Tertarik Beli Mobil Listrik di Indonesia? Ini Plus Minus yang Perlu Kamu Tau!

Jum'at, 20 Maret 2020 - 16:53 WIB
Tertarik Beli Mobil...
Tertarik Beli Mobil Listrik di Indonesia? Ini Plus Minus yang Perlu Kamu Tau!
A A A
Akhirnya Gensindo mencoba mobil listrik. Dalam rute yang cukup jauh. Berkeliling pulau Lombok di acara Mitsubishi Ayo Gas Terus Media Media Adventure 2020 pada 6-8 Februari 2020 silam.
Mobil yang dicoba adalah Outlander PHEV dengan banderol Rp1,294 miliar (on the road). Ini beberapa hal yang Gensindo rasakan selama mencobanya.

Ada 3 Jenis Mobil Listrik
IMG_4274

Outlander PHEV memberi sensasi mobil listrik tapi tetep bisa minum bensin.

Di dunia, saat ini ada tiga pendekatan elektrifikasi dalam dunia automotif. Yakni mobil hybrid, PHEV (plug-in hybrid electric vehicle), dan mobil full listrik (Electric Vehicle/EV).
Hybrid adalah mobil dengan 2 buah mesin, yakni mesin bakar dan motor listrik. Di kecepatan rendah, mobil bisa bergerak sepenuhnya dari baterai yang diisi otomatis dengan menangkap energi kinetik dari proses pengereman. Sehingga lebih hemat BBM.

Teorinya, mobil ini paling praktis digunakan di pasar Indonesia. Tidak perlu di-charge, dan bisa menggunakan BBM seperti mobil biasa. Tidak ada yang berubah.

Kemudian ada mobil full listrik/EV, yang sepenuhnya berjalan menggunakan motor listrik seperti Tesla. Selain ramah lingkungan dan minim emisi, tidak perlu mengisi bensin.

Hanya saja, mobil seperti ini sulit digunakan diluar kota. Karena mobil listrik butuh infrastruktur jaringan stasiun pengisian listrik (EV charging station). Tidak bisa sembarang di charge di rumah. Padahal, stasiun pengisian listrik belum banyak dimiliki Indonesia.

Plug In Hybrid, Pilihan Terbaik untuk Indonesia?
IMG_4940
Dibawa keluar kota dan berkendara jarak jauh mobil PHEV tidak masalah karena tidak bergantung sepenuhnya pada baterai.

Nah, diantara Hybrid dan EV, ada plug-in hybrid electric vehicle. PHEV melebur benefit hybrid dan EV dengan dua mesin. Mesin bensin 2.400 cc bertenaga 120 dk dan motor listrik.

Bedanya, PHEV bisa menggunakan tenaga baterai dalam jarak jauh. Sensasinya sudah seperti membawa mobil listrik. Baterainya juga bisa di-charge menggunakan sumber listrik eksternal di rumah atau kantor.

Tapi, ketika baterainya habis, pengguna PHEV masih bisa memakai mesin bensin biasa. Artinya, mobil seperti Outlander PHEV akan sangat irit ketika dipakai di dalam kota. Dan tetap bisa dipakai untuk mudik keluar kota.

Sekali Isi Bensin, Libas Bogor-Jakarta Seminggu Penuh!
IMG_20200207_163906
Outlander PHEV memiliki kapasitas tangki 45 liter. Digabung dengan motor listriknya, diklaim bisa menempuh jarak 695 km. Artinya, sekali mengisi tangki mobil full, Gensindo bisa menempuh Bogor-Jakarta Pusat selama seminggu penuh. Irit sekali.

Angka itu masih bisa meningkat dua hingga tiga kali lipat jika setiap malam Gensindo mengisi ulang baterainya.

Ketika saya mengendarai di lombok, sensasi mobil listrik sangat terasa. Halus dan hampir tanpa suara. Lantas, ada banyak sekali penyetelan yang bisa dilakukan. Misalnya hanya berjalan sepenuhnya menggunakan baterai. Atau sepenuhnya menggunakan mesin.

Bagaimana Cara Ngecharge Mobil Listrik?
IMG_4499
Bisakah mobil listrik di-charge di rumah? Jawabnya ya dan tidak. Untuk mengisi daya Outlander PHEV butuh daya minimum 3.600 watt.

Padahal, mayoritas rumah tangga di Indonesia antara 450 dan 900 Volt Amper (VA) yang bersubsidi dan 1.300 VA hingga 3.300 VA untuk UKM dan rumah tangga kecil.
Artinya, butuh rumah “Sultan” dengan daya 5.500 keatas untuk bisa mengecharge Outlander PHEV.

Siapa Pengguna Mobil Listrik?
IMG_5233
Foto-foto: dok MMKSI

Dengan banderol hampir Rp1,3 miliar, jelas Outlander PHEV bukan untuk sembarang orang. Konsumennya terbatas pada trend seeker, car enthusiast yang ingin mobil berbeda, atau memang yang sangat peduli dengan lingkungan.
PT MMKSI sudah memasukkan Outlander PHEV ke Indonesia dengan jargon “start now” tujuannya agar mengedukasi industri automotif di Indonesia agar terelektrifikasi.

Sekarang, mobil listrik belum popular karena tidak tidak didukung regulasi. Tapi, seiring diberlakukannya peraturan presiden dan peraturan pemerintah baru hasil revisi dari PP No 41/2013 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah, hal itu akan berubah.

Dengan berlakunya peraturan tersebut, maka diprediksi pasar Indonesia akan bergeser ke arah mobil-mobil listrik. Karena pajak dikenakan berdasarkan jumlah emisi yang dikeluarkan. Teorinya, semakin kecil emisinya, semakin murah pula pajaknya.

Pertanyaan Soal Baterai dan Service Center

Soal layanan purna jual, PT MMKSI memastikan ada 12 service center Mitsubishi di Jabodetabek yang siap melayani Outlander Sport. Walau awalnya lebih mahal, tapi sebenarnya dalam jangka panjang perawatan mobil listrik lebih mudah. Jika mobil biasa memiliki 5 ribu-12 ribu komponen, mobi listrik hanya punya 700-1.200 komponen.

Nah, gimana? 2021 nanti siap buat ganti ke mobil listrik?
(dng)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5897 seconds (0.1#10.140)