5 Pelajaran Hidup dari Novel 'Kafka on the Shore' Karya Haruki Murakami

Selasa, 02 Maret 2021 - 18:58 WIB
loading...
5 Pelajaran Hidup dari Novel Kafka on the Shore Karya Haruki Murakami
Novel Kafka on the Shore karya Haruki Murakami menyimpan banyak filosofi hidup untuk kamu renungi. Foto/YouTube Ted Ed
A A A
JAKARTA - Siapa yang belum mengenal Haruki Murakami? Kamu? Cepat kenalan. Murakami dikenal sering menggabungkan hubungan fantastis antara pengalaman pribadi, kemungkinan supernatural , dan sejarah Jepang dalam prosanya.

Menabrakan dunia yang berbeda menjadi sorotan alur khas sastrawan Jepang ini, salah satunya dalam novel "Kafka on the Shore".

Mengutip dari kanal YouTube TED-Ed yang berjudul “Why Should You Read Kafka on the Shore?”, “Kafka on the Shore" disebut sebagai sastra rumit epik yang sarat perjalanan waktu, cerita tersembunyi, dan dunia magis. Kamu akan menemukan tokoh-tokoh aneh dan kebetulan-kebetulan ganjil yang membuatmu kagum.

Novel "Kafka on the Shore" menceritakan pelarian anak laki-laki berusia 15 tahun, bernama Kafka Tamura. Kafka mencoba kabur dari kutukan ayah dan mencari ibu serta saudara tiri perempuannya.

Kehidupan Kafka terparalel dengan lelaki tua bernama Nakata. Nakata mengalami trauma ketika masa perang. Membuatnya tidak bisa membaca dan menulis. Namun Nakata punya kemampuan berbicara dengan kucing.

Sepanjang pelariannya, Kafka dihadapkan dengan berbagai keanehan. Tidak hanya Kafka, karakter lain juga mengalami keabsurdan hidup yang sama.

Mengapa kamu harus baca novel ini? Novel ini kaya dengan pelajaran dan filosofi hidup. Nah, berikut lima pelajaan yang dapat kamu ambil dari novel ini.

1. MELARIKAN DIRI BUKAN PILIHAN


5 Pelajaran Hidup dari Novel 'Kafka on the Shore' Karya Haruki Murakami

Foto: YouTube Ted Ed

Kamu pernah ada rencana kabur dari rumah? Ingin memulai hidup dengan identitas baru, tanpa menggendong beban drama keluarga? Atau sangat ingin lari dari keadaan?

Berikut kutipan ucapan Gagak kepada Kafka ketika Kafka akan kabur dari rumah menghindari kutukan ayahnya.

“Bukan berarti melarikan diri bakal menyelesaikan segalanya. Aku tidak akan menghalangimu sama sekali, tapi seandainya aku jadi kau, aku tidak akan meninggalkan tempat seperti ini. Tidak peduli seberapa jauh pun kau pergi, jarak tidak sanggup menyelesaikan apa pun” (terbitan tahun 2016, halaman 3).

Lalu apa yang ditemukannya? Kutukan ayah Kafka tetap berjalan sebagaimana mestinya. Pelarian Kafka adalah jalan untuk menjemput kutukan itu. Jadi, sejauh apa pun berlari, kamu akan tetap di jalan yang sama— jalan yang sudah ‘ditentukan’.

2. PELARIAN BUKAN PERKARA MUDAH

5 Pelajaran Hidup dari Novel 'Kafka on the Shore' Karya Haruki Murakami

Foto: YouTube Ted Ed

Pada akhirnya, kenyataan membuatmu muak. Kamu memutuskan untuk melarikan diri. Kamu merasa bebas untuk sementara waktu, tetapi sebenarnya, pelarian itu sendiri adalah masalah.

Dalam novel ini, Gagak mengatakan pada Kafka bahwa, “Kadang-kadang nasib ibarat badai pasir kecil yang terus menerus berubah arah. Kau mengubah arahmu, tetapi badai pasir itu terus menerus mengejarmu. Kau berbalik, badai pasir itu tetap mengikutimu. Kau melakukan hal yang sama terus-menerus, seakan menari-nari dengan kematian menjelang fajar. Mengapa? Karena badai ini bukanlah sesuatu yang bertiup dari kejauhan. Bukan sesuatu yang tidak ada hubungannya denganmu. Badai ini adalah dirimu sendiri” (halaman 3).

Mau lari ke mana pun, akar masalahnya ada pada di dalam diri. Persoalan paling rumit bukan dari luar, melainkan dalam diri itu sendiri.

Baca Juga: 7 Pelajaran Psikologi dari Karakter Beth Harmon dalam 'The Queen's Gambit'

3. SEBENARNYA MANUSIA LEBIH SUKA TIDAK BEBAS
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3479 seconds (0.1#10.140)