Petisi dan Aksi Darurat Iklim Siap Digelar, Mahasiswa Ikut Bersuara
loading...

Aktivis lingkungan melakukan aksi unjuk rasa di depan Istana Merdeka, Jakarta, pada September 2019. Foto/Dok. Sindonews
A
A
A
JAKARTA - Para aktivis lingkungan beramai-ramai membuat petisi agar Presiden Joko Widodo segera mendeklarasikan darurat iklim di Indonesia. Mahasiswa pun ikut menyuarakan pendapatnya.
Petisi yang dibuat di change.org ini diinisiasi oleh para individu sekaligus organisasi peduli lingkungan, di antaranya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Fossil Free Indonesia, termasuk dari kalangan mahasiswa yang diwakili BEM FMIPA UI dan BEM UI.
Bersamaan dengan peluncuran petisi, akan ada juga aksi Global Climate Strike secara daring yang digelar hari ini (17/3) dan aksi luring pada Jumat (19/3).
Aksi akan berlangsung di beberapa kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Palembang, Makasar, dan Palangkaraya.
Gerakan ini akan kembali menuntut adanya tindakan segera, konkret, dan ambisius dari para pemimpin negara dalam mengatasi krisis iklim yang sedang berlangsung.
Dalam petisi darurat iklim, para inisiator mendesak agar pemerintah Indonesia melakukan tiga hal. Pertama, yaitu mendesak pemerintah untuk mencabut kebijakan-kebijakan yang merusak lingkungan dan menyusun kebijakan strategis yang menempatkan keselamatan manusia, satwa dan lingkungan hidup dan hak generasi yang akan datang sebagai prioritas.
![Petisi dan Aksi Darurat Iklim Siap Digelar, Mahasiswa Ikut Bersuara]()
Foto: Change.org
Kedua, mendesak pemerintah untuk membentuk tim khusus (Satgas) yang terbuka dan independen untuk fokus pada penanganan dan pencegahan krisis iklim yang dipimpin langsung oleh Presiden.
Ketiga, yaitu mendorong pemerintah untuk membuka data, situasi dan rencana terkini dalam strateginya kepada rakyat Indonesia.
Deklarasi dapat dibuat di tingkat yang berbeda, misalnya di tingkat pemerintah pusat atau daerah. Kebijakan juga bisa dibuat berbeda secara mendalam dan rinci.
Petisi yang dibuat di change.org ini diinisiasi oleh para individu sekaligus organisasi peduli lingkungan, di antaranya Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Fossil Free Indonesia, termasuk dari kalangan mahasiswa yang diwakili BEM FMIPA UI dan BEM UI.
Bersamaan dengan peluncuran petisi, akan ada juga aksi Global Climate Strike secara daring yang digelar hari ini (17/3) dan aksi luring pada Jumat (19/3).
Aksi akan berlangsung di beberapa kota di Indonesia, antara lain Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Palembang, Makasar, dan Palangkaraya.
Gerakan ini akan kembali menuntut adanya tindakan segera, konkret, dan ambisius dari para pemimpin negara dalam mengatasi krisis iklim yang sedang berlangsung.
Dalam petisi darurat iklim, para inisiator mendesak agar pemerintah Indonesia melakukan tiga hal. Pertama, yaitu mendesak pemerintah untuk mencabut kebijakan-kebijakan yang merusak lingkungan dan menyusun kebijakan strategis yang menempatkan keselamatan manusia, satwa dan lingkungan hidup dan hak generasi yang akan datang sebagai prioritas.

Foto: Change.org
Kedua, mendesak pemerintah untuk membentuk tim khusus (Satgas) yang terbuka dan independen untuk fokus pada penanganan dan pencegahan krisis iklim yang dipimpin langsung oleh Presiden.
Ketiga, yaitu mendorong pemerintah untuk membuka data, situasi dan rencana terkini dalam strateginya kepada rakyat Indonesia.
Deklarasi dapat dibuat di tingkat yang berbeda, misalnya di tingkat pemerintah pusat atau daerah. Kebijakan juga bisa dibuat berbeda secara mendalam dan rinci.
Lihat Juga :