Prediksi 4 Tren K-Pop yang Mungkin Terjadi pada 2022
loading...

K-pop makin meluaskan pasarnya hingga ke Eropa dan Amerika Serikat dan ini diyakini akan terus berlangsung pada 2022. Foto/Teen Vogue
A
A
A
JAKARTA - Seiring makin meluasnya hallyu di seluruh dunia, musik K-pop juga makin meluaskan pasarnya hingga ke enam benua.
Dari catatan Gaon Chart, penjualan 400 album K-pop terlaris sejak 2016-2017 naik sangat drastis. Pada 2016, album yang terjual sejumlah 10,8 juta, lalu pada 2017 naik menjadi 16,9 juta.
Lalu pada 2019 ke 2020, lonjakan besar terjadi dari 24,5 juta ke 41,7 juta. Sementara tahun 2021 tercatat ada 54,5 juta album terjual. Dari data ini, 60% album terjual ke luar Korea.
Dengan invasi yang sangat besar ini, para ahli budaya dan pengamat musik menganalisis dan memprediksi bahwa K-pop akan terus berkembang di pasar global, dan berikut ini empat tren yang mungkin akan terjadi pada 2022.
1. Akan Lebih Banyak Penyanyi yang Menulis Lagu
![Prediksi 4 Tren K-Pop yang Mungkin Terjadi pada 2022]()
Foto: Vogue Korea/GQ Korea
Saat K-pop masih berada dalam masa generasi pertama dan kedua (1990-2011), sangat sedikit penyanyi atau member grup yang menulis lirik, apalagi menjadi komposer bagi lagu yang mereka nyanyikan. Ini sedikit banyak karena kreativitas mereka dibatasi oleh masing-masing label.
Sedikit musisi yang menonjol pada era tersebut adalah Seo Ta-ji yang dijuluki sebagai Presiden of Culture di Korea Selatan. Rapper ini mengubah industri musik di Korea dengan memasukkan rap ke musik populer Korea dengan lirik-lirik penuh kritik sosial.
Konsep yang dibawakannya ini menjadi cikal bakal lahirnya K-pop seperti sekarang. Musisi lainnya yang pandai menulis dan membuat komposisi lagu adalah G-Dragon dari Big Bang.
Sementara dari perwakilan generasi ketiga K-pop, BTS memulai budaya menulis lirik, menjadi komposer, sekaligus produser pendamping bagi lagu-lagu mereka. Sejak itu, semakin banyak member grup lain yang mengikuti jejak BTS dengan menulis lirik dan menjadi komposer, misalnya SEVENTEEN, Stray Kids, dan (G)I-DLE.
Dari catatan Gaon Chart, penjualan 400 album K-pop terlaris sejak 2016-2017 naik sangat drastis. Pada 2016, album yang terjual sejumlah 10,8 juta, lalu pada 2017 naik menjadi 16,9 juta.
Lalu pada 2019 ke 2020, lonjakan besar terjadi dari 24,5 juta ke 41,7 juta. Sementara tahun 2021 tercatat ada 54,5 juta album terjual. Dari data ini, 60% album terjual ke luar Korea.
Dengan invasi yang sangat besar ini, para ahli budaya dan pengamat musik menganalisis dan memprediksi bahwa K-pop akan terus berkembang di pasar global, dan berikut ini empat tren yang mungkin akan terjadi pada 2022.
1. Akan Lebih Banyak Penyanyi yang Menulis Lagu

Foto: Vogue Korea/GQ Korea
Saat K-pop masih berada dalam masa generasi pertama dan kedua (1990-2011), sangat sedikit penyanyi atau member grup yang menulis lirik, apalagi menjadi komposer bagi lagu yang mereka nyanyikan. Ini sedikit banyak karena kreativitas mereka dibatasi oleh masing-masing label.
Sedikit musisi yang menonjol pada era tersebut adalah Seo Ta-ji yang dijuluki sebagai Presiden of Culture di Korea Selatan. Rapper ini mengubah industri musik di Korea dengan memasukkan rap ke musik populer Korea dengan lirik-lirik penuh kritik sosial.
Konsep yang dibawakannya ini menjadi cikal bakal lahirnya K-pop seperti sekarang. Musisi lainnya yang pandai menulis dan membuat komposisi lagu adalah G-Dragon dari Big Bang.
Sementara dari perwakilan generasi ketiga K-pop, BTS memulai budaya menulis lirik, menjadi komposer, sekaligus produser pendamping bagi lagu-lagu mereka. Sejak itu, semakin banyak member grup lain yang mengikuti jejak BTS dengan menulis lirik dan menjadi komposer, misalnya SEVENTEEN, Stray Kids, dan (G)I-DLE.
Lihat Juga :