Mengenal Cinta Platonik, Persahabatan dengan Lawan Jenis
A
A
A
Cinta punya jutaan misteri, termasuk dengan sahabatmu sendiri. Mungkin kamu dan dia merasakan hal yang sama, menyayangi dengan tulus, tapi gak punya keinginan untuk menjadikannya sebagai pacar.
Nah, ini artinya bisa aja kamu sekarang sedang mengalami cinta platonik. Cinta jenis ini digagas ahli filsuf klasik asal Yunani, Plato.
Ia berpandangan bahwa platonik adalah hubungan antara lawan jenis tanpa ada hasrat seksual. Dalam “The Symposium”, ia mengatakan bahwa cinta terhadap ide atau gagasan mengenai kebaikan merupakan akar dari kebajikan dan kebenaran.
Nah, untuk memahami lebih lanjut soal cinta platonik dalam hubungan pertemanan, yuk, simak rangkuman di bawah ini.
1. BERBEDA DENGAN FRIENDZONE
Foto: SBS TV
Hubungan platonik dan friendzone mungkin terdengar mirip, tapi jelas beda. Cinta platonik diartikan sebagai ketertarikan lebih antara satu sama lain hingga kedua belah pihak merasa saling menyayangi dan amat tulus, tapi tidak ada niatan untuk punya hubungan seksual. Sementara pada kasus friendzone, salah satu di antaranya punya keinginan untuk sebuah hubungan yang romantis.
2. PUNYA 'TALI' YANG AWET
Foto:amazon.com
Dalam Journal of Social and Personal Relationships, mereka yang menjalani cinta platonik menunjukkan bahwa persahabatan antarlawan jenis tanpa melibatkan hasrat seksual dan ketertarikan, adalah jauh lebih awet. Hal ini karena persahabatan yang berbeda jenis kelamin akan punya waktu yang berharga dibanding persahabatan dengan bumbu ketertarikan pada hubungan romantis.
3. BUKTI BAHWA PERSAHABATAN ANTARLAWAN JENIS BISA TERJADI
Foto: Summit Entertainment
Banyak banget anggapan bahwa persahabatan antara laki-laki dan perempuan bakal bikin baper. Justru pada konsep hubungan platonik, keduanya bisa membedakan hasrat cinta dan perasaan yang benar-benar tulus.
Pertanyaannya, apakah hubungan platonik ini bisa berubah jadi ketertarikan untuk hubungan yang romantis?
Jawabannya tentu bisa. Relationship expert, April Masini, dalam studinya pada 2012 mengatakan setidaknya ada sedikit rasa ketertarikan di dalam hubungan platonik.
“Gagasan bahwa pria dan wanita bisa bersahabat tanpa ketertarikan secara seksual memiliki banyak rintangan. Waktu terus berjalan. Suatu hari nanti, pasti akan ada salah satu pihak yang menyukai sahabatnya sendiri,” ujarnya.
Foto: writerscafe.org
Dalam ilmu psikologi, perasaan suka yang timbul di dalam persahabatan lawan jenis dapat disebabkan oleh efek eksposur yang terjadi berulang kali. Kalau pertahanan diri runtuh, maka ia akan mulai memiliki rasa tertentu.
“Secara umum, saya rasa normal-normal saja memiliki rasa ketertarikan satu sama lain. Bagaimanapun kita juga manusia. Hal yang terpenting adalah perlu terciptanya batasan-batasan yang sehat dalam pertemanan,” ujar John Mathews, psikoterapis di Richmod.
Anisyafa Firda Dwi Damaranti
Kontributor GenSINDO
Universitas Singaperbangsa Karawang
Instagram: @anisyafa_fdd
Nah, ini artinya bisa aja kamu sekarang sedang mengalami cinta platonik. Cinta jenis ini digagas ahli filsuf klasik asal Yunani, Plato.
Ia berpandangan bahwa platonik adalah hubungan antara lawan jenis tanpa ada hasrat seksual. Dalam “The Symposium”, ia mengatakan bahwa cinta terhadap ide atau gagasan mengenai kebaikan merupakan akar dari kebajikan dan kebenaran.
Nah, untuk memahami lebih lanjut soal cinta platonik dalam hubungan pertemanan, yuk, simak rangkuman di bawah ini.
1. BERBEDA DENGAN FRIENDZONE
Foto: SBS TV
Hubungan platonik dan friendzone mungkin terdengar mirip, tapi jelas beda. Cinta platonik diartikan sebagai ketertarikan lebih antara satu sama lain hingga kedua belah pihak merasa saling menyayangi dan amat tulus, tapi tidak ada niatan untuk punya hubungan seksual. Sementara pada kasus friendzone, salah satu di antaranya punya keinginan untuk sebuah hubungan yang romantis.
2. PUNYA 'TALI' YANG AWET
Foto:amazon.com
Dalam Journal of Social and Personal Relationships, mereka yang menjalani cinta platonik menunjukkan bahwa persahabatan antarlawan jenis tanpa melibatkan hasrat seksual dan ketertarikan, adalah jauh lebih awet. Hal ini karena persahabatan yang berbeda jenis kelamin akan punya waktu yang berharga dibanding persahabatan dengan bumbu ketertarikan pada hubungan romantis.
3. BUKTI BAHWA PERSAHABATAN ANTARLAWAN JENIS BISA TERJADI
Foto: Summit Entertainment
Banyak banget anggapan bahwa persahabatan antara laki-laki dan perempuan bakal bikin baper. Justru pada konsep hubungan platonik, keduanya bisa membedakan hasrat cinta dan perasaan yang benar-benar tulus.
Pertanyaannya, apakah hubungan platonik ini bisa berubah jadi ketertarikan untuk hubungan yang romantis?
Jawabannya tentu bisa. Relationship expert, April Masini, dalam studinya pada 2012 mengatakan setidaknya ada sedikit rasa ketertarikan di dalam hubungan platonik.
“Gagasan bahwa pria dan wanita bisa bersahabat tanpa ketertarikan secara seksual memiliki banyak rintangan. Waktu terus berjalan. Suatu hari nanti, pasti akan ada salah satu pihak yang menyukai sahabatnya sendiri,” ujarnya.
Foto: writerscafe.org
Dalam ilmu psikologi, perasaan suka yang timbul di dalam persahabatan lawan jenis dapat disebabkan oleh efek eksposur yang terjadi berulang kali. Kalau pertahanan diri runtuh, maka ia akan mulai memiliki rasa tertentu.
“Secara umum, saya rasa normal-normal saja memiliki rasa ketertarikan satu sama lain. Bagaimanapun kita juga manusia. Hal yang terpenting adalah perlu terciptanya batasan-batasan yang sehat dalam pertemanan,” ujar John Mathews, psikoterapis di Richmod.
Anisyafa Firda Dwi Damaranti
Kontributor GenSINDO
Universitas Singaperbangsa Karawang
Instagram: @anisyafa_fdd
(her)