Ini Investasi yang Cocok Buat Generasi Milenial dan Gen Z
Sabtu, 21 Desember 2019 - 16:20 WIB

Berinvestasilah sejak usia muda, biar saat tua nanti kamu bisa menikmati hidup dengan santai dan bahagia. Foto/boundless.org
A
A
A
Generasi Z disebut-sebut bakal membawa terobosan baru di dunia kerja, dan tentunya akan berkaitan dengan pengelolaan keuangan.
Pada rentang 2020-2030, jumlah usia kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70%. Jadi, penduduk produktif di Indonesia bakal punya peluang yang ideal di dunia kerja.
Ngomongin pekerjaan, tentu juga akan menyinggung masalah finansial. Gen Z harus bisa mengelola keuangannya dengan baik meski pada usia yang terbilang masih muda. Walau begitu, mengelola keuangan bagi generasi Z adalah sebuah tantangan tersendiri.
"Maraknya promosi cashback dari berbagai macam e-wallet membuat 'kalap mata', dan bahkan untuk jajan sore atau ngopi saja sekarang yang dilihat bukan lagi tentang barang, tetapi mana tenant atau merchant yang memberikan cashback paling banyak," kata Bareyn Mochaddin, Senior Financial Advisor, CEO Rizkanna, platform budget tracker dan planner.
![Ini Investasi yang Cocok Buat Generasi Milenial dan Gen Z]()
Foto: cashbac.com
Nah, dengan tantangan kayak begini, apa investasi yang cocok buat Gen Z, juga milenial, biar uang bulannya gak menguap begitu aja?
Menurut Bareyn, untuk berinvestasi, bujet idealnya adalah minimum 10% dari penghasilan bulanan. Sedangkan untuk hiburan bisa dapat jatah 10%.
Nah, menurut survei dari Alvara Reseach, tabungan masih jadi produk keuangan yang menjadi top of mind generasi milenial.
Tapi sebenarnya masih ada beberapa jenis investasi yang bisa kamu coba. Misalnya yang di bawah ini, seperti direkomendasikan oleh Bareyn.
![Ini Investasi yang Cocok Buat Generasi Milenial dan Gen Z]()
Foto: pengadaan.web.id
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
SBSN di Indonesia pertama kali diterbitkan pemerintah pada 26 Agustus 2008 sebagai tindak lanjut dari UU Nomor 19 tahun 2008 tentang SBSN. Lewat penerbitan sukuk negara, pemerintah menyediakan instrumen keuangan berbasis syariah yang aman dan kredibel. Jumlah investor Gen Z cenderung meningkat, dari 13 investor pada seri ST002 menjadi 23 investor pada seri ST005. Kontribusi investor Gen Z secara nominal juga cenderung meningkat dari Rp980 juta pada ST002 menjadi Rp5,51 miliar pada ST005.
Peer to Peer Lending (P2P Lending)
Peer topeer lending adalah metode pemberian pinjaman uang kepada individu/bisnis dan juga sebaliknya, mengajukan pinjaman untuk keperluan individu/bisnis. Caranya mudah dan untungnya menggiurkan. Jadi dinilai cocok sebagai investasi untuk anak muda. Beberapa keuntungan di antaranya bunga kredit yang relatif rendah, bunga bagi pemberi kredit juga lebih besar, penyaluran dana cepat karena pengajuan pinjaman yang mudah, serta memungkinkan adanya diversifikasi investasi.
![Ini Investasi yang Cocok Buat Generasi Milenial dan Gen Z]()
Foto: bitcoinsX3.com
Logam Mulia dan Reksa Dana
Logam mulia sangat aman dari sisi risiko penurunan nilai, walau memang ada risiko lain seperti hilangnya barang, dicuri, atau dirampok, kalau disimpan dalam bentuk fisik. Jadi baiknya cukup punya tabungan emas dalam bentuk virtual seperti misalnya yang ditawarkan Pegadaian. Sedangkan untuk reksa dana, risiko yang ada adalah risiko penurunan nilai yang bisa terjadi kapan saja. Meski, baik reksa dana maupun logam mulia memiliki risiko yang cukup aman (terukur).
GenSINDO
Kurnia Permata Sari
IISIP Jakarta
Pada rentang 2020-2030, jumlah usia kerja (15-64 tahun) mencapai sekitar 70%. Jadi, penduduk produktif di Indonesia bakal punya peluang yang ideal di dunia kerja.
Ngomongin pekerjaan, tentu juga akan menyinggung masalah finansial. Gen Z harus bisa mengelola keuangannya dengan baik meski pada usia yang terbilang masih muda. Walau begitu, mengelola keuangan bagi generasi Z adalah sebuah tantangan tersendiri.
"Maraknya promosi cashback dari berbagai macam e-wallet membuat 'kalap mata', dan bahkan untuk jajan sore atau ngopi saja sekarang yang dilihat bukan lagi tentang barang, tetapi mana tenant atau merchant yang memberikan cashback paling banyak," kata Bareyn Mochaddin, Senior Financial Advisor, CEO Rizkanna, platform budget tracker dan planner.

Foto: cashbac.com
Nah, dengan tantangan kayak begini, apa investasi yang cocok buat Gen Z, juga milenial, biar uang bulannya gak menguap begitu aja?
Menurut Bareyn, untuk berinvestasi, bujet idealnya adalah minimum 10% dari penghasilan bulanan. Sedangkan untuk hiburan bisa dapat jatah 10%.
Nah, menurut survei dari Alvara Reseach, tabungan masih jadi produk keuangan yang menjadi top of mind generasi milenial.
Tapi sebenarnya masih ada beberapa jenis investasi yang bisa kamu coba. Misalnya yang di bawah ini, seperti direkomendasikan oleh Bareyn.

Foto: pengadaan.web.id
Surat Berharga Syariah Negara (SBSN)
SBSN di Indonesia pertama kali diterbitkan pemerintah pada 26 Agustus 2008 sebagai tindak lanjut dari UU Nomor 19 tahun 2008 tentang SBSN. Lewat penerbitan sukuk negara, pemerintah menyediakan instrumen keuangan berbasis syariah yang aman dan kredibel. Jumlah investor Gen Z cenderung meningkat, dari 13 investor pada seri ST002 menjadi 23 investor pada seri ST005. Kontribusi investor Gen Z secara nominal juga cenderung meningkat dari Rp980 juta pada ST002 menjadi Rp5,51 miliar pada ST005.
Peer to Peer Lending (P2P Lending)
Peer topeer lending adalah metode pemberian pinjaman uang kepada individu/bisnis dan juga sebaliknya, mengajukan pinjaman untuk keperluan individu/bisnis. Caranya mudah dan untungnya menggiurkan. Jadi dinilai cocok sebagai investasi untuk anak muda. Beberapa keuntungan di antaranya bunga kredit yang relatif rendah, bunga bagi pemberi kredit juga lebih besar, penyaluran dana cepat karena pengajuan pinjaman yang mudah, serta memungkinkan adanya diversifikasi investasi.

Foto: bitcoinsX3.com
Logam Mulia dan Reksa Dana
Logam mulia sangat aman dari sisi risiko penurunan nilai, walau memang ada risiko lain seperti hilangnya barang, dicuri, atau dirampok, kalau disimpan dalam bentuk fisik. Jadi baiknya cukup punya tabungan emas dalam bentuk virtual seperti misalnya yang ditawarkan Pegadaian. Sedangkan untuk reksa dana, risiko yang ada adalah risiko penurunan nilai yang bisa terjadi kapan saja. Meski, baik reksa dana maupun logam mulia memiliki risiko yang cukup aman (terukur).
GenSINDO
Kurnia Permata Sari
IISIP Jakarta
(her)