Review Film Songbird: Perjuangan Cinta di Tengah Pandemi yang Mencekam

JAKARTA - Pandemi merupakan masalah di seluruh dunia yang tidak ada habisnya. Situasi mencekam pernah terjadi dan bahkan masih tetap terjadi di berbagai belahan dunia yang belum sanggup mengontrol penyebaran virus ini.

Film Songbirdpun mencoba mengambil inspirasi dari situasi menegangkan terkait pandemi tersebut. Filmnya disutradarai Adam Mason dan skenarionya ditulis Simon Boyes. Songbirdjuga didukung produser film-film blockbuster bertema bencana, Michael Bay.

Film ini berlatar waktu saat dunia berada pada tahun ke-4 pandemi di Amerika Serikat.COVID-19 telah bermutasi menjadi COVID-23. Orang-orang diharuskan melakukan pemeriksaan suhu tubuh pada ponsel mereka. Sementara mereka yang terinfeksi COVID-23 akan dibawa paksa dari kediamannya menuju tempat karantina, yaitu Q-Zones.

Hanya mereka yang tercatat sebagai kebal yang diizinkan berada di luar rumah. Mereka diidentifikasikan dengan gelang berbentuk burung kenari kuning yang terpasang di tangan.


Foto: STXfilms

Nico Price (K.J. Apa) termasuk bagian dari mereka yang kebal terhadap virus. Dia bekerja menjadi paralegal sebelum akhirnya menjadi kurir karena pandemi. Dia menjalin hubungan virtual dengan Sara (Sofia Carson), artis muda yang tinggal dengan neneknya, Lita (Elpidia Carrillo) yang disiplin melarang mereka melakukan kontak fisik.

Baca Juga: 6 Penjahat di Trailer Kedua Spider-Man: No Way Home, Nomor 6 Sering Jadi Meme

Nico yang bekerja untuk Lester (Craig Robinson), khusus mengirimkan paket-paket kepada orang kaya. Klien terbesar mereka yaitu keluarga Griffin, yaitu Piper (Demi Moore), William (Bradley Whitford), dan putrinya Emma (Lia McHaugh).

William merupakan mantan eksekutif rekaman yang berselingkuh dengan May (Alexandra Daddario), penyanyi yang diiming-imingi akan menjadi bintang. Karena janji palsu tersebut, May akhirnya mencari nafkah menjual cover lagu klasik secara daring.


Foto: STXfilms

Lewat lagu American Pie, May bertemu dengan Michel (Paul Walter Hauser), veteran perang penyandang disabilitas yang bekerja untuk Lester. Dia menjadi operator drone yang melacak keberadaan kurirnya.

Suatu malam, Lita menunjukkan gejala COVID-23. Sementara itu, Departemen Sanitasi yang dipimpin oleh Emmet Harland (Peter Stormare), memaksa tetangga Sara yaitu Alice yang terinfeksi virus di apartemennya untuk dibawa ke karantina. Harland memperingati Sara lewat interKom bahwa gedung apartemen mereka sedang mengalami peningkatan infeksi.

Sara pun memberi tahu Nico mengenai kondisi Lita. Khawatir, Nico akhirnya menginap di depan pintu apartemen Sara. Keesokan harinya, Sara dan Lita melakukan pemeriksaan suhu. Sara lolos, tapi Lita gagal. Nico lantas berjanji akan menyelamatkan Sara dan Lita, agar Sara tidak diambil darinya.

Dari sini, perjuangan para karakternya pun dimulai. Nico berusaha menyelamatkan Sara, May berusaha bebas dari Graffin yang memanfaatkannya, Piper berusaha melindungi putrinya yang mengidap penyakit kelainan autoimun, juga usaha mencari tahu keanehan di balik gelang burung kenari.


Foto: STXfilms

Lewat visualnya, Songbirdberhasil mengajak penonton masuk ke dalam suasana lockdownyang mencekam. Penonton menjadi ditarik kembali untuk merasakan suasana yang pernah dialami saat angka kasus COVID-19 melonjak tinggi. Apalagi, terdapat sejumlah adegan yang sangat relevan dan pernah terjadi selama masa pandemi.

Film ini juga menyinggung kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin. Ini terlihat dari gelang ilegal yang banyak dimiliki orang-orang kaya agar bebas berkeliaran. Sedangkan kaum tak mampu dipaksa bertahan di rumahnya atau dipaksa pindah ke Q-Zones saat terinfeksi.

Baca Juga: 5 Drama Korea Bujet Termahal pada 2021, Ada yang Ratingnya Kecil

Tentu saja, film ini juga menyajikan kisah cinta bak Romeo dan Juliet yang terhalang pandemi dan isolasi. Ini pula yang menjadi bagian utama Songbird.

Secara keseluruhan, Songbird menyajikan kondisi nyata yang sampai saat ini masih dirasakan penduduk dunia. Michael Bay, Adam Mason dan Boyes cukup baik membuat film ini seperti layaknya kisah dokumenter mengerikan akibat menyebarnya COVID-19.


Rahma Dina Damanik
Kontributor GenSINDO
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Instagram: @rahmadmk