5 Pahlawan Perempuan yang Memajukan Dunia Pers Indonesia
loading...

Menulis adalah sejnata bagi para tokoh jurnalis perempuan dalam memperjuangkan ideologi mereka. Foto/Radu Bocioaca
A
A
A
JAKARTA - Pahlawan bukan cuma mereka yang berjuang di lapangan dalam meraih kemerdekaan, tapi juga mereka yang berani menulis dalam sebuah perjuangan ideologis.
Nah, salah satu aspek yang gak banyak diketahui adalah peran para jurnalis perempuan Indonesia pada masa lalu yang menjadi roda penggerak kemerdekaan dengan caranya masing-masing.
Dimulai dari kemerdekaan hak perempuan sebagai manusia yang bedaulat di ranah publik dan ranah privat (rumah tangga), sampai masalah semendasar kemerdekaan negara Indonesia yang harus bebas dari kungkungan para penjajah.
Kekritisan pemikiran mereka yang dituangkan lewat tulisan-tulisan, juga media massa, menyumbang banyak hal dalam memajukan pemikiran bangsa, juga memprakarsai iklim kebebasan berpendapat di Indonesia lewat fungsi pers sebagai pilar penyangga demokrasi yang keempat.
Selain sebagai jurnalis, perjuangan mereka juga menjadi salah satu hal pendorong lahirnya emansipasi perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia.
Siapa aja mereka? Apa sumbangan aktivisme dan pemikirannya? Yuk, simak di bawah ini. (Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional, Bermula dari Aksi Buruh)
1. ROHANA KUDUS
![5 Pahlawan Perempuan yang Memajukan Dunia Pers Indonesia]()
Foto: melayuonline.com
Rohana Kudus terkenal sebagai perempuan jurnalis pertama di Indonesia, mendahului tokoh-tokoh perempuan jurnalis lain di Indonesia. Salah satu langkah pertama yang menandai perintisan kariernya adalah dengan mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia di Kota Gadang, Sumatera Barat, pada 1911, untuk memperluas perjuangan perempuan dan hak-haknya.
Melalui tulisannya, Rohana juga pernah mengkritik praktik pergundikan, serta praktik-praktik lain berakar manipulasi yang menjebak dan memperdaya para buruh perempuan ke dunia prostitusi. Pada 1912, Rohana mendirikan surat kabar khusus perempuan pertama di Indonesia yang dinamai Soenting Melajoe.
Nah, salah satu aspek yang gak banyak diketahui adalah peran para jurnalis perempuan Indonesia pada masa lalu yang menjadi roda penggerak kemerdekaan dengan caranya masing-masing.
Dimulai dari kemerdekaan hak perempuan sebagai manusia yang bedaulat di ranah publik dan ranah privat (rumah tangga), sampai masalah semendasar kemerdekaan negara Indonesia yang harus bebas dari kungkungan para penjajah.
Kekritisan pemikiran mereka yang dituangkan lewat tulisan-tulisan, juga media massa, menyumbang banyak hal dalam memajukan pemikiran bangsa, juga memprakarsai iklim kebebasan berpendapat di Indonesia lewat fungsi pers sebagai pilar penyangga demokrasi yang keempat.
Selain sebagai jurnalis, perjuangan mereka juga menjadi salah satu hal pendorong lahirnya emansipasi perempuan dan kesetaraan gender di Indonesia.
Siapa aja mereka? Apa sumbangan aktivisme dan pemikirannya? Yuk, simak di bawah ini. (Baca Juga: Sejarah Hari Perempuan Internasional, Bermula dari Aksi Buruh)
1. ROHANA KUDUS
.jpg)
Foto: melayuonline.com
Rohana Kudus terkenal sebagai perempuan jurnalis pertama di Indonesia, mendahului tokoh-tokoh perempuan jurnalis lain di Indonesia. Salah satu langkah pertama yang menandai perintisan kariernya adalah dengan mendirikan Sekolah Kerajinan Amal Setia di Kota Gadang, Sumatera Barat, pada 1911, untuk memperluas perjuangan perempuan dan hak-haknya.
Melalui tulisannya, Rohana juga pernah mengkritik praktik pergundikan, serta praktik-praktik lain berakar manipulasi yang menjebak dan memperdaya para buruh perempuan ke dunia prostitusi. Pada 1912, Rohana mendirikan surat kabar khusus perempuan pertama di Indonesia yang dinamai Soenting Melajoe.
Lihat Juga :