7 Hal yang Dapat Dilakukan Generasi Milenial untuk Kalahkan Krisis Quarter Life
Minggu, 04 Oktober 2020 - 15:09 WIB
KARAWANG - Sebenarnya apa yang disebut Krisis Kehidupan Quarter?
Dictionary.com mengartikannya sebagai "krisis yang mungkin dialami di usia dua puluhan, melibatkan kecemasan atas arah dan kualitas hidup seseorang”. Ciri-ciri seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis adalah kegelisahan, frustrasi, kebingungan ketidakpuasan, merasa seolah hidup tidak memiliki tujuan, serta perasaan ragu-ragu. Apabila dibiarkan, perasaan ini dapat memicu kecemasan menjadi arah depresi atau lebih buruk lagi.
Penelitian terbaru menunjukkan bunuh diri sebagai penyebab utama kematian bagi orang dewasa muda di Inggris dan Australia, serta penyebab utama kedua kematian pada usia 25-34 tahun di Amerika Serikat. Jika Quarter Life Crisis bertanggung jawab untuk memainkan peran apapun dalam hal yang meresahkan ini, maka menemukan cara untuk mengatasinya sejak dini adalah hal penting.
Dilansir dari lifehack.org, berikut tujuh langkah sederhana mengatasi Quarter Life Crisis.
1. Kenali Diri Kamu - Identifikasi 3 Nilai Pribadi Teratas Kamu
Kamu harus tahu apa yang bisa menggerakkanmu, apa yang membuat kamu bersemangat. Hal ini bisa menjadi sebuah kompas untuk menjalani hari-hari. Hal tersebut juga dapat memberi kejelasan dalam mengambil keputusan. ( )
Kejernihan ini dapat menghilangkan banyak "kabut mental" yang bisa menyebabkan keraguan dan kebingungan. Nilai pribadi kamu adalah hal-hal yang menjadi inti, yang dapat membentuk esensi diri dan yang dapat kamu anggap sangat penting di setiap aspek kehidupan. Contoh nilai pribadi adalah kreativitas, pertumbuhan, kejujuran, tanggung jawab, ketekunan, dan lain-lain.
2. Detoksifikasi Pikiran - Lakukan Diet Mental
Pada hari biasa kebanyakan dari kita kelebihan beban dengan lebih banyak informasi dan komunikasi daripada yang dapat kita tangani atau proses. Terkadang kekacauan dari semua informasi tersebut serta gangguan mental ini dapat mengaburkan apa yang sebenarnya penting bagi setiap individu.
Dengan cara yang sama, tubuh kita dapat memperoleh manfaat dari detoksifikasi yang baik serta menghilangkan yang buruk dan membuang sistem kita dengan yang baik. Demikian juga pikiran kita dapat terasa segar setelah secara sadar memutuskan untuk memantau informasi yang kita biarkan dalam periode waktu tertentu.
Cobalah satu minggu tanpa acara TV, majalah gosip, berita, media sosial , dan lain-lain. Bersihkan pikiran kamu dengan kombinasi keheningan dan hal positif yang dipilih dengan cermat untuk kesejahteraan mental.
3. Adopsi Sikap baru - 100% Tanggung Jawab Pribadi
Tips ini paling mudah dilakukan. Jika kamu siap secara mental untuk menerimanya, maka sikap kamu tidak lebih dari sebuah pilihan. Nasihat ini menempatkan diri kamu sebagai kursi penggerak atas semua yang terjadi di sekitar.
Bertanggung jawab sepenuhnya meskipun ada sesuatu yang bukan kesalahan kamu, maka kamu tetap bertanggung jawab atas bagaimana hasilnya memengaruhi diri kamu. Hal ini memberi kesempatan untuk membuka mata tentang bagaimana kamu benar-benar memengaruhi hal yang sebelumnya kamu pikir berada di luar kendali. Hal ini mungkin penting jika efek yang dialami kurang positif.
Contoh bertanggung jawab 100% adalah ketika kamu bertanya pada diri sendiri, “Apa yang bisa saya lakukan dengan cara berbeda?" "Bagaimana saya bisa mengubah perilaku saya di masa depan untuk secara positif mempengaruhi hasilnya?". Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini daripada melihat kesalahan orang lain.
Setiap kali kamu merasa frustasi atau marah menumpuk di dalam diri terhadap seseorang atau sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, “Bagaimana saya bisa berkontribusi pada situasi ini?" "Apa yang akan saya lakukan secara berbeda jika itu terjadi lagi?".
Dictionary.com mengartikannya sebagai "krisis yang mungkin dialami di usia dua puluhan, melibatkan kecemasan atas arah dan kualitas hidup seseorang”. Ciri-ciri seseorang yang mengalami Quarter Life Crisis adalah kegelisahan, frustrasi, kebingungan ketidakpuasan, merasa seolah hidup tidak memiliki tujuan, serta perasaan ragu-ragu. Apabila dibiarkan, perasaan ini dapat memicu kecemasan menjadi arah depresi atau lebih buruk lagi.
Penelitian terbaru menunjukkan bunuh diri sebagai penyebab utama kematian bagi orang dewasa muda di Inggris dan Australia, serta penyebab utama kedua kematian pada usia 25-34 tahun di Amerika Serikat. Jika Quarter Life Crisis bertanggung jawab untuk memainkan peran apapun dalam hal yang meresahkan ini, maka menemukan cara untuk mengatasinya sejak dini adalah hal penting.
Dilansir dari lifehack.org, berikut tujuh langkah sederhana mengatasi Quarter Life Crisis.
1. Kenali Diri Kamu - Identifikasi 3 Nilai Pribadi Teratas Kamu
Kamu harus tahu apa yang bisa menggerakkanmu, apa yang membuat kamu bersemangat. Hal ini bisa menjadi sebuah kompas untuk menjalani hari-hari. Hal tersebut juga dapat memberi kejelasan dalam mengambil keputusan. ( )
Kejernihan ini dapat menghilangkan banyak "kabut mental" yang bisa menyebabkan keraguan dan kebingungan. Nilai pribadi kamu adalah hal-hal yang menjadi inti, yang dapat membentuk esensi diri dan yang dapat kamu anggap sangat penting di setiap aspek kehidupan. Contoh nilai pribadi adalah kreativitas, pertumbuhan, kejujuran, tanggung jawab, ketekunan, dan lain-lain.
2. Detoksifikasi Pikiran - Lakukan Diet Mental
Pada hari biasa kebanyakan dari kita kelebihan beban dengan lebih banyak informasi dan komunikasi daripada yang dapat kita tangani atau proses. Terkadang kekacauan dari semua informasi tersebut serta gangguan mental ini dapat mengaburkan apa yang sebenarnya penting bagi setiap individu.
Dengan cara yang sama, tubuh kita dapat memperoleh manfaat dari detoksifikasi yang baik serta menghilangkan yang buruk dan membuang sistem kita dengan yang baik. Demikian juga pikiran kita dapat terasa segar setelah secara sadar memutuskan untuk memantau informasi yang kita biarkan dalam periode waktu tertentu.
Cobalah satu minggu tanpa acara TV, majalah gosip, berita, media sosial , dan lain-lain. Bersihkan pikiran kamu dengan kombinasi keheningan dan hal positif yang dipilih dengan cermat untuk kesejahteraan mental.
3. Adopsi Sikap baru - 100% Tanggung Jawab Pribadi
Tips ini paling mudah dilakukan. Jika kamu siap secara mental untuk menerimanya, maka sikap kamu tidak lebih dari sebuah pilihan. Nasihat ini menempatkan diri kamu sebagai kursi penggerak atas semua yang terjadi di sekitar.
Bertanggung jawab sepenuhnya meskipun ada sesuatu yang bukan kesalahan kamu, maka kamu tetap bertanggung jawab atas bagaimana hasilnya memengaruhi diri kamu. Hal ini memberi kesempatan untuk membuka mata tentang bagaimana kamu benar-benar memengaruhi hal yang sebelumnya kamu pikir berada di luar kendali. Hal ini mungkin penting jika efek yang dialami kurang positif.
Contoh bertanggung jawab 100% adalah ketika kamu bertanya pada diri sendiri, “Apa yang bisa saya lakukan dengan cara berbeda?" "Bagaimana saya bisa mengubah perilaku saya di masa depan untuk secara positif mempengaruhi hasilnya?". Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini daripada melihat kesalahan orang lain.
Setiap kali kamu merasa frustasi atau marah menumpuk di dalam diri terhadap seseorang atau sesuatu, tanyakan pada diri sendiri, “Bagaimana saya bisa berkontribusi pada situasi ini?" "Apa yang akan saya lakukan secara berbeda jika itu terjadi lagi?".
Lihat Juga :
tulis komentar anda