6 Drama Korea yang Diprotes karena Kebanyakan Iklan Product Placement
loading...
A
A
A
JAKARTA - Drama Korea kerap memunculkan iklan terselubung alias product placement (PPL) dalam adegan-adegannya.
PPL adalah penempatan sebuah produk atau label dengan strategi tertentu agar tidak dianggap sebagai sebuah hard sales atau iklan secara langsung. Di Korea, terdapat aturan hukum yang mengatur urusan PPL, yaitu tercantum dalam Korea's Broadcasting Act Article 59-3.
Salah satu aturan yang harus dipatuhi adalah bahwa PPL hanya boleh dilakukan dalam program hiburan (entertainment). Karena itulah strategi beriklan ini banyak muncul dalam drama Korea dan variety show.
Selain itu, nama produk juga tidak boleh disebutkan secara langsung maupun tidak langsung. Kemunculannya juga tidak boleh melebihi 1,5% dari seluruh durasi program.
Tak cuma itu, ukuran produk atau label juga tidak boleh lebih dari 1/4 layar. Sementara kalau produknya bergerak (mobile media), maka tidak boleh melebihi 1/3 layar. Selain itu, produk rokok, alkohol, dan produk lainnya yang terkait juga tidak boleh muncul sebagai PPL.
Meski begitu, pihak rumah produksi dan pengiklan selalu bisa mencari celah agar PPL bisa menarik perhatian penonton. Misalnya saat adegan komedi, atau adegan dramatis, mereka memegang produknya sedemikian rupa hingga penonton bisa melihat nama mereknya dengan jelas.
True Beauty. Foto: tvN
It's Okay to Not Be Okay. Foto: tvN
Karena itulah, sering kali penonton mengeluhkan kemunculan PPL yang terlalu 'vulgar' karena bisa merusak konsentrasi menonton adegan dan menyimak dialog dalam drama. Apalagi kalau frekuensi kemunculannya terlalu sering dan tidak masuk akal.
Meski begitu, mengutip Korea Times, pihak produser dan rumah produksi tak bisa berbuat apa-apa karena PPL memang sangat membantu menutup biaya produksi yang tinggi saat bujet makin terbatas. Dikatakan, PPL bisa menutup 20%-30% biaya produksi.
Nah, berikut ini enam drama Korea yang pernah diprotes penontonnya karena terlalu banyak menampilkan PPL.
1. Jirisan (2021)
Foto: tvN
Jirisan didukung oleh para pemain dan sineas papan atas di Korea Selatan, mulai dari 'ratu hallyu' Jun Ji-hyun, penulis Kim Eun-hee (Kingdom, Signal), hingga sutradara Lee Eung-bok (Mr. Sunshine, Goblin). Jadi tak heran, banyak produk yang ingin tampil dalam drama tersebut, di antaranya produk pakaian luar ruang Nepa dan restoran Eggdrop.
Masalahnya, dalam drama tersebut, Jun Ji-hyun selalu berganti pakaian baru. Penonton menilai sangat tidak masuk akal bahwa seorang petugas penjaga hutan selalu memakai pakaian dengan desain baru dari merek yang sama setiap kali bertugas.
Sementara produk dari restoran juga sama tidak masuk akalnya. Dalam salah satu adegan, Ji-hyun digambarkan ditawari makanan tersebut oleh temannya. Logo restorannya pun terlihat jelas.
Foto: tvN
Penonton protes bahwa hampir mustahil mereka makan makanan tersebut di tengah hutan dan gunung. Mengutip Korea Times, seorang penonton bahkan sampai mengecek di Google Map, dan menemukan bahwa jarak terdekat restoran tersebut dari latar tempat dalam drama (Jirisan National Park) adalah 72 km.
Lucunya, pada episode selanjutnya, drama ini akhirnya menjelaskan mengapa makanan itu bisa sampai di hutan Jirisan. Dijelaskan bahwa makanan tersebut memang dibawa dari luar, dan "butuh empat jam agar makanan itu sampai".
2. The King: Eternal Monarch (2021)
PPL adalah penempatan sebuah produk atau label dengan strategi tertentu agar tidak dianggap sebagai sebuah hard sales atau iklan secara langsung. Di Korea, terdapat aturan hukum yang mengatur urusan PPL, yaitu tercantum dalam Korea's Broadcasting Act Article 59-3.
Salah satu aturan yang harus dipatuhi adalah bahwa PPL hanya boleh dilakukan dalam program hiburan (entertainment). Karena itulah strategi beriklan ini banyak muncul dalam drama Korea dan variety show.
Selain itu, nama produk juga tidak boleh disebutkan secara langsung maupun tidak langsung. Kemunculannya juga tidak boleh melebihi 1,5% dari seluruh durasi program.
Tak cuma itu, ukuran produk atau label juga tidak boleh lebih dari 1/4 layar. Sementara kalau produknya bergerak (mobile media), maka tidak boleh melebihi 1/3 layar. Selain itu, produk rokok, alkohol, dan produk lainnya yang terkait juga tidak boleh muncul sebagai PPL.
Meski begitu, pihak rumah produksi dan pengiklan selalu bisa mencari celah agar PPL bisa menarik perhatian penonton. Misalnya saat adegan komedi, atau adegan dramatis, mereka memegang produknya sedemikian rupa hingga penonton bisa melihat nama mereknya dengan jelas.
True Beauty. Foto: tvN
It's Okay to Not Be Okay. Foto: tvN
Karena itulah, sering kali penonton mengeluhkan kemunculan PPL yang terlalu 'vulgar' karena bisa merusak konsentrasi menonton adegan dan menyimak dialog dalam drama. Apalagi kalau frekuensi kemunculannya terlalu sering dan tidak masuk akal.
Meski begitu, mengutip Korea Times, pihak produser dan rumah produksi tak bisa berbuat apa-apa karena PPL memang sangat membantu menutup biaya produksi yang tinggi saat bujet makin terbatas. Dikatakan, PPL bisa menutup 20%-30% biaya produksi.
Nah, berikut ini enam drama Korea yang pernah diprotes penontonnya karena terlalu banyak menampilkan PPL.
1. Jirisan (2021)
Foto: tvN
Jirisan didukung oleh para pemain dan sineas papan atas di Korea Selatan, mulai dari 'ratu hallyu' Jun Ji-hyun, penulis Kim Eun-hee (Kingdom, Signal), hingga sutradara Lee Eung-bok (Mr. Sunshine, Goblin). Jadi tak heran, banyak produk yang ingin tampil dalam drama tersebut, di antaranya produk pakaian luar ruang Nepa dan restoran Eggdrop.
Masalahnya, dalam drama tersebut, Jun Ji-hyun selalu berganti pakaian baru. Penonton menilai sangat tidak masuk akal bahwa seorang petugas penjaga hutan selalu memakai pakaian dengan desain baru dari merek yang sama setiap kali bertugas.
Sementara produk dari restoran juga sama tidak masuk akalnya. Dalam salah satu adegan, Ji-hyun digambarkan ditawari makanan tersebut oleh temannya. Logo restorannya pun terlihat jelas.
Foto: tvN
Penonton protes bahwa hampir mustahil mereka makan makanan tersebut di tengah hutan dan gunung. Mengutip Korea Times, seorang penonton bahkan sampai mengecek di Google Map, dan menemukan bahwa jarak terdekat restoran tersebut dari latar tempat dalam drama (Jirisan National Park) adalah 72 km.
Lucunya, pada episode selanjutnya, drama ini akhirnya menjelaskan mengapa makanan itu bisa sampai di hutan Jirisan. Dijelaskan bahwa makanan tersebut memang dibawa dari luar, dan "butuh empat jam agar makanan itu sampai".
2. The King: Eternal Monarch (2021)