10 Fakta yang Bikin Shikamaru Nara Layak Jadi Hokage Konoha
loading...
A
A
A
Boruto: Two Blue Vortex mengindikasikan kalau Shikamaru Nara telah menjadi Hokage Konoha. Belum diketahui apakah dia menjadi Hokage sementara atau Hokage Kedelapan menggantikan Naruto. Chapter 1 manga itu menyebut kalau Naruto telah tewas.
Keberadaan Shikamaru sebagai Hokage bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Di sepanjang Naruto, Shikamaru telah memperlihatkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin yang patut dicontoh dan diteladani teman-temannya. Meskipun, awalnya dia tampil sebagai orang yang suka malas-malasan.
Shikamaru juga memahami politik di desanya. Kecerdasannya membuatnya menonjol di antara yang lain, meski dia tidak punya jurus ampuh seperti Naruto atau Sasuke. Sebagai pemimpin, Shikamaru pastinya dijamin kebijaksanaannya. Apa saja faktor yang membuat Shikamaru Nara layak menjadi Hokage? Mengutip Screen Rant, simak ulasannya berikut!
Foto: Screen Rant
Konoha tidak punya raja. Alih-alih, istilah itu dipakai Asuma Sarutobi untuk menjelaskan hal terpenting untuk menjadi shinobi. Setelah Asuma tewas, Shikamaru berjanji pada mendiang sensei dan dirinya kalau dia akan selalu bekerja demi memastikan kalau “Raja” Konoha aman.
Hal terpenting itu adalah generasi berikutnya. Tidak ada yang lebih penting bagi seorang shinobi selain memastikan generasi berikutnya punya pulang bertahan hidup dan aman. Shikamaru mengabdikan dirinya tidak hanya untuk melindungi anak Asuma, tapi juga memastikan kalau Konoha punya kebijakan untuk melindungi semua anak.
Foto: Twitter
Shikamaru pertama kali menjadi penasihat tak resmi Hokage ketika berusia 15 tahun. Baru saja jadi Chunin, Shikamaru adalah salah satu dari sedikit orang yang dipercayai di lingkaran dalam Tsunade. Dia memberiny misi dan mempercayai penilaiannya hampir tanpa keraguan.
Ketika Kakashi menggantikan Tsunade, Shikamaru tetap dalam posisi itu dan bahkan menyeru bagaimana penjara teraman Konoha beroperasi. Dia tetap mempertahankan posisi itu ketika Naruto menjadi Hokage. Shikamaru sudah menyaksikan metode tiga Hokage berbeda secara langsung.
Foto: Geeky SPT
Banyak shinobi punya pendekatan yang sama saat bertarung. Mereka impulsif, terburu-buru sebelum tahu betul apa yang mereka hadapi. Tapi, ini tidak berlaku bagi Shikamaru.
Shikamaru menggunakan kecerdasannya dan menghadapi perang dengan cara yang sama yang dia lakukan terhadap teka teki atau game strategi. Dia dengan cepat menganalisis langkah yang bisa dia ambil dan semua kemungkinan hasilnya. Sifat ini dibutuhkan pada diri seorang Hokage, seseorang yang bisa melihat semua potensi konsekuensi tindakan yang akan mereka ambil.
Foto: Ranker
Selain kemampuannya mengurai hasil potensial, Shikamaru juga memamerkan kapasitas besar untuk menguasai ketermapilan baru. Dia memperlihatkan kemahiran pada jutsu keluarganya, dengan menggunakan bayangan. Tapi, itu tidak berarti dia tidak bisa menerima jutsu lainnya.
Salah satu alasan mengapa Shikamaru tidak menonjol di Akademi ketika dia masih kecil adalah karena dia menganggap sekolah itu membosankan. Dia tahu apa isi pelajarannya sebelum diajarkan dan menganggap perintah itu tidak menantang atau asyik. Ketika diberi kesempatan belajar lewat metode kreatif, seperti Asuma yang mengajarkan game baru atau mengujinya lewat teka teki, Shikmaru memperlihatkan kapasitas besar dalam mempelajari hal baru.
Foto: SportsKeeda
Meski masih berusia 15 tahun, Shikamaru sudah memperlihatkan bakat bawaan untuk memimpin teman-temannya. Ino dan Choji, teman setimnya, selalu mencontoh Shikamaru ketika Asuma tidak ada. Bahkan ketika mereka tidak selalu sepakat dengannya, mereka tetap membiarkan Shikamaru memimpin. Itu juga terjadi dengan shinobi lain selama Perang Dunia Shinobi Keempat.
Shinobi dengan pengalaman yang lebih signifikan mencari Shikamaru untuk merencanakan perang. Ketika dia menjadi kepala ahli strategi setelah kematian ayahnya, tidak ada yang bahkan membantah, semua menerima kalau dia punya kemampuan memimpin. Itu tidak berhenti ketika perang usai.
Foto: Narutopedia
Ketika para ninja muda lulus dari Akademi, mereka dijadikan dalam satu tim tiga orang untuk bekerja sama sebagai Genin. Tim paling menonjol adalah Tim 7 yang terdiri atas Naruto, Sakura dan Sasuke. Tapi, mereka memperlihatkan kalau tidak semua shinobi mau bekerja sama dengan orang lain.
Di sisi lain, Shikmaru menghabiskan masa kecilnya untuk tahu kalau klan Nara punya sejarah ninjutsu koperatif dengan klan Akimichi dan Yamanaka. Mereka sering bekerja dengan anggota klan Sarutobi untuk mengasah kemampuan. Sejarah keluarga itu berarti kalau Shikamaru selalu siap bekerja sama dengan shinobi lain, mau semahir apa pun dirinya.
Foto: Naruto Couples Wiki – Fandom
Satu hal yang dibutuhkan Konoha adalah mempertahankan hubungan kerja dengan desa shinobi lain. Bakal cukup mudah bagi Shikamaru untuk mempertahankan hubungan dengan Sunagakure karena dia menikahi kakak kepala desanya. Dia adalah Temari.
Temari meninggalkan kehidupannya di Sunagakure demi menikahi Shikamaru dan tinggal di Konoha. Pasangan itu tetap mempertahankan hubungan dengan keluarga di Sunagakure. Meski mereka tidak sering bertemu, tapi, hubungan mereka membentuk aliansi kuat di antara kedua desa tersebut.
Foto: Narutopedia
Hokage harus menjadi seseorang yang bisa dipercayai warga desa. Sementara, mereka juga harus mengandalkan pemimpin untuk melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan mereka. Ini artinya mengambil langkah kuat dan kejam diperlukan demi melakukan itu semua. Langkah itu mungkin tidak disepakati semua orang.
Ketika para kepala desa bertemu untuk membahas aksi yang menjadi perhatian mereka, Shikamaru tidak segan mengancam mereka yang mempertaruhkan perdamaian di antara desa-desa itu. Dia juga seorang diri memutilasi salah satu anggota Akatsuki dan mengubur mereka hidup-hidup. Kualitas ini tidak tampak secara langsung pada Shikamaru, tapi dia bisa menunjukkannya ketika diperlukan.
Foto: YouTube
Semua Hokage memamerkan kemahiran mereka dalam pertarungan sebelum menjadi Hokage. Mereka semua biasanya punya kemampuan mencolok sehingga jelas di mata warga kalau mereka bisa diandalkan. Tsunade sangat kuat, Kakashi punya sharingan, dan Naruto punya cadangan chakra yang besar. Shikamaru tidak punya kemampuan mencolok dan tidak membutuhkannya.
Shikamaru menggunakan kecerdasan dan pengetahuan tentang musuh ketika melumpuhkan Hidan. Dia tahu kalau Hidan abadi, sehingga dia menggunakan peledak untuk memutilasinya dan menggubur kepala Hidan jauh dari anggota tubuh lainnya. Dia melakukannya tanpa ditonton orang. Tapi, sudah cukup membuktikan kalau dia bisa menghadapi ancaman terhadap desa.
Foto: Boruto Wiki – Fandom
Seseorang yang menghabiskan waktu untuk berusaha mendapatkan kursi Hokage tidak selalu menjadi yang terbaik untuk posisi itu. Naruto melihat Hokage sebagai sesuatu yang menginspirasi, sebuah kehormatan. Ini berbeda dengan bagaimana orang lain melihat peran kepemimpinan itu. Danzo, misalnya, ingin kekuasaan dan berencana mengambil alih desa itu.
Tapi, Shikamaru sama sekali tidak tertarik pada pujian atau kekuasaan. Dia hanya ingin membantu desa itu kapan pun dia dibutuhkan. Di Boruto: Two Blue Vortex, Shikamaru akhirnya menduduki posisi Hokage, entah itu sementara atau dia memang menggantikan Naruto.
Keberadaan Shikamaru sebagai Hokage bukanlah sesuatu yang mengejutkan. Di sepanjang Naruto, Shikamaru telah memperlihatkan kualitasnya sebagai seorang pemimpin yang patut dicontoh dan diteladani teman-temannya. Meskipun, awalnya dia tampil sebagai orang yang suka malas-malasan.
Shikamaru juga memahami politik di desanya. Kecerdasannya membuatnya menonjol di antara yang lain, meski dia tidak punya jurus ampuh seperti Naruto atau Sasuke. Sebagai pemimpin, Shikamaru pastinya dijamin kebijaksanaannya. Apa saja faktor yang membuat Shikamaru Nara layak menjadi Hokage? Mengutip Screen Rant, simak ulasannya berikut!
10. Berkomitmen Melindungi “Raja”
Foto: Screen Rant
Konoha tidak punya raja. Alih-alih, istilah itu dipakai Asuma Sarutobi untuk menjelaskan hal terpenting untuk menjadi shinobi. Setelah Asuma tewas, Shikamaru berjanji pada mendiang sensei dan dirinya kalau dia akan selalu bekerja demi memastikan kalau “Raja” Konoha aman.
Hal terpenting itu adalah generasi berikutnya. Tidak ada yang lebih penting bagi seorang shinobi selain memastikan generasi berikutnya punya pulang bertahan hidup dan aman. Shikamaru mengabdikan dirinya tidak hanya untuk melindungi anak Asuma, tapi juga memastikan kalau Konoha punya kebijakan untuk melindungi semua anak.
9. Menjadi Penasihat Tiga Hokage Berbeda
Foto: Twitter
Shikamaru pertama kali menjadi penasihat tak resmi Hokage ketika berusia 15 tahun. Baru saja jadi Chunin, Shikamaru adalah salah satu dari sedikit orang yang dipercayai di lingkaran dalam Tsunade. Dia memberiny misi dan mempercayai penilaiannya hampir tanpa keraguan.
Ketika Kakashi menggantikan Tsunade, Shikamaru tetap dalam posisi itu dan bahkan menyeru bagaimana penjara teraman Konoha beroperasi. Dia tetap mempertahankan posisi itu ketika Naruto menjadi Hokage. Shikamaru sudah menyaksikan metode tiga Hokage berbeda secara langsung.
8. Berpikir Beberapa Langkah Lebih Maju
Foto: Geeky SPT
Banyak shinobi punya pendekatan yang sama saat bertarung. Mereka impulsif, terburu-buru sebelum tahu betul apa yang mereka hadapi. Tapi, ini tidak berlaku bagi Shikamaru.
Shikamaru menggunakan kecerdasannya dan menghadapi perang dengan cara yang sama yang dia lakukan terhadap teka teki atau game strategi. Dia dengan cepat menganalisis langkah yang bisa dia ambil dan semua kemungkinan hasilnya. Sifat ini dibutuhkan pada diri seorang Hokage, seseorang yang bisa melihat semua potensi konsekuensi tindakan yang akan mereka ambil.
7. Punya Kapasitas Besar untuk Belajar
Foto: Ranker
Selain kemampuannya mengurai hasil potensial, Shikamaru juga memamerkan kapasitas besar untuk menguasai ketermapilan baru. Dia memperlihatkan kemahiran pada jutsu keluarganya, dengan menggunakan bayangan. Tapi, itu tidak berarti dia tidak bisa menerima jutsu lainnya.
Salah satu alasan mengapa Shikamaru tidak menonjol di Akademi ketika dia masih kecil adalah karena dia menganggap sekolah itu membosankan. Dia tahu apa isi pelajarannya sebelum diajarkan dan menganggap perintah itu tidak menantang atau asyik. Ketika diberi kesempatan belajar lewat metode kreatif, seperti Asuma yang mengajarkan game baru atau mengujinya lewat teka teki, Shikmaru memperlihatkan kapasitas besar dalam mempelajari hal baru.
6. Kepemimpinannya Diakui Teman-Temannya
Foto: SportsKeeda
Meski masih berusia 15 tahun, Shikamaru sudah memperlihatkan bakat bawaan untuk memimpin teman-temannya. Ino dan Choji, teman setimnya, selalu mencontoh Shikamaru ketika Asuma tidak ada. Bahkan ketika mereka tidak selalu sepakat dengannya, mereka tetap membiarkan Shikamaru memimpin. Itu juga terjadi dengan shinobi lain selama Perang Dunia Shinobi Keempat.
Shinobi dengan pengalaman yang lebih signifikan mencari Shikamaru untuk merencanakan perang. Ketika dia menjadi kepala ahli strategi setelah kematian ayahnya, tidak ada yang bahkan membantah, semua menerima kalau dia punya kemampuan memimpin. Itu tidak berhenti ketika perang usai.
5. Punya Kemauan untuk Bekerja Sama
Foto: Narutopedia
Ketika para ninja muda lulus dari Akademi, mereka dijadikan dalam satu tim tiga orang untuk bekerja sama sebagai Genin. Tim paling menonjol adalah Tim 7 yang terdiri atas Naruto, Sakura dan Sasuke. Tapi, mereka memperlihatkan kalau tidak semua shinobi mau bekerja sama dengan orang lain.
Di sisi lain, Shikmaru menghabiskan masa kecilnya untuk tahu kalau klan Nara punya sejarah ninjutsu koperatif dengan klan Akimichi dan Yamanaka. Mereka sering bekerja dengan anggota klan Sarutobi untuk mengasah kemampuan. Sejarah keluarga itu berarti kalau Shikamaru selalu siap bekerja sama dengan shinobi lain, mau semahir apa pun dirinya.
4. Punya Hubungan Keluarga dengan Kepala Desa Lain
Foto: Naruto Couples Wiki – Fandom
Satu hal yang dibutuhkan Konoha adalah mempertahankan hubungan kerja dengan desa shinobi lain. Bakal cukup mudah bagi Shikamaru untuk mempertahankan hubungan dengan Sunagakure karena dia menikahi kakak kepala desanya. Dia adalah Temari.
Temari meninggalkan kehidupannya di Sunagakure demi menikahi Shikamaru dan tinggal di Konoha. Pasangan itu tetap mempertahankan hubungan dengan keluarga di Sunagakure. Meski mereka tidak sering bertemu, tapi, hubungan mereka membentuk aliansi kuat di antara kedua desa tersebut.
3. Punya Kapasitas Menjadi Kejam
Foto: Narutopedia
Hokage harus menjadi seseorang yang bisa dipercayai warga desa. Sementara, mereka juga harus mengandalkan pemimpin untuk melakukan apa pun yang dibutuhkan untuk menjaga keamanan mereka. Ini artinya mengambil langkah kuat dan kejam diperlukan demi melakukan itu semua. Langkah itu mungkin tidak disepakati semua orang.
Ketika para kepala desa bertemu untuk membahas aksi yang menjadi perhatian mereka, Shikamaru tidak segan mengancam mereka yang mempertaruhkan perdamaian di antara desa-desa itu. Dia juga seorang diri memutilasi salah satu anggota Akatsuki dan mengubur mereka hidup-hidup. Kualitas ini tidak tampak secara langsung pada Shikamaru, tapi dia bisa menunjukkannya ketika diperlukan.
2. Mengalahkan Hidan
Foto: YouTube
Semua Hokage memamerkan kemahiran mereka dalam pertarungan sebelum menjadi Hokage. Mereka semua biasanya punya kemampuan mencolok sehingga jelas di mata warga kalau mereka bisa diandalkan. Tsunade sangat kuat, Kakashi punya sharingan, dan Naruto punya cadangan chakra yang besar. Shikamaru tidak punya kemampuan mencolok dan tidak membutuhkannya.
Shikamaru menggunakan kecerdasan dan pengetahuan tentang musuh ketika melumpuhkan Hidan. Dia tahu kalau Hidan abadi, sehingga dia menggunakan peledak untuk memutilasinya dan menggubur kepala Hidan jauh dari anggota tubuh lainnya. Dia melakukannya tanpa ditonton orang. Tapi, sudah cukup membuktikan kalau dia bisa menghadapi ancaman terhadap desa.
1. Tidak Benar-Benar Ingin Jadi Hokage
Foto: Boruto Wiki – Fandom
Seseorang yang menghabiskan waktu untuk berusaha mendapatkan kursi Hokage tidak selalu menjadi yang terbaik untuk posisi itu. Naruto melihat Hokage sebagai sesuatu yang menginspirasi, sebuah kehormatan. Ini berbeda dengan bagaimana orang lain melihat peran kepemimpinan itu. Danzo, misalnya, ingin kekuasaan dan berencana mengambil alih desa itu.
Tapi, Shikamaru sama sekali tidak tertarik pada pujian atau kekuasaan. Dia hanya ingin membantu desa itu kapan pun dia dibutuhkan. Di Boruto: Two Blue Vortex, Shikamaru akhirnya menduduki posisi Hokage, entah itu sementara atau dia memang menggantikan Naruto.
(alv)