muda Ternyata juga Paham dan Peduli Isu Lingkungan

Kamis, 28 Oktober 2021 - 08:55 WIB
Sekitar 300 ribu orang turun ke jalan untuk demonstrasi perubahan iklim di Melbourne, Australia. Foto/Getty Images
JAKARTA - Gen Z identik dengan julukan kaum rebahan yang lebih suka berselancar di media sosial dan tak menguasai isu 'serius', tapi berdasarkan survei terbaru, hal ini tidaklah benar.

Hasil survei Indikator Politik Indonesia menyatakan bahwa anak muda dalam kategori Gen Z dan milenial punya rasa khawatir terhadap kondisi lingkungan yang memburuk. Survei ini dipaparkan dalam acara Persepsi Pemilih Muda dan Pemula (Gen Z dan Millennial) atas Permasalahan Krisis Iklim di Indonesia yang digelar Rabu (27/10) secara daring via Zoom.

Survei juga mengungkap bahwa anak muda tak hanya khawatir, tapi juga ikut mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan.Sebanyak 43% anak muda dengan rentang usia 17-35 tahun juga rela merogoh kocek maksimal Rp30 ribu per bulan untuk mitigasi perubahan iklim di Indonesia.

Gen Z dan milenial memahami isu lingkungan , seperti penyebab, dampak, dan solusinya. Namun, Anggota DPR RI Komisi X dan Politikus PDIP Putra Nababan menilai ketiga hal itu saja tidak cukup. Harus ada peran atau aksi dari anak muda untuk menyelesaikan kerusakan lingkungan.





Selain itu, meskipun berdasarkan data sebanyak 69% anak muda mendesak pemerintah, mereka juga menyadari bahwa diperlukan semua pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini.

Aksi ini sulit dilakukan karena anak muda memiliki ruang terbatas, kurangnya program yang dapat dijangkau anak muda, sedangkan sisanya hanya sekadar ingin memahami saja dan menunggu pemerintah bergerak.

Baca Juga: Gimana Caranya Tampil Gaya Tanpa Makin Merusak Lingkungan?

Kecenderungan tingkat kesadaran dan kekhawatiran tentang isu lingkungan, seperti krisis iklim, masih didominasi oleh perempuan berusia muda. Mayoritas Gen Z dan milenial atau sebesar 61% responden juga memandang krisis iklim disebabkan oleh ulah manusia dan perlu segera diatasi.

Apabila dihadapkan dengan dua pilihan antara pertumbuhan ekonomi dan penanganan masalah lingkungan, hasil survei yang sama menyatakan anak muda akan lebih memilih menangani masalah lingkungan terlebih dulu.



Di samping itu, sebenarnya politik juga memiliki peran penting dalam pemecahan masalah iklim yang terjadi. Khususnya bagi politikus yang masih tergolong muda, karena dinilai lebih bisa merangkul generasi muda lainnya.

Banyak anak muda yang menyatakan bahwa perhatian partai politik terhadap perubahan iklim di Indonesia masih kecil. Survei menyebutkan hanya sebesar 5% partai politik yang sangat perhatian dalam upaya menghentikan dan mengatasi perubahan atau krisis iklim.

Meski demikian, Rahayu Saraswati yang turut hadir dalam peluncuran survei ini menceritakan pengalamannya sebagai politikus Gerindra. Menurutnya, partai politik juga memasukkan isu iklim dalam perencanaan.



Hanya saja aksinya kurang terlihat dan sulit untuk menjangkau semua orang sehingga, politikus harus bisa mengerahkan lebih banyak strategi untuk solusi terbaik.

Baca Juga: 6 Drama Korea 2021 Rating Tinggi di Korea, tapi Kurang Populer di Pasar Internasional

Keseriusan (political will) negara juga dinilai sangat penting. Menurut keterangan Anggota Komisi DPR RI dari Partai Golkar Dyah Roro Esti, beberapa kalangan di komisi DPR RI saat ini sudah mulai menghentikan penggunaan botol plastik.

Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. SINDOnews.com tidak terlibat dalam materi konten ini.
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More