7 Film Marvel Paling Enggak Laku dalam 5 Tahun Terakhir
loading...
A
A
A
Film Marvel , baik di Marvel Cinematic Universe (MCU), X-Men, dan Sony’s Spider-Man Universe (SSU), menunjukkan tanda-tanda penurunan dalam lima tahun terakhir. Sementara sejumlah film mampu meraup keuntungan besar, sebagian besar film yang diangkat dari franchise komik ini tidak. Bahkan, ada kekhawatiran tren penurunan ini terus berlanjut.
Kejenuhan terhadap genre superhero bisa menjadi salah satu faktornya. Orang kini mencari tontonan lain yang dirasa lebih segar. Memang, ini tidak berarti kalau film superhero tidak lagi menarik. Hanya, orang kini lebih selektif dalam memilih tontonan mereka.
Dalam 5 tahun terakhir, kejenuhan itu terasa. Pandemi membuat kondisi ini jadi nyata. Sejumlah film superhero di bawah bendera Marvel mengalaminya. Film-film ini jeblok di box office dan dicaci maki kritikus. Apa saja film Marvel yang paling tidak laku dalam 5 tahun terakhir? Simak ulasannya berikut!
Foto: Axios
Ant-Man and the Wasp: Quantumania menikmati hype karena dipromosikan sebagai pembuka Fase 5 sekaligus Multiverse Saga dengan secara resmi memperkenalkan Kang the Conqueror. Namun, film ini tidak direspons dengan baik oleh kritikus. Di Rotten Tomatoes, film ini menjadi film kedua MCU dengan skor Tomatometer terendah, yaitu 46% atau lebih rendah ketimbang Eternals.
Audiens sebenarnya memberikan skor tinggi, yaitu 82%, untuk film ini. Tapi, itu tidak membantu film ini tampil baik di box office. Sepanjang perjalanan MCU, Ant-Man bukanlah franchise dengan pendapatan tertinggi. Tapi, Ant-Man and the Wasp: Quantumania terbukti menjadi yang terburuk. Film itu hanya meraup USD476,1 juta (Rp7,15 triliun). Sementara pendapatan ini melampaui anggarannya, USD200 juta (Rp3 triliun), film ini gagal mencapai break-even point-nya sebesar USD600 juta (Rp9 triliun).
Foto: Men’s Health
Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings adalah salah satu film terbaik yang dirilis MCU dalam 5 tahun terakhir. Film ini meraih skor tinggi di Rotten Tomatoes, yaitu 91%, dan disukai penonton. Sayangnya, film ini dirilis di waktu yang kurang tepat.
Dengan anggaran USD200 juta, film ini seharusnya bisa meraup hasil yang lebih tinggi dari USD432,2 juta. Sayangnya, film ini dirilis di masa pandemi dan orang masih enggan pergi ke bioskop untuk menonton film. Meski begitu, angka itu termasuk tinggi bagi film yang memperkenalkan karakter yang sama sekali baru.
Foto: CNBC
Sebelum Ant-Man and the Quantumania dirilis, Eternals adalah film terburuk MCU di Rotten Tomatoes. Film ini meraih skor 47% dan dicaci maki kritikus. Eternals adalah proyek ambisius MCU yang ingin memperkenalkan 10 karakter baru sekaligus dalam satu film.
Film ini sebenarnya punya twist yang tidak biasa di film MCU. Tapi, karena film ini tidak mengikuti formula biasa franchise ini, banyak yang tidak familiar dan kecewa. Dirilis di ujung pandemi, film ini hanya berhasil meraup USD402,1 juta di box office dari anggaran USD200 juta.
Foto: Hindustan Times
Film solo Black Widow sudah sangat diantisipasi penggemar. Sayangnya, film ini dirilis di waktu yang salah. Tidak hanya film ini dirilis setelah Nathasha Romanoff tewas di Avengers: Endgame, film ini juga dirilis pada masa pandemi ketika orang masih takut pergi ke bioskop.
Film ini terasa mubazir karena orang sudah tahu apa yang terjadi pada Natasha. Ini membuat Black Widow tidak punya poin dalam ceritanya selain mengungkap masa lalu Natasha dan memperkenalkan penggantinya, Yelena Belova. Black Widow meraup USD379,8 juta dari anggaran produksi USD200 juta.
Foto: NPR
X-Men: Dark Phoenix menutup perjalanan franchise X-Men di Fox sebelum akhirnya pulang kandang ke Marvel Studios. Film ini seharusnya menjadi penutup yang spektakuler dan meninggalkan kesan mendalam bagi penggemarnya. Sayangnya, film ini malah tampil mengecewakan.
Dark Phoenix sebenarnya tidak jelek-jelek amat dari sisi visual dan penampilan para pemerannya. Tapi, penceritaan, plot, nada, dan lajunya jauh dari level kerumitan yang biasanya ditampilkan film X-Men lainnya. Reviu negatif dari para kritikus pun tidak membantu penampilan film ini. Dari biaya produksi USD200 juta, film ini hanya menghasilkan USD252,4 juta.
Foto: Reason Magazine
Sony terus memperluas semesta Spider-Man mereka lewat Morbius menyusul kesuksesan komersial Venom. Film itu terus di-hype-kan sehingga orang penasaran. Sayang, pandemi mengubah banyak hal. Morbius terus menerus mengalami penundaan penayangan sampai akhirnya tayang pada 2022.
Sayangnya, penundaan terus menerus yang dialami film ini membuat antusiasme terhadap film ini memudar. Eksekusi film yang buruk dengan cerita acakadul dan CGI murahan membuat Morbius menjadi sasaran caci maki kritikus dan audiens. Hanya mendapatkan skor 16% di Rotten Tomatoes, Sony terpaksa merilis Morbius dua kali agar balik modal. Pada akhirnya, film ini hanya meraup USD167,5 juta.
Foto: Book and Film Globe
The New Mutants diharapkan bisa memberikan napas baru bagi franchise X-Men yang kurang stabil. Film ini memperkenalkan sederet mutan baru dan muda yang seharusnya meneruskan franchise ini ke depannya. Tapi, hasilnya justru jauh dari ekspektasi. Film ini justru mengecewakan dengan plot amburadul dan juga terasa murahan.
The New Mutants menjadi film X-Men pertama yang dirilis setelah Fox diakuisisi Disney. Namun, film ini tidak masuk MCU. Dibuat dengan dana USD67—80 juta, film ini hanya meraup USD49,2 juta dan sering dilupakan orang. Seringnya film ini mengalami penundaan perilisan juga tidak membantu orang untuk mau menonton film ini. Sama seperti Morbius, antusiasme orang sudah hilang ketika film ini tayang.
Kejenuhan terhadap genre superhero bisa menjadi salah satu faktornya. Orang kini mencari tontonan lain yang dirasa lebih segar. Memang, ini tidak berarti kalau film superhero tidak lagi menarik. Hanya, orang kini lebih selektif dalam memilih tontonan mereka.
Dalam 5 tahun terakhir, kejenuhan itu terasa. Pandemi membuat kondisi ini jadi nyata. Sejumlah film superhero di bawah bendera Marvel mengalaminya. Film-film ini jeblok di box office dan dicaci maki kritikus. Apa saja film Marvel yang paling tidak laku dalam 5 tahun terakhir? Simak ulasannya berikut!
7. Ant-Man and the Wasp: Quantumania — 2023
Foto: Axios
Ant-Man and the Wasp: Quantumania menikmati hype karena dipromosikan sebagai pembuka Fase 5 sekaligus Multiverse Saga dengan secara resmi memperkenalkan Kang the Conqueror. Namun, film ini tidak direspons dengan baik oleh kritikus. Di Rotten Tomatoes, film ini menjadi film kedua MCU dengan skor Tomatometer terendah, yaitu 46% atau lebih rendah ketimbang Eternals.
Audiens sebenarnya memberikan skor tinggi, yaitu 82%, untuk film ini. Tapi, itu tidak membantu film ini tampil baik di box office. Sepanjang perjalanan MCU, Ant-Man bukanlah franchise dengan pendapatan tertinggi. Tapi, Ant-Man and the Wasp: Quantumania terbukti menjadi yang terburuk. Film itu hanya meraup USD476,1 juta (Rp7,15 triliun). Sementara pendapatan ini melampaui anggarannya, USD200 juta (Rp3 triliun), film ini gagal mencapai break-even point-nya sebesar USD600 juta (Rp9 triliun).
6. Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings — 2021
Foto: Men’s Health
Shang-Chi and the Legend of the Ten Rings adalah salah satu film terbaik yang dirilis MCU dalam 5 tahun terakhir. Film ini meraih skor tinggi di Rotten Tomatoes, yaitu 91%, dan disukai penonton. Sayangnya, film ini dirilis di waktu yang kurang tepat.
Dengan anggaran USD200 juta, film ini seharusnya bisa meraup hasil yang lebih tinggi dari USD432,2 juta. Sayangnya, film ini dirilis di masa pandemi dan orang masih enggan pergi ke bioskop untuk menonton film. Meski begitu, angka itu termasuk tinggi bagi film yang memperkenalkan karakter yang sama sekali baru.
5. Eternals — 2021
Foto: CNBC
Sebelum Ant-Man and the Quantumania dirilis, Eternals adalah film terburuk MCU di Rotten Tomatoes. Film ini meraih skor 47% dan dicaci maki kritikus. Eternals adalah proyek ambisius MCU yang ingin memperkenalkan 10 karakter baru sekaligus dalam satu film.
Film ini sebenarnya punya twist yang tidak biasa di film MCU. Tapi, karena film ini tidak mengikuti formula biasa franchise ini, banyak yang tidak familiar dan kecewa. Dirilis di ujung pandemi, film ini hanya berhasil meraup USD402,1 juta di box office dari anggaran USD200 juta.
4. Black Widow — 2021
Foto: Hindustan Times
Film solo Black Widow sudah sangat diantisipasi penggemar. Sayangnya, film ini dirilis di waktu yang salah. Tidak hanya film ini dirilis setelah Nathasha Romanoff tewas di Avengers: Endgame, film ini juga dirilis pada masa pandemi ketika orang masih takut pergi ke bioskop.
Film ini terasa mubazir karena orang sudah tahu apa yang terjadi pada Natasha. Ini membuat Black Widow tidak punya poin dalam ceritanya selain mengungkap masa lalu Natasha dan memperkenalkan penggantinya, Yelena Belova. Black Widow meraup USD379,8 juta dari anggaran produksi USD200 juta.
3. X-Men: Dark Phoenix — 2019
Foto: NPR
X-Men: Dark Phoenix menutup perjalanan franchise X-Men di Fox sebelum akhirnya pulang kandang ke Marvel Studios. Film ini seharusnya menjadi penutup yang spektakuler dan meninggalkan kesan mendalam bagi penggemarnya. Sayangnya, film ini malah tampil mengecewakan.
Dark Phoenix sebenarnya tidak jelek-jelek amat dari sisi visual dan penampilan para pemerannya. Tapi, penceritaan, plot, nada, dan lajunya jauh dari level kerumitan yang biasanya ditampilkan film X-Men lainnya. Reviu negatif dari para kritikus pun tidak membantu penampilan film ini. Dari biaya produksi USD200 juta, film ini hanya menghasilkan USD252,4 juta.
2. Morbius — 2022
Foto: Reason Magazine
Sony terus memperluas semesta Spider-Man mereka lewat Morbius menyusul kesuksesan komersial Venom. Film itu terus di-hype-kan sehingga orang penasaran. Sayang, pandemi mengubah banyak hal. Morbius terus menerus mengalami penundaan penayangan sampai akhirnya tayang pada 2022.
Sayangnya, penundaan terus menerus yang dialami film ini membuat antusiasme terhadap film ini memudar. Eksekusi film yang buruk dengan cerita acakadul dan CGI murahan membuat Morbius menjadi sasaran caci maki kritikus dan audiens. Hanya mendapatkan skor 16% di Rotten Tomatoes, Sony terpaksa merilis Morbius dua kali agar balik modal. Pada akhirnya, film ini hanya meraup USD167,5 juta.
1. The New Mutant — 2020
Foto: Book and Film Globe
The New Mutants diharapkan bisa memberikan napas baru bagi franchise X-Men yang kurang stabil. Film ini memperkenalkan sederet mutan baru dan muda yang seharusnya meneruskan franchise ini ke depannya. Tapi, hasilnya justru jauh dari ekspektasi. Film ini justru mengecewakan dengan plot amburadul dan juga terasa murahan.
The New Mutants menjadi film X-Men pertama yang dirilis setelah Fox diakuisisi Disney. Namun, film ini tidak masuk MCU. Dibuat dengan dana USD67—80 juta, film ini hanya meraup USD49,2 juta dan sering dilupakan orang. Seringnya film ini mengalami penundaan perilisan juga tidak membantu orang untuk mau menonton film ini. Sama seperti Morbius, antusiasme orang sudah hilang ketika film ini tayang.
(alv)