Naskah Melayu Klasik: Harta Indonesia yang Tersembunyi
loading...

Salah satu naskah Melayu klasik yang masih tersimpan rapi. Foto/Twitter @BLMalay
A
A
A
JAKARTA - Naskah klasik merupakan harta berharga sekaligus penuh nilai sejarah. Dalam naskah klasik, terkandung pelbagai pelajaran dan nilai dari masa lampau.
Nilai-nilai tersebut diabadikan melalui goresan tangan dengan tinta dan menggunakan aksara daerah, seperti aksara jawi atau pegon dalam selembar kertas dari Eropa atau kulit kayu. Manuskrip tersebut ditemukan mulai abad ke-9 hingga abad ke-20.
Naskah Melayu klasik jumlahnya sangat banyak, puluhan ribu hingga ratusan ribu naskah. Penyebarannya juga gak tanggung-tanggung, setiap daerah di Indonesia pasti punya.
Sejarah kehidupan suatu bangsa bisa dilihat dari peninggalan berbentuk tulisan berupa naskah klasik tersebut. Termasuk pemikiran nenek moyang dalam menghadapi berbagai tanda-tanda alam.
Misalkan, dalam salah satu naskah klasik dijelaskan bahwa sebelum bencana alam, akan ada tanda-tanda dari hewan yang turun dari pegunungan menuju pemukiman.
![Naskah Melayu Klasik: Harta Indonesia yang Tersembunyi]()
Foto: IndonesiaKaya.com
Dalam naskah lain dijelaskan berbagai tanaman obat yang bisa menyembuhkan penyakit tertentu. Atau ada juga naskah mengenai sistem politik pemerintahan untuk menyejahterakan masyarakat.
Catatan mengenai kearifan lokal masyarakat Nusantara serta cara hidup masyarakat yang tidak bertentangan dengan alam juga terekam dengan jelas dalam naskah klasik.
Selain itu, ada pula naskah mengenai hikayat atau cerita. Masyarakat Melayu klasik biasanya menulis dan menyalin cerita dalam bentuk hikayat atau syair. Cerita tersebut dirangkai dengan bahasa yang sangat indah.
Sastra tampaknya menjadi salah satu cara mengungkapkan pikiran yang amat khas bagi masyarakat Melayu. Nilai-nilai luhur dalam karya sastra disampaikan melalui berbagai perumpamaan, biasanya menggunakan binatang sebagai tokoh dalam cerita.
Nilai-nilai tersebut diabadikan melalui goresan tangan dengan tinta dan menggunakan aksara daerah, seperti aksara jawi atau pegon dalam selembar kertas dari Eropa atau kulit kayu. Manuskrip tersebut ditemukan mulai abad ke-9 hingga abad ke-20.
Naskah Melayu klasik jumlahnya sangat banyak, puluhan ribu hingga ratusan ribu naskah. Penyebarannya juga gak tanggung-tanggung, setiap daerah di Indonesia pasti punya.
Sejarah kehidupan suatu bangsa bisa dilihat dari peninggalan berbentuk tulisan berupa naskah klasik tersebut. Termasuk pemikiran nenek moyang dalam menghadapi berbagai tanda-tanda alam.
Misalkan, dalam salah satu naskah klasik dijelaskan bahwa sebelum bencana alam, akan ada tanda-tanda dari hewan yang turun dari pegunungan menuju pemukiman.

Foto: IndonesiaKaya.com
Dalam naskah lain dijelaskan berbagai tanaman obat yang bisa menyembuhkan penyakit tertentu. Atau ada juga naskah mengenai sistem politik pemerintahan untuk menyejahterakan masyarakat.
Catatan mengenai kearifan lokal masyarakat Nusantara serta cara hidup masyarakat yang tidak bertentangan dengan alam juga terekam dengan jelas dalam naskah klasik.
Selain itu, ada pula naskah mengenai hikayat atau cerita. Masyarakat Melayu klasik biasanya menulis dan menyalin cerita dalam bentuk hikayat atau syair. Cerita tersebut dirangkai dengan bahasa yang sangat indah.
Sastra tampaknya menjadi salah satu cara mengungkapkan pikiran yang amat khas bagi masyarakat Melayu. Nilai-nilai luhur dalam karya sastra disampaikan melalui berbagai perumpamaan, biasanya menggunakan binatang sebagai tokoh dalam cerita.
Lihat Juga :