Tawaran Jasa Bicara dengan Hewan, Bukan Magic, Bisa Dipelajari
loading...
A
A
A
Kamu mungkin juga pernah tiba-tiba dihubungi oleh orang yang sedang kamu pikirkan. Mungkin kamu juga pernah merasakan ada yang tidak beres dengan suasana hati sahabatmu meskipun kamu bahkan belum bertemu dengannya seharian.
Ya, kira-kira seperti itulah cara kerja animal communicator. Namun, animal communicator terus mengasah kemampuannya supaya dapat terkoneksi secara maksimal dengan berbagai hewan.
Jasmine bercerita, sejak kecil dia memang sangat suka hewan. Keluarganya selalu punya kucing atau anjing peliharaan.
“Memang rasanya dari dulu kami juga merasa sudah bisa memahami mereka (dalam batasan tertentu) tetapi tidak pernah melabeli apa pun yang kami rasakan. Ternyata, itu adalah intuitive animal communication,” ujarnya.
Foto: Dok. Jasmine Jawie
Perempuan yang sedang disibukkan dengan penggarapan workshop bertajuk “Animal Communications for Beginner” ini mengatakan, berkomunikasi dengan hewan adalah kemampuan dasar setiap makhluk tanpa terkecuali.
Hanya saja, seiring berjalannya umur dan paparan teknologi, manusia terdiskoneksi dengan alam. “Kita lebih mudah menggunakan logika dan meninggalkan intuisi,” ucapnya.
Dari Kucing Bangsawan hingga Kucing Trauma
Selama menjadi animal communicator, Jasmine mengatakan dirinya mendapatkan banyak pengalaman, mulai dari yang bikin tertawa sampai yang membuat sedih.
Ada kucing yang ceria, ada yang sangat sopan, ada juga yang sangat perhatian. “Ada kucing yang bahkan balik bertanya bagaimana kabar saya, kenapa saya terlihat sedih, dan lainnya. Ada juga individu yang sosoknya sangat elegan, anggun, dan cenderung congkak,” katanya bercerita.
“(Ada hewan yang bilang) ‘I believe our session is done here and I have plethora things to do, so yes I am leaving. Have a good day to you,’ sambil flicking the tail,” kata Jasmine menceritakan satu sesi lucu yang pernah dialaminya.
Baca Juga: Kode Penting! Ini 10 Arti Gerak-Gerik Buntut Kucing
Meski begitu, ada juga sesi yang membuatnya menangis sampai matanya bengkak. “Ada yang bercerita, dia takut dibuang lagi karena owner sebelumnya membuang dia, ada juga yang tidak mau makan dan minum karena temannya meninggal,” ucapnya.
Foto: iStock/Getty Images
Klien Jasmine datang dari berbagai wilayah termasuk dari Jerman dan Belanda. Salah satu kliennya yang asal Indonesia sempat memberikan testimoni setelah hewan peliharaannya berbincang dengan Jasmine.
“Alhamdulilah enggak lama setelah Kak Jasmine komunikasi sama Njun, dia sering pulang walaupun kadang cuma makan, terus ke luar lagi, atau main sebentar, tidur satu malem, terus main ke luar lagi. Kayaknya Njun jadi ngertienggak apa-apa main ke luar asal pulang sekali-sekali,” ujar si klien.
Soal tarif konsultasi, Jasmine menyarankan calon kliennya untuk langsung menghubunginya dan bernegosiasi. “Yang berminat untuk book a session bisa menghubungi via DM Instagram di @jasminepj,” ungkapnya.
Animal Communicator di Luar Negeri
Di luar negeri, melansir dari learnhowtotalktoanimals.com, nama Penelope Smith disebut-sebut sebagai orang yang memprakarsai adanya bidang komunikasi dengan hewan.
Penelope menyadari kemampuannya dalam berkomunikasi dengan hewan layaknya dengan manusia sejak usia belia. Selama lebih dari 40 tahun, Penelope terus mengembangkan kemampuannya dan menjalin relasi dengan sesama pencinta hewan.
Ya, kira-kira seperti itulah cara kerja animal communicator. Namun, animal communicator terus mengasah kemampuannya supaya dapat terkoneksi secara maksimal dengan berbagai hewan.
Jasmine bercerita, sejak kecil dia memang sangat suka hewan. Keluarganya selalu punya kucing atau anjing peliharaan.
“Memang rasanya dari dulu kami juga merasa sudah bisa memahami mereka (dalam batasan tertentu) tetapi tidak pernah melabeli apa pun yang kami rasakan. Ternyata, itu adalah intuitive animal communication,” ujarnya.
Foto: Dok. Jasmine Jawie
Perempuan yang sedang disibukkan dengan penggarapan workshop bertajuk “Animal Communications for Beginner” ini mengatakan, berkomunikasi dengan hewan adalah kemampuan dasar setiap makhluk tanpa terkecuali.
Hanya saja, seiring berjalannya umur dan paparan teknologi, manusia terdiskoneksi dengan alam. “Kita lebih mudah menggunakan logika dan meninggalkan intuisi,” ucapnya.
Dari Kucing Bangsawan hingga Kucing Trauma
Selama menjadi animal communicator, Jasmine mengatakan dirinya mendapatkan banyak pengalaman, mulai dari yang bikin tertawa sampai yang membuat sedih.
Ada kucing yang ceria, ada yang sangat sopan, ada juga yang sangat perhatian. “Ada kucing yang bahkan balik bertanya bagaimana kabar saya, kenapa saya terlihat sedih, dan lainnya. Ada juga individu yang sosoknya sangat elegan, anggun, dan cenderung congkak,” katanya bercerita.
“(Ada hewan yang bilang) ‘I believe our session is done here and I have plethora things to do, so yes I am leaving. Have a good day to you,’ sambil flicking the tail,” kata Jasmine menceritakan satu sesi lucu yang pernah dialaminya.
Baca Juga: Kode Penting! Ini 10 Arti Gerak-Gerik Buntut Kucing
Meski begitu, ada juga sesi yang membuatnya menangis sampai matanya bengkak. “Ada yang bercerita, dia takut dibuang lagi karena owner sebelumnya membuang dia, ada juga yang tidak mau makan dan minum karena temannya meninggal,” ucapnya.
Foto: iStock/Getty Images
Klien Jasmine datang dari berbagai wilayah termasuk dari Jerman dan Belanda. Salah satu kliennya yang asal Indonesia sempat memberikan testimoni setelah hewan peliharaannya berbincang dengan Jasmine.
“Alhamdulilah enggak lama setelah Kak Jasmine komunikasi sama Njun, dia sering pulang walaupun kadang cuma makan, terus ke luar lagi, atau main sebentar, tidur satu malem, terus main ke luar lagi. Kayaknya Njun jadi ngertienggak apa-apa main ke luar asal pulang sekali-sekali,” ujar si klien.
Soal tarif konsultasi, Jasmine menyarankan calon kliennya untuk langsung menghubunginya dan bernegosiasi. “Yang berminat untuk book a session bisa menghubungi via DM Instagram di @jasminepj,” ungkapnya.
Animal Communicator di Luar Negeri
Di luar negeri, melansir dari learnhowtotalktoanimals.com, nama Penelope Smith disebut-sebut sebagai orang yang memprakarsai adanya bidang komunikasi dengan hewan.
Penelope menyadari kemampuannya dalam berkomunikasi dengan hewan layaknya dengan manusia sejak usia belia. Selama lebih dari 40 tahun, Penelope terus mengembangkan kemampuannya dan menjalin relasi dengan sesama pencinta hewan.