SOROT: yang Perlu Dilakukan Catatan Si Boy Agar Tak Bernasib seperti Balada Si Roy dan Gita Cinta dari SMA

Sabtu, 17 Juni 2023 - 13:09 WIB
loading...
SOROT: yang Perlu Dilakukan...
Tim film Catatan Si Boy bisa belajar dari kurang suksesnya dua film Indonesia legendaris yang dibuat ulang. Foto/MD Pictures
A A A
JAKARTA - Tanggal 3 November 2020 bisa jadi adalah hari bersejarah bagi IDN Pictures. Pada hari tersebut, rumah produksi baru itu mengumumkan rencana produksi perdananya, sebuah rebootdari hak kekayaan intelektual (IP) novel populer berjudul Balada Si Roy.

Pembuat film di mana pun rasanya mungkin memang menyukai nostalgia. Karenanya mereka tak segan-segan membangkitkan IP lama seperti Balada Si Roy yang sudah begitu lama tertidur. Tapi di Indonesia, kita membangkitkan IP lama dari tidur panjangnya tanpa betul-betul menyadari bahwa penonton bioskop hari ini mungkin sama sekali tak pernah mendengar cerita sukses IP tersebut.

Novel Balada Si Roy karya Gol A Gong diterbitkan pertama kali pada 1989 dan ceruk terbesar penonton bioskop hari ini justru belum lahir pada tahun tersebut. Hasilnya memang cukup fatal. Di luar kualitas artistik film Balada Si Royyang dipujikan, film tersebut ternyata hanya bisa beroleh kurang dari 200 ribu penonton ketika dirilis di bioskop pada awal tahun ini.



Rupanya pembuat film masih terlena dengan nostalgia dan kembali mengulang kesalahan yang sama ketika merilis reboot IP lama berikutnya pada tahun ini, yaitu Gita Cinta dari SMA. Mereka yang lahir pada akhir tahun 1970-an seperti saya hampir pasti tahu soal film yang melambungkan nama Rano Karno dan Yessy Gusman tersebut.

SOROT: yang Perlu Dilakukan Catatan Si Boy Agar Tak Bernasib seperti Balada Si Roy dan Gita Cinta dari SMA

Foto: IDN Pictures

Namun kami juga tak menontonnya di bioskop, lha wong ketika dirilis pada 1979 kami masih berusia satu tahun! Tapi Gita Cita dari SMAyang disadur dari novel populer karya Eddy D Iskandar tersebut menjadi film terlaris ketiga di Jakarta dengan perolehan penonton mencapai 162 ribu orang.

Lantas bagaimana dengan versi 2023-nya? Sekali lagi, di luar kualitas artistik yang juga dipujikan, Gita Cinta dari SMAgagal merebut perhatian penonton seperti saya yang ingin bernostalgia, juga tak cukup kuat menarik minat anak-anak muda untuk menyaksikannya di bioskop. Gita Cita dari SMAyang dirilis jelang Valentine tahun ini bahkan memperoleh penonton kurang dari yang dicapai Balada Si Roy.

Mempelajari dua kegagalan dari reboot IP lama, pertanyaan yang muncul pertama kali adalah apakah mungkin reboot IP lama menuai sukses di bioskop Indonesia?

Film Catatan Si Boyyang akan dirilis MD Pictures pada 17 Agustus 2023 mendatang perlu berhati-hati dan tak perlu percaya diri betul bahwa IP lama akan dengan mudah menaklukkan hati calon penontonnya. Justru perlu belajar dari kegagalan beruntun dari Balada Si Roy dan Gita Cinta dari SMAagar bisa mengelak dan mencelat menuju sukses. Tapi ada banyak hal yang sejatinya perlu dilakukan.

Film Catatan Si Boyperlu memperkenalkan kembali IP lama tersebut dengan lebih baik dari yang terjadi saat ini. Untuk menjaring penonton yang ingin bernostalgia seperti saya, Catatan Si Boyperlu membangkitkan terlebih dahulu memori tentang bagaimana kisah tentang Boy bermula.

SOROT: yang Perlu Dilakukan Catatan Si Boy Agar Tak Bernasib seperti Balada Si Roy dan Gita Cinta dari SMA

Foto: Starvision Plus

Catatan Si Boy berawal dari sebuah sandiwara radio di Prambors yang menggabungkan istilah Playboy Cabel dan Diari. Playboy Cabel adalah sebuah acara yang mempertemukan cowok dan cewek melalui telepon, sedangkan Diari adalah catatan-catatan harian seputar kejadian di Ibu kota.

Kombinasi ini yang membuat sandiwara tersebut beroleh sukses luar biasa dan memunculkan ide dari Marwan Alkatiri dan teman-temannya di Radio Prambors untuk memfilmkannya, dengan menggandeng sutradara Nasri Cheppy. Sejarah awal dari cerita ini mungkin saja tak sekadar menarik perhatian penonton dewasa seperti saya, tapi juga penonton muda yang ingin melihat bagaimana tahun 1980-an menjadi penanda penting dalam kehidupan orang tua mereka.

Setelahnya penulis skenario Catatan Si Boyperlu bekerja keras mengulik segala esensi penting dari film yang bisa sukses berjilid-jilid itu dan menempatkannya pada hari ini. Perlu diingat bahwa meski tak tergolong film berkualitas baikpada zamannya, tapi Catatan Si Boysukses besar karena ia segar, menarik, dan berbeda dari film remaja kebanyakan pada masa itu. Hal ini yang sangat perlu dipahami soal bagaimana membuat Catatan Si Boy” versi 2023 tak hadir sekadar seperti film remaja kebanyakan.



Salah satu PR terbesar yang juga dimiliki Catatan Si Boyadalah bagaimana meyakinkan penonton hari ini bahwa Angga Yunanda adalah sosok ikonis Boy. Angga adalah sosok aktor muda dengan kualitas akting jempolan tapi penampilannya dalam banyak film justru akan sulit membuat penonton mengidentifikasinya sebagai “Si Boy”.

Apalagi karena tampilan busana dan rambut Angga tak jauh berbeda dengan yang diperlihatkannya dalam film-film sebelumnya. Angga sebagai Boy selayaknya ditampilkan jauh lebih karismatik dan lebih dari sekadar ganteng sebagaimana yang sudah kita lihat saat Angga bermain sebagai Bima (Dua Garis Biru), sebagai Iqbal (Mariposa, 12 Cerita Glen Anggara)dan sebagai Raja (Cinta Pertama, Kedua dan Ketiga).

SOROT: yang Perlu Dilakukan Catatan Si Boy Agar Tak Bernasib seperti Balada Si Roy dan Gita Cinta dari SMA

Foto: MD Pictures

Mungkin yang terpenting dari semuanya di luar kualitas filmnya adalah cara mempromosikan Catatan Si Boy” dengan jauh lebih baik ke penonton hari ini. MD Pictures perlu meyakinkan kita sebagai calon penonton bahwa Catatan Si Boybukan sekadar film remaja biasa.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2309 seconds (0.1#10.140)