Komedi Receh Jadi Favorit Anak Muda

Soal pacaran, jomblo, drama di media sosial, serta hal-hal receh dalam kehidupan sehari-hari jadi yang paling bisa bikin ngakak kalau nonton komedi tunggal alias stand up comedy.

Ada banyak alternatif hiburan anak muda zaman now, salah satunya komedi tunggal. Sesuai namanya, dalam jenis komedi ini, hanya ada satu orang yang berusaha melucu. Berbeda dengan komedi ‘keroyokan’ pada zaman dulu yang biasanya diisi oleh sebuah grup lawak.

Nah, saat melucu ini, biasanya sang pembawa materi yang disebut komika banyak mengambil kisah dari kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari mereka. Mereka lalu menyampaikan argumen dan pendapat mereka tentang peristiwa itu.

Salah satu pelopor komedi tunggal dari generasi milenial adalah Raditya Dika. Radit punya ciri khas dengan materi komedi anak muda yang selalu galau urusan asmara. Mulai dari jomblo berkepanjangan, ditolak perempuan, sampai pacaran yang gampang putus.

Buat sebagian orang, hal-hal mungkin recehan alias hal remeh-temeh yang enggak penting, tapi buat banyak anak muda, kegalauannya mewakili kehidupan mereka yang sering suram dalam urusan hubungan dengan lawan jenis. Terbukti, video-video di saluran YouTube-nya selalu ditonton lebih dari lima juta kali.

Radit juga jadi salah satu komika favorit Firman Zidane Shahroni atau yang akrab dipanggil Firman. Mahasiswa PKN STAN ini menyukai lawakan Radit karena materinya dianggapnya anak muda banget.

“Radit punya pesona. Terus materinya dekat banget sama kita, sering ngomongin cewek cowok, pacaran, jomblo, medsos, yang notabene anak muda banget," ucap Firman yang mengenal komedi tunggal dari YouTube.

Dewi Frista, mahasiswa Universitas Sebelas Maret, juga termasuk yang menggemari komedi receh dari para komika. “Kalo stress, cari-cari channel yang bisa bikin ketawa ngakak sih. Sama mungkin karena memang jiwa receh udah ada, jadi ya makin suka," ujar Erista yang mengenal komedi tunggal sejak 2013.

Karena suka dengan materinya, Firman juga mulai menonton acara komedi tunggal secara langsung di stasiun televisi. Dia sudah pernah menonton setidaknya tiga atau empat kali. "Kalau langsung, materinya enggak dipotong. Terus lebih tau orangnya real life gitu," kata Firman.