Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?
Rabu, 01 Januari 2020 - 14:31 WIB

Jakarta dan wilayah sekitarnya kena banjir besar lagi, dan kalau sistem penanganan banjirnya gak serius, dijamin kita bakal kena banjir terus. Foto/sindonews.com
A
A
A
Baru masuk tahun baru, Jakarta kena banjir besar lagi. Bukan cuma di Jakarta, kali ini banjir besar juga terjadi di Botabek.
Dikutip dari iNews, setidaknya Jakarta sudah kena banjir besar selama delapan kali. Yang pertama terjadi waktu Jakarta masih bernama Batavia, yaitu tahun 1872.
Selanjutnya, Jakarta kena banjir besar lagi pada 1918. Lalu berturut-turut tahun 1979, 1996, 2002, 2007, 2013, dan 2015. Selain itu, tahun 2017 juga tergolong banjir besar untuk Jakarta.
Sampai siang sekitar pukul 13.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut bahwa ada 13 kelurahan di Jakarta yang tergenang atau terkena banjir gara-gara Jakarta diguyur hujan sejak sore kemarin (31/12/2019).
Buat yang pengen tau kenapa Jakarta kena banjir besar melulu, Ini beberapa faktornya, dirangkum dari hasil penelitian Urban Poor Consortium (UPC) dan Northeastern University di Boston, Amerika Serikat.
1. LIMPASAN AIR DARI BOGOR DAN DEPOK
![Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?]()
Foto: Antara
Bogor dan Depok sudah banyak berubah. Dari kawasan sejuk asri penuh resapan air, sekarang berubah jadi lahan pemukiman, terutama buat mereka yang kerjanya di Jakarta. Belum lagi yang dijadikan kawasan komersial. Jadinya, resapan air sangat jauh berkurang, bikin air hujan langsung mengalir ke hilir alias Jakarta.
2. PENURUNAN MUKA TANAH
![Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?]()
Foto: okezone.com
Penurunan muka tanah sebenarnya udah terjadi sejak 1975, dan makin parah sejak banyaknya pembangunan di Jakarta. Banyak industri, perusahaan, dan pengembang yang mengambil air tanah secara ilegal. Gara-gara penurunan muka tanah ini, Jakarta disebut bakal tenggelam pada 2050.
3. WADUK BERKURANG DRASTIS
![Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?]()
Foto: okezone.com
Waduk dan danau penting banget buat mencegah banjir saat musim hujan, dan bisa jadi penyimpanan air buat dipakai saat musim kemarau. Sayangnya, jumlah waduk, danau, dan dam (bendungan) di wilayah Jabodetabek merosot drastis. Dari 800 waduk yang ada pada zaman Belanda, sekarang tinggal kurang lebih 200 waduk aja. Hampir semuanya diubah buat jadi pemukiman.
4. RAWA YANG KERING
![Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?]()
Foto: slate.com
Dulu, sebagian besar wilayah Jakarta adalah daerah rawa. Tapi karena diubah fungsinya jadi perumahan dan jalan, akhirnya rawa berkurang dan mengering. Lagi-lagi, resapan air berkurang, dan banjirlah yang kita dapat.
5. SAMPAH
![Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?]()
Foto: okezone.com
Ini penyakit masyarakat yang susah hilang. Banyak yang hobi banget buang sampah sembarangan. Jadi pas hujan, sampah menyumbat pintu air dan menghambat infrastruktur lainnya dalam bekerja menyalurkan air.
6. PERUBAHAN IKLIM
![Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?]()
Foto: scientificamerican.com
Ini bukan isu lokal aja, tapi udah jadi isu dunia. Banyak anak muda di seluruh dunia yang turun ke jalan menuntut para pemimpin dunia membuat kebijakan memperlambat perubahan iklim. Puncaknya yaitu pada September 2019 lalu, ada empat juta orang yang demo di berbagai negara. Sayangnya, isu lingkungan ini adem ayem aja di Indonesia.
7. OMBAK TINGGI
![Kenapa Jakarta Selalu Kena Banjir Besar?]()
Foto: surfertoday.com
Ombak pasang yang berbarengan dengan musim hujan bisa membobol tanggul laut dan bikin banjir ekstrem, seperti yang pernah terjadi pada 2007 lalu.
Jadi, banjir memang bukan cuma urusan hujan deras yang terus-menerus. Sebenarnya, penyebabnya justru akibat dari akumulasi perbuatan manusia yang perilakunya gakmenghormati lingkungan.
Terus gimana solusinya? Masih dari data yang dirangkum dari UPC dan Northeastern University, solusi idealnya adalah naturalisasi sungai, memperbanyak zona hijau dan penyerapan air, pengurangan pompa air tanah, dan pengelolaan limbah supaya kualitas air di teluk Jakarta bisa lebih baik.
PR banget, sih, tapi kalo gak ada sistem penanganan banjir yang mateng, ya, kita mesti hidup bareng banjir terus-menerus. Emang kamu mau?
Dikutip dari iNews, setidaknya Jakarta sudah kena banjir besar selama delapan kali. Yang pertama terjadi waktu Jakarta masih bernama Batavia, yaitu tahun 1872.
Selanjutnya, Jakarta kena banjir besar lagi pada 1918. Lalu berturut-turut tahun 1979, 1996, 2002, 2007, 2013, dan 2015. Selain itu, tahun 2017 juga tergolong banjir besar untuk Jakarta.
Sampai siang sekitar pukul 13.00 WIB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta menyebut bahwa ada 13 kelurahan di Jakarta yang tergenang atau terkena banjir gara-gara Jakarta diguyur hujan sejak sore kemarin (31/12/2019).
Buat yang pengen tau kenapa Jakarta kena banjir besar melulu, Ini beberapa faktornya, dirangkum dari hasil penelitian Urban Poor Consortium (UPC) dan Northeastern University di Boston, Amerika Serikat.
1. LIMPASAN AIR DARI BOGOR DAN DEPOK

Foto: Antara
Bogor dan Depok sudah banyak berubah. Dari kawasan sejuk asri penuh resapan air, sekarang berubah jadi lahan pemukiman, terutama buat mereka yang kerjanya di Jakarta. Belum lagi yang dijadikan kawasan komersial. Jadinya, resapan air sangat jauh berkurang, bikin air hujan langsung mengalir ke hilir alias Jakarta.
2. PENURUNAN MUKA TANAH

Foto: okezone.com
Penurunan muka tanah sebenarnya udah terjadi sejak 1975, dan makin parah sejak banyaknya pembangunan di Jakarta. Banyak industri, perusahaan, dan pengembang yang mengambil air tanah secara ilegal. Gara-gara penurunan muka tanah ini, Jakarta disebut bakal tenggelam pada 2050.
3. WADUK BERKURANG DRASTIS

Foto: okezone.com
Waduk dan danau penting banget buat mencegah banjir saat musim hujan, dan bisa jadi penyimpanan air buat dipakai saat musim kemarau. Sayangnya, jumlah waduk, danau, dan dam (bendungan) di wilayah Jabodetabek merosot drastis. Dari 800 waduk yang ada pada zaman Belanda, sekarang tinggal kurang lebih 200 waduk aja. Hampir semuanya diubah buat jadi pemukiman.
4. RAWA YANG KERING

Foto: slate.com
Dulu, sebagian besar wilayah Jakarta adalah daerah rawa. Tapi karena diubah fungsinya jadi perumahan dan jalan, akhirnya rawa berkurang dan mengering. Lagi-lagi, resapan air berkurang, dan banjirlah yang kita dapat.
5. SAMPAH

Foto: okezone.com
Ini penyakit masyarakat yang susah hilang. Banyak yang hobi banget buang sampah sembarangan. Jadi pas hujan, sampah menyumbat pintu air dan menghambat infrastruktur lainnya dalam bekerja menyalurkan air.
6. PERUBAHAN IKLIM

Foto: scientificamerican.com
Ini bukan isu lokal aja, tapi udah jadi isu dunia. Banyak anak muda di seluruh dunia yang turun ke jalan menuntut para pemimpin dunia membuat kebijakan memperlambat perubahan iklim. Puncaknya yaitu pada September 2019 lalu, ada empat juta orang yang demo di berbagai negara. Sayangnya, isu lingkungan ini adem ayem aja di Indonesia.
7. OMBAK TINGGI

Foto: surfertoday.com
Ombak pasang yang berbarengan dengan musim hujan bisa membobol tanggul laut dan bikin banjir ekstrem, seperti yang pernah terjadi pada 2007 lalu.
Jadi, banjir memang bukan cuma urusan hujan deras yang terus-menerus. Sebenarnya, penyebabnya justru akibat dari akumulasi perbuatan manusia yang perilakunya gakmenghormati lingkungan.
Terus gimana solusinya? Masih dari data yang dirangkum dari UPC dan Northeastern University, solusi idealnya adalah naturalisasi sungai, memperbanyak zona hijau dan penyerapan air, pengurangan pompa air tanah, dan pengelolaan limbah supaya kualitas air di teluk Jakarta bisa lebih baik.
PR banget, sih, tapi kalo gak ada sistem penanganan banjir yang mateng, ya, kita mesti hidup bareng banjir terus-menerus. Emang kamu mau?
(her)