Ini Bahan-Bahan Pakaian yang Lebih Ramah Lingkungan
Sabtu, 23 November 2019 - 15:05 WIB

Bahan linen jadi salah satu bahan yang cukup ramah lingkungan karena terbuat dari serat tumbuhan dan dibudidayakan tanpa bahan kimia. Foto/morimiss.blogspot.com
A
A
A
Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, ada baiknya kita tahu dulu tentang fast fashion yang turut berkontribusi membuat kondisi lingkungan jadi lebih buruk.
Sesuai namanya, fast fashion mengandalkan durabilitas yang cepat berubah. Kecepatan tren yang diciptakan membuat produsen membuat produk baru dan pembeli cenderung membeli barang baru lagi dengan jangka waktu pendek.
Dalam proses pembuatannya, perusahaan industri menjadikan sungai-sungai sebagai tempat pembuangan bahan kimia berbahaya. Belum lagi soal penggunaan bahan-bahan kimia dan mikroplastik dalam bahan pakaian yang bisa mencemarkan tanah, air, hingga laut.
Greenpeace pernah mengadakan uji laboratorium terhadap beberapa merek fashion. Dari situ ditemukan produk yang dijual maupun diproduksi di Indonesia mengandung zat NPEs (etoksilat nonilfenol), yang terurai menjadi bahan kimia yang menyebabkan gangguan hormon, dengan konsentrasi tertinggi – di atas 1.000 ppm.
Untuk tetap menjaga lingkungan, kita sebaiknya memperhatikan produk tekstil yang ramah lingkungan. Salah satu bahan yang ramah lingkungan adalah linen. Linen terbuat dari tumbuhan flax yang dipotong untuk mendapatkan serat kemudian dijadikan bahan pembuat pakaian.
Kita juga bisa membeli bahan pakaian jenis sutera, karena proses pengolahan kain sutera pun termasuk alami karena tidak memerlukan bahan kimia tambahan.
Bahan selanjutnya katun organik, karena katun organik dibudidayakan tanpa penggunaan pestisida sama sekali. Bahan terakhir adalah lyocell yang memiliki daya serap yang baik.
GenSINDO
Kurnia Permata Sari
IISIP Jakarta
Sesuai namanya, fast fashion mengandalkan durabilitas yang cepat berubah. Kecepatan tren yang diciptakan membuat produsen membuat produk baru dan pembeli cenderung membeli barang baru lagi dengan jangka waktu pendek.
Dalam proses pembuatannya, perusahaan industri menjadikan sungai-sungai sebagai tempat pembuangan bahan kimia berbahaya. Belum lagi soal penggunaan bahan-bahan kimia dan mikroplastik dalam bahan pakaian yang bisa mencemarkan tanah, air, hingga laut.
Greenpeace pernah mengadakan uji laboratorium terhadap beberapa merek fashion. Dari situ ditemukan produk yang dijual maupun diproduksi di Indonesia mengandung zat NPEs (etoksilat nonilfenol), yang terurai menjadi bahan kimia yang menyebabkan gangguan hormon, dengan konsentrasi tertinggi – di atas 1.000 ppm.
Untuk tetap menjaga lingkungan, kita sebaiknya memperhatikan produk tekstil yang ramah lingkungan. Salah satu bahan yang ramah lingkungan adalah linen. Linen terbuat dari tumbuhan flax yang dipotong untuk mendapatkan serat kemudian dijadikan bahan pembuat pakaian.
Kita juga bisa membeli bahan pakaian jenis sutera, karena proses pengolahan kain sutera pun termasuk alami karena tidak memerlukan bahan kimia tambahan.
Bahan selanjutnya katun organik, karena katun organik dibudidayakan tanpa penggunaan pestisida sama sekali. Bahan terakhir adalah lyocell yang memiliki daya serap yang baik.
GenSINDO
Kurnia Permata Sari
IISIP Jakarta
(her)