6 Keterampilan yang Wajib Kamu Kuasai untuk Jadi UX Writer
Sabtu, 22 Agustus 2020 - 14:30 WIB
JAKARTA - Seorang UX writer mesti punya beberapa kemampuan yang wajib dimilikinya supaya pekerjaannya bisa berjalan lancar.
Kemampuan ini mulai dari yang berkaitan dengan kemampuan teknis (hard skill) sampai nonteknis (soft skill). Berikut poinnya mengutip dari EKRUT.
1. KEMAMPUAN MENULIS YANG BAIK
Foto: Shutterstock
Pekerjaan ini mengharuskan kamu bisa menulis dengan diksi yang sederhana, ringkas, tapi jelas dan sesuai dengan tata bahasa yang benar.
2. MAMPU MENGOPERASIKAN BEBERAPA PROGRAM
Foto: Getty Images
UX writerharus akrab dengan Google Document, Trello, prototyping tools, dan software video conference. Program atau alat (tools) ini bisa mempengaruhi kualitas dan kecepatan hasil pekerjaan.
3. PUNYA KEMAUAN MEMPELAJARI PROSES DESAIN UX
Foto: Shutterstock
Ada enam tahap proses desain user experience (UX), yaitu Understand (memahami kebutuhan pengguna), Research (menganalisis pesaing atau kompetitor, meriset tren UX, dan memperhatikan aturan-aturan UX yang berlaku), Sketch (mengumpulkan ide, menggambarkan sketsa dan wireframes, melakukan evaluasi secara berulang-ulang).
Lalu Design (mendesain gambar dan membuat prototipe), Implementation (melakukan tes, fungsi desain dan membangun pengalaman), serta Evaluate (melakukan uji coba kegunaan desain, membuat laporan audit, dan mengidentifikasi pengembangan yang ada).
4. MENGENAL BRAND VOICE
Foto: Pixabay
Brand voice bisa diartikan identitas sebuah merek, yang terdiri dari kata-kata, perilaku, dan eskpresi. Ini penting untuk mempengaruhi pelanggan dan membangun kepercayaan.
Kemampuan ini mulai dari yang berkaitan dengan kemampuan teknis (hard skill) sampai nonteknis (soft skill). Berikut poinnya mengutip dari EKRUT.
1. KEMAMPUAN MENULIS YANG BAIK
Foto: Shutterstock
Pekerjaan ini mengharuskan kamu bisa menulis dengan diksi yang sederhana, ringkas, tapi jelas dan sesuai dengan tata bahasa yang benar.
2. MAMPU MENGOPERASIKAN BEBERAPA PROGRAM
Foto: Getty Images
UX writerharus akrab dengan Google Document, Trello, prototyping tools, dan software video conference. Program atau alat (tools) ini bisa mempengaruhi kualitas dan kecepatan hasil pekerjaan.
3. PUNYA KEMAUAN MEMPELAJARI PROSES DESAIN UX
Foto: Shutterstock
Ada enam tahap proses desain user experience (UX), yaitu Understand (memahami kebutuhan pengguna), Research (menganalisis pesaing atau kompetitor, meriset tren UX, dan memperhatikan aturan-aturan UX yang berlaku), Sketch (mengumpulkan ide, menggambarkan sketsa dan wireframes, melakukan evaluasi secara berulang-ulang).
Lalu Design (mendesain gambar dan membuat prototipe), Implementation (melakukan tes, fungsi desain dan membangun pengalaman), serta Evaluate (melakukan uji coba kegunaan desain, membuat laporan audit, dan mengidentifikasi pengembangan yang ada).
4. MENGENAL BRAND VOICE
Foto: Pixabay
Brand voice bisa diartikan identitas sebuah merek, yang terdiri dari kata-kata, perilaku, dan eskpresi. Ini penting untuk mempengaruhi pelanggan dan membangun kepercayaan.
tulis komentar anda