Twenty-Five Twenty-One Mendadak Ubah Genre, Pertanda Bakal Sad Ending?

Selasa, 22 Maret 2022 - 09:52 WIB
loading...
Twenty-Five Twenty-One Mendadak Ubah Genre, Pertanda Bakal Sad Ending?
Masa depan hubungan Hee-do dan Yi-jin masih misteri hingga saat ini, akankah berakhir menyedihkan? Foto/tvN
A A A
JAKARTA - Drama Korea Twenty-Five Twenty-One awalnya ditulis bergenre komedi romantis, tapi belakangan diubah menjadi melodrama.

Perubahan ini bisa dilihat kalau kamu mengetik "Twenty-Five Twenty One" di mesin pencari Google. Pada bagian paling atas, akan terlihat genre drama ini adalah melodrama, padahal awalnya tertulis rom-com (komedi romantis).

Perubahan ini pun membuat penonton drama ini, terutama yang berasal dari Korea Selatan, khawatir dengan akhir cerita Twenty-Five Twenty-One. Pasalnya, dalam budaya drama Korea , kisah melodrama identik dengan akhir cerita tragis atau menyedihkan.



Dalam buku South Korean Golden Age Melodrama: Gender, Genre, and National Cinema terbitan tahun 2005 dan diedit oleh Kathleen Anne McHugh, Kathleen McHugh, dan Nancy Abelmann, disebutkan bahwa ada perbedaan antara melodrama Korea dan Barat.

Dalam melodrama Korea, konsepnya terpaku pada "han", yaitu istilah untuk menggambarkan perasaan sedih, pahit, atau putus asa yang mendalam yang berasal dari penindasan atau ketidakadilan yang menumpuk dari waktu ke waktu dan terus dipendam.

Dalam melodrama Barat, meski karakter protagonisnya dihadapkan pada berbagai rintangan dan kepiluan hingga membuat emosi penonton terkuras, tapi mayoritas ceritanya berakhir bahagia demi memenuhi "american dream". Istilah ini umumnya dipakai untuk menggambarkan kesuksesan atau kebahagiaan sebagai orang Amerika.

Ini berbanding terbalik dengan melodrama Korea, saat karakter protagonisnya tidak pulih setelah mengalami "han". Saat sang karakter menyadari bahwa mereka telah kehilangan semuanya, mereka umumnya akan mencoba kembali ke masa lalu, mengenang kebahagiaan yang terjadi saat itu.

Selain itu, melodrama Korea juga menekankan pada hubungan keluarga, berbeda dengan melodrama Barat yang fokus pada kisah individu.

Twenty-Five Twenty-One Mendadak Ubah Genre, Pertanda Bakal Sad Ending?

Foto: tvN

Gambaran ini bisa dibilang sangat cocok untuk menggambarkan jalannya cerita Twenty-Five Twenty-One sejauh ini (12 dari 16 episode). Seperti diketahui, alur drama ini dibuat maju-mundur untuk menceritakan dinamika hubungan Hee-do (Kim Tae-ri) dan Baek Yi-jin (Nam Joo-hyuk).

Baca Juga: 3 Adegan Business Proposal yang Mirip dengan Drama Korea Lainnya, Ada dari True Beauty

Mereka pertama kali bertemu pada usia 18 dan 22 tahun. Sempat terpisah, keduanya bertemu lagi saat Hee-do berusia 21 tahun dan Yi-jin 25 tahun.

Mereka saling jatuh cinta pada masa itu, tapi pada masa sekarang digambarkan bahwa Hee-do sudah memiliki anak, dan nama sang anak tak memiliki marga yang sama dengan Yi-jin.

Sampai saat ini, identitas ayah dari anak Hee-do masih menjadi misteri. Yang pasti, anak Hee-do tak mengenali Yi-jin, dan ibu Hee-do kerap mengucapkan kata-kata yang ambigu, membuat penonton bertanya-tanya apakah Yi-jin masih hidup atau sudah meninggal.

Twenty-Five Twenty-One Mendadak Ubah Genre, Pertanda Bakal Sad Ending?

Foto: tvN

Cocoklogi ini akhirnya membuat penonton berteori bahwa Twenty-Five Twenty-One akan berakhir tragis. Yang paling mungkin terjadi jika melihat jalan cerita sejauh ini adalah Yi-jin sudah meninggal atau menghilang tanpa jejak.

Baca Juga: Makna Lagu Feel My Rhythm Red Velvet, Videonya Ada Misteri!

Sekadar informasi, genre melodrama Korea populer yang terakhir dirilis adalah Snowdrop dan Youth of May, dan keduanya berakhir tragis bagi karakter utama prianya.

Meski begitu, masih tetap ada harapan akhir bahagia untuk Twenty-Five Twenty-One. Pasalnya, jika melihat informasi yang tertera di Netflix, status genrenya tidak berubah, masih "romantic TV drama". Sementara kontennya tertulis "intimate, inspiring, romantic".
(ita)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2492 seconds (0.1#10.140)