Remaja Disebut Ingin Kabur ke Korea, Pemerintah Turki Lakukan Investigasi Pengaruh K-Pop dan K-Drama

Rabu, 01 September 2021 - 13:02 WIB
KCON menjadi salah satu festival yang mempromosikan budaya Korea ke seluruh dunia. Foto/Peter Kaminski, Wikipedia
SEOUL - Pemberitaan tentang berusaha perginya tiga remaja ke Korea Selatan (Korsel) tanpa izin keluarga memicu respons pro dan kontra di Turki.

Mengutip Koreaboo , dalam laporan media di Turki yang terbit pada 10 Agustus, ketiga remaja perempuan berusia 11, 13, dan 15 tahun itu dikatakan membohongi orang tua mereka dengan beralasan akan piknik ke Istanbul pada 9 Agustus.

Orang tua yang merasa anaknya hilang lantas melapor ke polisi. Pihak keamanan pada akhirnya menemukan ketiga remaja tersebut di sebuah pantai di Istanbul, dan mengatakan bahwa mereka sengaja meninggalkan ponsel di rumahnya.

Laporan awal media Turki NTVmengatakan bahwa kecintaan mereka terhadap K-pop dan drama Korea membuat ketiganya ingin pergi ke Korsel. Namun ayah dari salah satu remaja itu menepis klaim tersebut.



Menurut sang ayah, meskipun anaknya menyukai K-pop , tapi dia tidak berusaha meninggalkan Turki. "Dia (anaknya) bilang, 'Kami tidak bisa ke Korea, gimana caranya?'," ujar sang ayah menirukan perkataan anaknya.



Salah satu remaja yang disebut ingin pergi ke Korsel tanpa izin keliuarga. Foto: Internet Haber

Meski tak jelas apakah benar ketiga remaja itu berusaha pergi ke Korsel, tapi pemerintah Turki langsung bereaksi cepat. Lewat Ministry of Family and Social Services, divisi ini dikatakan tengah menyelidiki fenomena K-pop. Penyelidikan dilakukan dengan mengawasi platform media sosial, termasuk Twitter dan YouTube.

Baca Juga: 10 Kanal YouTube K-Pop Berpendapatan Terbesar Tahun 2021

Berdasarkan laporan surat kabar Turki Milliyet, investigasi dilakukan berdasarkan tuduhan bahwa K-pop memberi pengaruh buruk bagi para remaja. "K-pop membuat generasi muda jauh dari budaya tradisional dan keluarga mereka, serta membuat mereka menjalankan gaya hidup bebas gender," demikian tuduhan pemerintah.

Sebelumnya pada 2019, seorang komentator di Turki pernah menulis kolom di media dan mengatakan bahwa grup BTS adalah "bagian dari rencana dunia untuk menciptakan masyarakat bebas gender". Dia juga menulis "pasukan homoseksual akan datang".

Tak cuma itu, seorang psikiater anak di sana juga mengatakan bahwa gaya androgini BTS bisa menciptakan "kebingungan" identitas gender di kalangan anak muda. Surat kabar konservatif milik pemerintah juga meminta agar ada tindakan terhadap invasi budaya lewat K-pop.

Meski begitu, ahli komunikasi digital memberikan pendapat sebaliknya. Menurutnya, K-pop hanya mendorong anak muda untuk memutuskan identitas seksual mereka berdasarkan keinginan individu itu sendiri.



Foto: Twitter @FT_Fanclub

Sementara akademisi yang meneliti tentang sentimen anti-K-pop Alptekin Keskin mengatakan bahwa kasus ketiga remaja yang menghebohkan itu hanyalah sebuah "kasus pengecualian", bukan "tren".

Alptekin juga mengatakan bahwa tuduhan terhadap K-pop datang dari grup konservatif yang membuat stigma bahwa K-pop mempromosikan gaya hidup LGBT dan masyarakat bebas gender. Dia juga mengatakan bahwa para pencinta K-pop kini tengah melawan tuduhan tersebut dengan perlawanan secara daring, termasuk tagar di media sosial.

"Saya mewawancarai mereka, dan mereka mengatakan bahwa para idol K-pop membawa pesan yang positif (untuk mereka), pesan untuk menghormati," ujar Alptekin.

Baca Juga: Tokoh dan Selebritas Pria Antimainstream, Dobrak Stereotip Gender

Pada 2019, para penggemar K-pop juga pernah mengatakan pada media bahwa budaya Korea mirip dengan Turki. Selain itu, kecintaan yang sama pada K-pop dan drama Korea membuat mereka tertarik untuk belajar hal baru, terutama bahasa asing.

Turki disebut duduk di posisi ke-10 sebagai negara dengan komunitas penggemar K-pop terbesar, dan posisi ke-9 dalam hal mengeluarkan uang untuk K-pop (USD108 atau Rp1,5 juta per orang per tahun). Sementara berdasarkan data Twitter, penggemar K-pop di Turki ada di posisi ke-19 dalam hal pembicaraan tentang K-pop.
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More