Gaslighting: Si Penipu Ulung dalam Sebuah Hubungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Siapa, sih, yang gak mau punya hubungan baik dan romantis dengan pasangan, tentunya pasti mau, kan? Tapi hati-hati, ya, kena gaslighting.
Dalam hubungan, penting banget untuk kita mengenal kepribadian pasangan. Tujuannya supaya komunikasi bisa lancar sekaligus menghindarkan diri dari kecenderungan pasangan yang punya gangguan kesehatan mental tertentu, kayak gaslighting.
Lalu, apa itu gaslighting? Simak dengan baik penjelasan berikut.
ASAL-USUL GASLIGHTING
Foto: Shutterstock
Mengutip dari Psychology Today, gaslighting adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan adanya sikap manipulatif terhadap pasangan. Dalam Oxford Dictionary juga disebutkan bahwa sikap ini bisa bikin korban gak mampu membedakan mana yang benar dan salah.
Melansir dari Elephant Journal, terminologi gaslighting merujuk kepada sebuah pertunjukan pada 1938. Popularitasnya menanjak setelah cerita itu diadaptasi ke dalam film berjudul "Gaslight" (1944). Filmnya bercerita tentang seorang suami yang suka menyiksa istrinya.
Dalam film tersebut, sang suami meyakinkan bahwa istrinya sudah gila, hingga sang istri benar-benar mempertanyakan kewarasan dirinya sendiri.
Ia memakai teknik-teknik manipulasi dan berusaha membuat istrinya gila, salah satunya dengan cara menyalakan api secara berkala di rumah dan mengatakan bahwa sang istri cuma berilusi melihatnya.
Gak cuma itu, tokoh suami dalam “Gaslight” juga menyugesti istrinya, bahwa perempuan itu akan kehilangan memorinya.
Nah, pelaku dari gangguan kejiwaan ini disebut dengan gaslighter. Emang sekilas mirip dengan pencucian otak atau yang biasa disebut metode hipnosis yang lazimnya dilakukan orang-orang berketerampilan khusus.
TAHAPAN GASLIGHTING
Foto: indiatimes.in
Lalu, gimana caranya supaya bisa menilai bahwa orang yang kamu cintai atau yang berada di sekitarmu itu adalah seorang gaslighter? Mengutip dari Psychology Today, seenggaknya ada tujuh tahapan yang bisa dilakukan oleh para gaslighter, yakni:
Tahap 1: berbohong dan berlebihan
Tahap 2: sering mengulanginya
Tahap 3: meningkat ketika ditentang
Tahap 4: menggunakan atau memanfaatkan korban
Tahap 5: membentuk hubungan saling bergantung
Tahap 6: memberikan harapan palsu
Tahap 7: dominasi dan kontrol
Dalam laman Healthline juga tertulis beberapa contoh gaslighting yang mungkin bisa kamu temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dengan meremehkan perasaan korban.
Pelaku bisa melakukannya dengan mengatakan bahwa korban bisa jadi akan sangat menyesali kalau berbuat sesuatu.
Dalam kasus tertentu, pelaku juga bisa sangat memahami kepekaan dan kelemahan korban untuk kemudian dijadikan kekuatan melawan korban. Para pelaku akan membuat korban meragukan diri sendiri, penilaian, ingatan, dan kewarasan diri.
Dalam hubungan percintaan, para pelaku gaslighting sering menyembunyikan perselingkuhannya dengan upaya ini. Ia akan mengatakan bahwa pasangannya sedang berhalusinasi dan menuduh tanpa bukti.
Kalau kamu sudah merasakan beberapa hal di atas, gak menutup kemungkinan bahwa kamu sudah menjadi korban dari gaslighter. Mending segera putusin aja!
Dalam hubungan, penting banget untuk kita mengenal kepribadian pasangan. Tujuannya supaya komunikasi bisa lancar sekaligus menghindarkan diri dari kecenderungan pasangan yang punya gangguan kesehatan mental tertentu, kayak gaslighting.
Lalu, apa itu gaslighting? Simak dengan baik penjelasan berikut.
ASAL-USUL GASLIGHTING
Foto: Shutterstock
Mengutip dari Psychology Today, gaslighting adalah gangguan kejiwaan yang ditandai dengan adanya sikap manipulatif terhadap pasangan. Dalam Oxford Dictionary juga disebutkan bahwa sikap ini bisa bikin korban gak mampu membedakan mana yang benar dan salah.
Melansir dari Elephant Journal, terminologi gaslighting merujuk kepada sebuah pertunjukan pada 1938. Popularitasnya menanjak setelah cerita itu diadaptasi ke dalam film berjudul "Gaslight" (1944). Filmnya bercerita tentang seorang suami yang suka menyiksa istrinya.
Dalam film tersebut, sang suami meyakinkan bahwa istrinya sudah gila, hingga sang istri benar-benar mempertanyakan kewarasan dirinya sendiri.
Ia memakai teknik-teknik manipulasi dan berusaha membuat istrinya gila, salah satunya dengan cara menyalakan api secara berkala di rumah dan mengatakan bahwa sang istri cuma berilusi melihatnya.
Gak cuma itu, tokoh suami dalam “Gaslight” juga menyugesti istrinya, bahwa perempuan itu akan kehilangan memorinya.
Nah, pelaku dari gangguan kejiwaan ini disebut dengan gaslighter. Emang sekilas mirip dengan pencucian otak atau yang biasa disebut metode hipnosis yang lazimnya dilakukan orang-orang berketerampilan khusus.
TAHAPAN GASLIGHTING
Foto: indiatimes.in
Lalu, gimana caranya supaya bisa menilai bahwa orang yang kamu cintai atau yang berada di sekitarmu itu adalah seorang gaslighter? Mengutip dari Psychology Today, seenggaknya ada tujuh tahapan yang bisa dilakukan oleh para gaslighter, yakni:
Tahap 1: berbohong dan berlebihan
Tahap 2: sering mengulanginya
Tahap 3: meningkat ketika ditentang
Tahap 4: menggunakan atau memanfaatkan korban
Tahap 5: membentuk hubungan saling bergantung
Tahap 6: memberikan harapan palsu
Tahap 7: dominasi dan kontrol
Dalam laman Healthline juga tertulis beberapa contoh gaslighting yang mungkin bisa kamu temui dalam kehidupan sehari-hari, antara lain dengan meremehkan perasaan korban.
Pelaku bisa melakukannya dengan mengatakan bahwa korban bisa jadi akan sangat menyesali kalau berbuat sesuatu.
Dalam kasus tertentu, pelaku juga bisa sangat memahami kepekaan dan kelemahan korban untuk kemudian dijadikan kekuatan melawan korban. Para pelaku akan membuat korban meragukan diri sendiri, penilaian, ingatan, dan kewarasan diri.
Dalam hubungan percintaan, para pelaku gaslighting sering menyembunyikan perselingkuhannya dengan upaya ini. Ia akan mengatakan bahwa pasangannya sedang berhalusinasi dan menuduh tanpa bukti.
Kalau kamu sudah merasakan beberapa hal di atas, gak menutup kemungkinan bahwa kamu sudah menjadi korban dari gaslighter. Mending segera putusin aja!