Ini Alasan Taylor Swift Hanya Mau Konser di Singapura menurut PM Thailand
Sabtu, 17 Februari 2024 - 07:12 WIB
BANGKOK - Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin mengungkapkan bahwa Taylor Swift terikat kontrak dengan pemerintah Singapura, yang melarang sang penyanyi melakukan konser The Era Tours di negara Asia Tenggara lainnya.
Hal ini diungkapkannya saat menjadi pembicara dalam acara iBusiness Forum 2024 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok, pada Jumat (16/2). Menurut klaim Srettha Thavisin, mengutip Bangkok Post, informasi ini didapatkannya dari promotor Anschutz Entertainment Group (AEG) yang menangani konser The Eras Tour.
Srettha mengklaim bahwa pemerintah Singapura menawarkan perjanjian kepada Taylor Swift, bahwa mereka akan memberikan investasi sebesar USD2-3 juta (Rp31,3-Rp46,9 miliar) per satu kali konser, dengan syarat Taylor Swift hanya menggelar konser The Eras Tour di Singapura saja. Pada Maret mendatang, Taylor Swift akan melakukan konser selama enam hari di National Stadium Singapura yang berkapasitas 55 ribu, dan seluruhnya sudah sold out.
"Kalau ia datang ke Thailand, biayanya akan lebih murah di sini, dan saya percaya ia bisa lebih banyak mendapatkan sponsor dan turis ke Thailand, meskipun kita harus memberikan subsidi setidaknya 500 juta baht (Rp219 miliar)," ujar Srettha yang juga merupakan Menteri Keuangan Thailand, mengutip Sky News.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah Singapura sangat cerdik, sambil menambahkan bahwa acara konser bisa menaikkan ekonomi negara.
Taylor Swift hampir menggelar konsernya di Impact Arena Muang Thong Thani, Thailand, pada 2014, sebelum akhirnya dibatalkan tanpa alasan. Hal ini terjadi setelah ada kudeta militer di negara itu.
Sementara itu di Indonesia, sempat beredar rumor bahwa Taylor Swift juga akan menggelar The Era Tours di JIS, tapi akhirnya batal karena isu banyaknya calo yang menjual tiket konser dengan harga selangit.
Hal ini diungkapkannya saat menjadi pembicara dalam acara iBusiness Forum 2024 di Queen Sirikit National Convention Center (QSNCC), Bangkok, pada Jumat (16/2). Menurut klaim Srettha Thavisin, mengutip Bangkok Post, informasi ini didapatkannya dari promotor Anschutz Entertainment Group (AEG) yang menangani konser The Eras Tour.
Srettha mengklaim bahwa pemerintah Singapura menawarkan perjanjian kepada Taylor Swift, bahwa mereka akan memberikan investasi sebesar USD2-3 juta (Rp31,3-Rp46,9 miliar) per satu kali konser, dengan syarat Taylor Swift hanya menggelar konser The Eras Tour di Singapura saja. Pada Maret mendatang, Taylor Swift akan melakukan konser selama enam hari di National Stadium Singapura yang berkapasitas 55 ribu, dan seluruhnya sudah sold out.
"Kalau ia datang ke Thailand, biayanya akan lebih murah di sini, dan saya percaya ia bisa lebih banyak mendapatkan sponsor dan turis ke Thailand, meskipun kita harus memberikan subsidi setidaknya 500 juta baht (Rp219 miliar)," ujar Srettha yang juga merupakan Menteri Keuangan Thailand, mengutip Sky News.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah Singapura sangat cerdik, sambil menambahkan bahwa acara konser bisa menaikkan ekonomi negara.
Taylor Swift hampir menggelar konsernya di Impact Arena Muang Thong Thani, Thailand, pada 2014, sebelum akhirnya dibatalkan tanpa alasan. Hal ini terjadi setelah ada kudeta militer di negara itu.
Sementara itu di Indonesia, sempat beredar rumor bahwa Taylor Swift juga akan menggelar The Era Tours di JIS, tapi akhirnya batal karena isu banyaknya calo yang menjual tiket konser dengan harga selangit.
(ita)
Lihat Juga :
tulis komentar anda