10 Karakter Anime Paling Misantropis alias Benci pada Orang
loading...
A
A
A
Secara umum, sebagian besar pahlawan percaya kalau manusia itu sebenarnya baik. Kalau tidak, maka, tidak ada artinya bertarung begitu keras demi menyelamatkan orang dan melindungi orang tak bersalah dari penjahat kejam yang ingin mengacaukan hidup mereka. Tapi, tak semua karakter di anime punya pandangan seperti ini.
Di anime, banyak karakter yang masih percaya kalau manusia itu secara bawaan egois dan jahat. Jadi, mereka tidak melihat tujuan bertarung atas nama mereka. Para karakter ini tumbuh menjadi sosok yang skeptis terhadap manusia dan misantropis atau pembenci orang.
Sebagian besar karakter anime pembenci orang ini umumnya adalah penjahat. Tapi, ada juga yang hanya ambigu secara moral dan tidak mau melakukan apa pun secara ekstrem. Sejumlah karakter ini bahkan percaya kalau pahlawan dan penjahat hanyalah dua sisi mata uang. Siapa saja karakter anime paling misantropis? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
Foto: Looper
Junpei Yoshino dari Jujutsu Kaisen dirundung (bully) di sepanjang hidupnya. Jadi, tidak mengejutkan kalau dia membenci manusia secara keseluruhan. Dia bahkan tidak punya teman yang tulus sampai Yuji Itadori muncul. Junpei pernah mengatakan kalau ada tombol yang secara otomatis membunuh orang yang membencinya, dia pasti akan menekannya.
Junpei mengekspresikan kebencian nyata terhadap manusia. Tapi, dia menganggapnya sebagai sikap yang tidak peduli. Mahito memanfaatkan sikap ketidakpedulian Junpei itu. Dia mengubahnya menjadi hasrat untuk balas dendam berlumuran darah dengan mendorong Junpei menikmati kegelapan batinnya.
Foto: OreGairu Wiki – Fandom
Hachiman Hikigaya adalah orang yang sinis dan membanggakan kebenciannya pada orang. Di My Teen Romantic Comedy SNAFU, dia dipaksa masuk sebuah klub relawan setelah membuat marah gurunya karena menulis essay yang mengkritisi manusia dan bagaimana orang berinteraksi. Dia tidak mengira kalau nasib akan pernah berpihak kepadanya dan sudah menyerahkan harapan beberapa waktu lalu.
Sikap kaku Hachiman sebenarnya hanyalah kedok untuk kebencian yang sangat mendalam. Dia menganggap kebaikan hati tulus dari orang lain itu tidak tulus, jadi dia mulai menjauhkan semua orang dari dirinya. Di sepanjang serial ini, Hachiman akhirnya meninggalkan sikap ini, tapi dia masih mempertahankan sikap sinis secara umum.
Foto: YouTube
Kyon dari The Melancholy of Haruhi Suzumiya punya komentar sinis untuk setiap situasi. Dia bahkan menyebut temannya sendiri sebagai orang bodoh dan tidak benar-benar memperlihatkan perhatian kepada mereka. Kyon bukannya membenci mereka, dia hanya gampang jengkel.
Sepertinya, di level tertentu, Kyon sebenarnya peduli dengan orang-orang di sekitarnya, hanya dia tidak pernah memperlihatkannya. Mudah untuk menganggap Kyon sebagai orang yang sangat angkuh atau bahkan arogan karena caranya membawakan diri. Kenyataannya, sikap acuh tak acuh mungkin satu-satunya hal yang dia rasakan pada orang di sekitarnya.
Foto: Twitter
Thorfinn melihat ayahnya dibunuh dengan brutal di Vinland Saga. Jadi, bisa dipahami mengapa dia tumbuh dengan kebencian besar terhadap masyarakat dan keinginan untuk balas dendam. Sayangnya, Thorfinn kini melihat musuh di diri semua orang yang dia jumpai dan menemukan kalau mustahil mempercayai semua orang.
Karena perubahan takdir aneh, Thorfinn berakhir bersama kru yang sama dengan orang-orang yang membunuh ayahnya. Thorfinn tidak selalu haus darah dan berhati dingin. Tapi, traumanya membuatnya menjauhkna orang lain dan hanya fokus untuk membalas dendam atas ayahnya.
Foto: Pinterest
Light Yagami adalah seorang anak SMA dengan masa depan cerah di hadapannya. Sayangnya, kebenciannya pada masyarakat mengambil alih begitu dia mendapatkan Death Note. Setelah menunjuk dirinya sebagai Dewa Dunia Baru, kebencian asli Light terhadap manusia muncul di dalam kepalanya.
Light terus menerus mengingatkan Ryuk dan audiens kalau masyarakat terpolusi dengan tikus yang hanya dia yang bisa membinasakannya dengan kekuatan buku tulis itu. Di sejumlah titik, Light berhenti mempedulikan siapa yang di bunuh. Dia bahkan memilih menyingkirkan keluarga kalau mereka menghalanginya.
Foto: Gigazine
Di anime, banyak karakter yang masih percaya kalau manusia itu secara bawaan egois dan jahat. Jadi, mereka tidak melihat tujuan bertarung atas nama mereka. Para karakter ini tumbuh menjadi sosok yang skeptis terhadap manusia dan misantropis atau pembenci orang.
Sebagian besar karakter anime pembenci orang ini umumnya adalah penjahat. Tapi, ada juga yang hanya ambigu secara moral dan tidak mau melakukan apa pun secara ekstrem. Sejumlah karakter ini bahkan percaya kalau pahlawan dan penjahat hanyalah dua sisi mata uang. Siapa saja karakter anime paling misantropis? Mengutip CBR, berikut ulasannya!
10. Junpei Yoshino — Jujutsu Kaisen
Foto: Looper
Junpei Yoshino dari Jujutsu Kaisen dirundung (bully) di sepanjang hidupnya. Jadi, tidak mengejutkan kalau dia membenci manusia secara keseluruhan. Dia bahkan tidak punya teman yang tulus sampai Yuji Itadori muncul. Junpei pernah mengatakan kalau ada tombol yang secara otomatis membunuh orang yang membencinya, dia pasti akan menekannya.
Junpei mengekspresikan kebencian nyata terhadap manusia. Tapi, dia menganggapnya sebagai sikap yang tidak peduli. Mahito memanfaatkan sikap ketidakpedulian Junpei itu. Dia mengubahnya menjadi hasrat untuk balas dendam berlumuran darah dengan mendorong Junpei menikmati kegelapan batinnya.
9. Hachiman Hikigaya — My Teen Romantic Comedy SNAFU
Foto: OreGairu Wiki – Fandom
Hachiman Hikigaya adalah orang yang sinis dan membanggakan kebenciannya pada orang. Di My Teen Romantic Comedy SNAFU, dia dipaksa masuk sebuah klub relawan setelah membuat marah gurunya karena menulis essay yang mengkritisi manusia dan bagaimana orang berinteraksi. Dia tidak mengira kalau nasib akan pernah berpihak kepadanya dan sudah menyerahkan harapan beberapa waktu lalu.
Sikap kaku Hachiman sebenarnya hanyalah kedok untuk kebencian yang sangat mendalam. Dia menganggap kebaikan hati tulus dari orang lain itu tidak tulus, jadi dia mulai menjauhkan semua orang dari dirinya. Di sepanjang serial ini, Hachiman akhirnya meninggalkan sikap ini, tapi dia masih mempertahankan sikap sinis secara umum.
8. Kyon — The Melancholy of Haruhi Suzumiya
Foto: YouTube
Kyon dari The Melancholy of Haruhi Suzumiya punya komentar sinis untuk setiap situasi. Dia bahkan menyebut temannya sendiri sebagai orang bodoh dan tidak benar-benar memperlihatkan perhatian kepada mereka. Kyon bukannya membenci mereka, dia hanya gampang jengkel.
Sepertinya, di level tertentu, Kyon sebenarnya peduli dengan orang-orang di sekitarnya, hanya dia tidak pernah memperlihatkannya. Mudah untuk menganggap Kyon sebagai orang yang sangat angkuh atau bahkan arogan karena caranya membawakan diri. Kenyataannya, sikap acuh tak acuh mungkin satu-satunya hal yang dia rasakan pada orang di sekitarnya.
7. Thorfinn — Vinland Saga
Foto: Twitter
Thorfinn melihat ayahnya dibunuh dengan brutal di Vinland Saga. Jadi, bisa dipahami mengapa dia tumbuh dengan kebencian besar terhadap masyarakat dan keinginan untuk balas dendam. Sayangnya, Thorfinn kini melihat musuh di diri semua orang yang dia jumpai dan menemukan kalau mustahil mempercayai semua orang.
Karena perubahan takdir aneh, Thorfinn berakhir bersama kru yang sama dengan orang-orang yang membunuh ayahnya. Thorfinn tidak selalu haus darah dan berhati dingin. Tapi, traumanya membuatnya menjauhkna orang lain dan hanya fokus untuk membalas dendam atas ayahnya.
6. Light Yagami — Death Note
Foto: Pinterest
Light Yagami adalah seorang anak SMA dengan masa depan cerah di hadapannya. Sayangnya, kebenciannya pada masyarakat mengambil alih begitu dia mendapatkan Death Note. Setelah menunjuk dirinya sebagai Dewa Dunia Baru, kebencian asli Light terhadap manusia muncul di dalam kepalanya.
Light terus menerus mengingatkan Ryuk dan audiens kalau masyarakat terpolusi dengan tikus yang hanya dia yang bisa membinasakannya dengan kekuatan buku tulis itu. Di sejumlah titik, Light berhenti mempedulikan siapa yang di bunuh. Dia bahkan memilih menyingkirkan keluarga kalau mereka menghalanginya.
5. Yotsuya — I'm Standing on a Million Lives
Foto: Gigazine