Sejarah Pulpen, Alat Tulis yang Sering Mendadak Hilang
A
A
A
Pernah gak, sih, kamu berpikir bagaimana benda-benda di sekitar kita dapat tercipta seperti apa yang kita lihat sekarang? Kepikiran gak kalau benda-benda yang kita miliki, terlihat sederhana, tapi punya sejarah panjang.
Contohnya pulpen, benda kecil yang sepertinya dianggap tidak bernilai dan sering banget hilang tiba-tiba kalau kita gak sengaja naruh di atas meja. Ya, kalau hilang, tinggal beli lagi.
Nah, berikut adalah sejarah singkat bagaimana pulpen tercipta hingga seperti yang kita punya sekarang.
Foto: wikihow.com
Diawali pada tahun 2500 SM, bangsa Mesir menggunakan tinta untuk menulis di atas kulit hewan. Pada abad ke 4 SM, China mengembangkan tinta hitam untuk menulis di atas bambu atau kayu menggunakan bulu angsa sebagai pena. Pada waktu yang sama, India mengembangkan tinta untuk menulis naskah agama. Alat tulisnya terbuat dari karbon hasil pembakaran tulang.
Mulai memasuki tahun Masehi, pada zaman kekhalifahan Abu Tamim Al-Muitz, Dinasti Fatimiyyah menghendaki adanya alat tulis praktis yang bisa dibawa ke mana pun tanpa botol tinta. Pada masa ini, hanya raja-raja dan keturunannya yang mampu memiliki alat tulis seperti ini.
Foto: wiki.ubc.ca
Nah, temuan ini disempurnakan oleh Lewis Edson Waterman pada tahun 1883 dengan sebutan Resevoir Pen/Fountain Pen. Tapi dia merasa belum sempurna, karena tinta tersebut tidak anti-air.
Pengembangan tinta anti-air tapi yang masih menggunakan alat tulis dari bulu burung sejak tahun 1890-1912 disebut tinta iron gall. Tinta ini dipopulerkan oleh William Shakespeare yang kita kenal sebagai penulis cerita romansa terkenal dengan "Romeo dan Juliet".
Foto: zebrapen.com
Nah, masuk ke zaman ballpoint,nih. Dikembangkan oleh J.J Loud pada tahun 1888 dan berhasil disempurnakan 55 tahun kemudian oleh Marcel Bich hingga bentuknya seperti apa yang ada di tangan kita sekarang.
Nah, ternyata benda kecil yang sering kita gunakan memiliki sejarah panjang sejak tahun Sebelum Masehi. Udah paham sejarahnya, jadi makin menghargai dong, ya, karena pulpen memiliki proses panjang hingga memiliki bentuk dan fungsi yang praktis seperti sekarang ini. Jadi, jangan suka diilangin, ya!
Alsifa Citra Aziza
Kontributor GenSINDO
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Instagram: @alsifaca
Contohnya pulpen, benda kecil yang sepertinya dianggap tidak bernilai dan sering banget hilang tiba-tiba kalau kita gak sengaja naruh di atas meja. Ya, kalau hilang, tinggal beli lagi.
Nah, berikut adalah sejarah singkat bagaimana pulpen tercipta hingga seperti yang kita punya sekarang.
Foto: wikihow.com
Diawali pada tahun 2500 SM, bangsa Mesir menggunakan tinta untuk menulis di atas kulit hewan. Pada abad ke 4 SM, China mengembangkan tinta hitam untuk menulis di atas bambu atau kayu menggunakan bulu angsa sebagai pena. Pada waktu yang sama, India mengembangkan tinta untuk menulis naskah agama. Alat tulisnya terbuat dari karbon hasil pembakaran tulang.
Mulai memasuki tahun Masehi, pada zaman kekhalifahan Abu Tamim Al-Muitz, Dinasti Fatimiyyah menghendaki adanya alat tulis praktis yang bisa dibawa ke mana pun tanpa botol tinta. Pada masa ini, hanya raja-raja dan keturunannya yang mampu memiliki alat tulis seperti ini.
Foto: wiki.ubc.ca
Nah, temuan ini disempurnakan oleh Lewis Edson Waterman pada tahun 1883 dengan sebutan Resevoir Pen/Fountain Pen. Tapi dia merasa belum sempurna, karena tinta tersebut tidak anti-air.
Pengembangan tinta anti-air tapi yang masih menggunakan alat tulis dari bulu burung sejak tahun 1890-1912 disebut tinta iron gall. Tinta ini dipopulerkan oleh William Shakespeare yang kita kenal sebagai penulis cerita romansa terkenal dengan "Romeo dan Juliet".
Foto: zebrapen.com
Nah, masuk ke zaman ballpoint,nih. Dikembangkan oleh J.J Loud pada tahun 1888 dan berhasil disempurnakan 55 tahun kemudian oleh Marcel Bich hingga bentuknya seperti apa yang ada di tangan kita sekarang.
Nah, ternyata benda kecil yang sering kita gunakan memiliki sejarah panjang sejak tahun Sebelum Masehi. Udah paham sejarahnya, jadi makin menghargai dong, ya, karena pulpen memiliki proses panjang hingga memiliki bentuk dan fungsi yang praktis seperti sekarang ini. Jadi, jangan suka diilangin, ya!
Alsifa Citra Aziza
Kontributor GenSINDO
UIN Syarief Hidayatullah Jakarta
Instagram: @alsifaca
(her)