Joker, Dari Pemburu Uang ke Teroris Politis
Sabtu, 12 Oktober 2019 - 10:56 WIB

Joker jadi salah satu musuh superhero yang paling unik sekaligus misterius, karena karakternya berubah-ubah dalam beberapa perilisan komiknya. Foto/denofgeek.com
A
A
A
Film Joker direspons sangat antusias oleh para penonton film di Indonesia. Banyak teori dan analisis disebar, membuktikan bahwa penjahat yang satu ini memang jadi yang paling menarik untuk dibahas, saking misteriusnya.
Kemisteriusan Joker sedikit banyak karena dia punya banyak versi tentang latar belakangnya. Bukan cuma yang diceritakan dalam filmnya saja, bahkan di komik pun latar belakang dan karakter Joker pun bisa berbeda-beda.
Tiap diangkat dalam film pun, kegilaan Joker juga bisa beragam. Nah, supaya makin tahu seluk beluk sosok musuh besar Batman ini, yuk, kita simak metamorfosis karakter Joker dalam komik maupun filmnya.
TRICKSTER/PENIPU YANG CERDAS (1940-1970)
![Joker, Dari Pemburu Uang ke Teroris Politis]()
Foto: 20th Television
Joker digambarkan sebagai seorang yang cerdas, licik, kejam, dan serakah. Ia melakukan serangkaian pembunuhan demi uang, atau tepatnya mencuri perhiasan berharga.
Dia senang mengumumkan kejahatannya di radio, bahkan sebelum aksi itu dilaksanakan. Dia melakukan kejahatannya dengan selera humor yang tidak biasa. Joker juga digambarkan sebagai sosok yang cerdas, senang memanipulasi lawan, dan tidak menaati peraturan yang ada.
Pada “tahun perak” komik pada era 1950-an, DC Comics mulai menurunkan sisi jahat Joker agar komik ini dapat dipasarkan di kalangan anak-anak. Pada tahun 1960-an, Joker yang diperankan oleh Cesar Romero dalam serial televisi Batman hanya digambarkan sebagai Joker yang cerdas dan orang iseng yang tidak berbahaya dengan peralatan canggih.
MADMAN/GILA DAN BERBAHAYA (1970-1980)
![Joker, Dari Pemburu Uang ke Teroris Politis]()
Foto: DC Comics
Pada 1973 karakter Joker kembali. Penulis Dennis O’Neil melahirkan Joker dengan sifat yang lebih dingin dan gelap dalam komik Batman No. 251. Joker dikenal sebagai penjahat dan pembunuh berantai. Kemudian, O’Neil mulai berfokus pada kegilaan Joker.
Pada periode ini, Joker dibuat menakutkan bukan karena dia kejam, tapi karena dia gila dan tidak dapat diprediksi. Kegilaan Joker terlihat pada karya Steve Englehart yang berjudul "The Laughing Fish". Ia meracuni persediaan air dan ikan di dalamnya. Kisah serupa diadaptasi dalam Batman: The Animated Series pada tahun 1990-an yang suaranya diisi oleh Mark Hamill.
PHILOSOPHER/FILSUF (1980-2000)
![Joker, Dari Pemburu Uang ke Teroris Politis]()
Foto: DC Comics
Hadirnya "Batman: The Killing Joke" karya Alan Moore dan Brian Bolland pada tahun 1988 mengubah karakter Joker menjadi lebih gelap lagi, dengan target pembaca orang dewasa. "The Killing Joke" merupakan salah satu karya revolusioner karena menetapkan ide bahwa Joker tidak memiliki asal yang spesifik.
Karya ini tidak menceritakan asal mula Joker secara spesifik, tetapi hanya kisah yang mungkin diilhami oleh sebuah cerita yang pernah tayang yaitu dalam "Detective Comics No. 168". Karakter Joker pada era ini hanya membutuhkan satu hari berat untuk mengubah seseorang menjadi kejam dan gila.
Aspek revolusioner kedua terdapat pada hubungan Joker dengan Batman. Moore melihat Batman dan Joker bagai sebuah bayangan cermin. Joker dan Batman merupakan entitas serupa, yang masing-masing memiliki trauma mendalam pada sebuah peristiwa tragis. Hal ini membuat pertarungan Batman dan Joker bukan sekadar perkelahian fisik, tapi lebih bersifat filosofis. "The Killing Joke" membuka kisah-kisah lain yang menjelajahi karakter Joker sebagai seorang filsuf.
Joker yang diperankan oleh Jack Nicholson merupakan kombinasi dari para Joker sebelumnya. Inilah yang membuat Nicholson terlihat berbeda.
TERRORIST/TERORIS (2008)
![Joker, Dari Pemburu Uang ke Teroris Politis]()
Foto: Warner Bros Pictures
Heath Ledger memerankan Joker pada era ini. Joker versi ini menggambarkan seorang teroris yang mengeksploitasi ketakutan masyarakat modern akan ekstremisme di Amerika Serikat. Bukan hanya menjadi seorang anarkis yang tidak taat aturan, dia juga berusaha untuk menghancurkan dan membuat kekacauan pada lanskap politik Kota Gotham.
Joker menentukan mana yang salah dan benar dengan bebas. Ia juga mendefinisikan aturan miliknya tanpa dorongan dari orang lain.
Sementara adaptasi Joker terbaru yang diperankan Joaquin Phoenix menjadikan tokoh ini sebagai seorang yang lebih politis, juga marxis yang memiliki nasib malang.
GenSINDO
Arini Shafia Afkari
Universitas Indonesia
Kemisteriusan Joker sedikit banyak karena dia punya banyak versi tentang latar belakangnya. Bukan cuma yang diceritakan dalam filmnya saja, bahkan di komik pun latar belakang dan karakter Joker pun bisa berbeda-beda.
Tiap diangkat dalam film pun, kegilaan Joker juga bisa beragam. Nah, supaya makin tahu seluk beluk sosok musuh besar Batman ini, yuk, kita simak metamorfosis karakter Joker dalam komik maupun filmnya.
TRICKSTER/PENIPU YANG CERDAS (1940-1970)

Foto: 20th Television
Joker digambarkan sebagai seorang yang cerdas, licik, kejam, dan serakah. Ia melakukan serangkaian pembunuhan demi uang, atau tepatnya mencuri perhiasan berharga.
Dia senang mengumumkan kejahatannya di radio, bahkan sebelum aksi itu dilaksanakan. Dia melakukan kejahatannya dengan selera humor yang tidak biasa. Joker juga digambarkan sebagai sosok yang cerdas, senang memanipulasi lawan, dan tidak menaati peraturan yang ada.
Pada “tahun perak” komik pada era 1950-an, DC Comics mulai menurunkan sisi jahat Joker agar komik ini dapat dipasarkan di kalangan anak-anak. Pada tahun 1960-an, Joker yang diperankan oleh Cesar Romero dalam serial televisi Batman hanya digambarkan sebagai Joker yang cerdas dan orang iseng yang tidak berbahaya dengan peralatan canggih.
MADMAN/GILA DAN BERBAHAYA (1970-1980)

Foto: DC Comics
Pada 1973 karakter Joker kembali. Penulis Dennis O’Neil melahirkan Joker dengan sifat yang lebih dingin dan gelap dalam komik Batman No. 251. Joker dikenal sebagai penjahat dan pembunuh berantai. Kemudian, O’Neil mulai berfokus pada kegilaan Joker.
Pada periode ini, Joker dibuat menakutkan bukan karena dia kejam, tapi karena dia gila dan tidak dapat diprediksi. Kegilaan Joker terlihat pada karya Steve Englehart yang berjudul "The Laughing Fish". Ia meracuni persediaan air dan ikan di dalamnya. Kisah serupa diadaptasi dalam Batman: The Animated Series pada tahun 1990-an yang suaranya diisi oleh Mark Hamill.
PHILOSOPHER/FILSUF (1980-2000)

Foto: DC Comics
Hadirnya "Batman: The Killing Joke" karya Alan Moore dan Brian Bolland pada tahun 1988 mengubah karakter Joker menjadi lebih gelap lagi, dengan target pembaca orang dewasa. "The Killing Joke" merupakan salah satu karya revolusioner karena menetapkan ide bahwa Joker tidak memiliki asal yang spesifik.
Karya ini tidak menceritakan asal mula Joker secara spesifik, tetapi hanya kisah yang mungkin diilhami oleh sebuah cerita yang pernah tayang yaitu dalam "Detective Comics No. 168". Karakter Joker pada era ini hanya membutuhkan satu hari berat untuk mengubah seseorang menjadi kejam dan gila.
Aspek revolusioner kedua terdapat pada hubungan Joker dengan Batman. Moore melihat Batman dan Joker bagai sebuah bayangan cermin. Joker dan Batman merupakan entitas serupa, yang masing-masing memiliki trauma mendalam pada sebuah peristiwa tragis. Hal ini membuat pertarungan Batman dan Joker bukan sekadar perkelahian fisik, tapi lebih bersifat filosofis. "The Killing Joke" membuka kisah-kisah lain yang menjelajahi karakter Joker sebagai seorang filsuf.
Joker yang diperankan oleh Jack Nicholson merupakan kombinasi dari para Joker sebelumnya. Inilah yang membuat Nicholson terlihat berbeda.
TERRORIST/TERORIS (2008)

Foto: Warner Bros Pictures
Heath Ledger memerankan Joker pada era ini. Joker versi ini menggambarkan seorang teroris yang mengeksploitasi ketakutan masyarakat modern akan ekstremisme di Amerika Serikat. Bukan hanya menjadi seorang anarkis yang tidak taat aturan, dia juga berusaha untuk menghancurkan dan membuat kekacauan pada lanskap politik Kota Gotham.
Joker menentukan mana yang salah dan benar dengan bebas. Ia juga mendefinisikan aturan miliknya tanpa dorongan dari orang lain.
Sementara adaptasi Joker terbaru yang diperankan Joaquin Phoenix menjadikan tokoh ini sebagai seorang yang lebih politis, juga marxis yang memiliki nasib malang.
GenSINDO
Arini Shafia Afkari
Universitas Indonesia
(her)