Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Diluncurkan, Ini 5 Hal yang Bisa Diteladani dari Sikapnya
Senin, 02 September 2019 - 13:03 WIB

Penulis Fenty Effendy dan Najwa Shihab dari Narasi, serta keluarga mendiang Sutopo Purwo Nugroho saat peluncuran buku biografi Terjebak Nostalgia di Gramedia Matraman, Minggu (1/9). Foto/Herita
A
A
A
Buku biografinya diberi judul "Terjebak Nostalgia", sama persis dengan judul lagu dari penyanyi idola Sutopo, Raisa.
Yang mendapat kehormatan untuk menulis buku biografi tersebut adalah Fenty Effendy, penulis yang juga pembawa acara "Buka Buku" di platform Narasi TV. Bukunya diterbitkan lewat penerbit Lentera Hati.
Dalam acara peluncuran buku yang digelar di Gramedia Matraman, Minggu (1/9), hadir pendiri Narasi Najwa Shihab, Fenty Effendy, kedua orang tua Sutopo (Suharsono dan Sri Rusmandari), serta teman masa kecil dan rekan kerja Sutopo.
Saat acara peluncuran yang dipenuhi pengunjung ini, banyak cerita menarik yang berhasil dikulik dari teman dan rekan kerja mendiang Sutopo Purwo Nugroho. Cerita tersebut kadang dibarengi tawa, kadang juga diselipi mata yang berkaca-kaca dari Suharsono, ayah Sutopo yang bekerja sebagai guru SD.
Nah, dari perbincangan tersebut, ini 5 hal tentang mendiang Sutopo yang bisa jadi inspirasi kita semua.
1. KELAS 2 SD BELUM BISA BACA, TAPI BISA MENGEJAR KETERTINGGALAN
![Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Diluncurkan, Ini 5 Hal yang Bisa Diteladani dari Sikapnya]()
Foto: Twitter @Sutopo_PN
Yap, Sutopo yang jago bicara dan bahasa Indonesia-nya EYD banget ternyata belum bisa baca walau udah kelas 2 SD. Menurut bapaknya, Suharsono, ini karena Sutopo sakit amandel, jadi kalo belajar susah fokus. Setelah dioperasi pas kelas 3 SD, Sutopo langsung ngebut belajar, hingga akhirnya saat kelas 4, sudah jadi salah satu murid paling pintar di sekolahnya. Mantab!
2. RAJIN BANTU IBUNYA
![Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Diluncurkan, Ini 5 Hal yang Bisa Diteladani dari Sikapnya]()
Foto: Herita
Menurut ibunya, Sri Rusmandari, Sutopo enggak pernah bikin susah orang tua. Dia memang suka main dan kelayapan, tapi kalo udah liat ibunya pulang dari pasar, Sutopo kecil pasti langsung lari nyamperin ibunya, terus bantuin bawain belanjaan sang ibu. So sweet banget, pokoknya.
3. DEDIKASI 100 PERSEN PADA PROFESI
![Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Diluncurkan, Ini 5 Hal yang Bisa Diteladani dari Sikapnya]()
Foto: Dok. Sindo
Menurut rekan-rekannya di Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), awalnya Sutopo ogah jadi kepala humas, karena dia merasa lebih cocok jadi peneliti, sesuai jurusan kuliahnya di Geografi UGM. Tapi karena dia pandai menjelaskan hal-hal rumit seputar kebencanaan kepada wartawan, jadilah dia selalu diincar wartawan untuk dimintai keterangan.
Saat akhirnya mau menduduki jabatan kepala humas BNPB, Sutopo pun berdedikasi penuh dengan profesinya itu. "Pak Topo itu bahkan kalau di grup WA pun, nulisnya itu sesuai EYD. Nulis nama diawali huruf besar, komanya benar. Jadi pesannya itu enak dibaca," kata Fenty Effendy. "Dia juga (sampai) nulis press release dari pemakaman."
Sementara menurut rekan-rekannya, saat sudah divonis terkena kanker paru stadium 4B, Sutopo masih tetap berdedikasi pada profesinya itu karena katanya kalau tidak kerja, dia malah merasa makin sakit.
4. BESAR BUKAN KARENA JABATAN
![Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Diluncurkan, Ini 5 Hal yang Bisa Diteladani dari Sikapnya]()
Foto: Narasi
Fenty masih ingat satu sesi wawancaranya bersama Sutopo yang penuh wejangan luar biasa. “Di mana pun kamu bekerja, besarkan jabatanmu. Orang (jadi) besar bukan karena jabatannya, melainkan jabatan jadi besar dan bermakna, karena orang yang menjalankannya,” kata Fenty menirukan ucapan Sutopo.
5. CIPTAKAN MOMEN-MOMEN TERBAIK DALAM HIDUP
![Buku Biografi Sutopo Purwo Nugroho Diluncurkan, Ini 5 Hal yang Bisa Diteladani dari Sikapnya]()
Foto: inews.id
Fenty punya pedoman dalam menulis buku biografi Sutopo. “Mengutip Pramoedya Ananta Toer, 'Cerita, selamanya tentang manusia, kehidupannya, bukan kematiannya'," katanya. Tak heran, meski pergi dalam usia muda, 49 tahun, Sutopo punya segudang inspirasi yang bisa diserap banyak orang. Semoga kita salah satunya.
Yang mendapat kehormatan untuk menulis buku biografi tersebut adalah Fenty Effendy, penulis yang juga pembawa acara "Buka Buku" di platform Narasi TV. Bukunya diterbitkan lewat penerbit Lentera Hati.
Dalam acara peluncuran buku yang digelar di Gramedia Matraman, Minggu (1/9), hadir pendiri Narasi Najwa Shihab, Fenty Effendy, kedua orang tua Sutopo (Suharsono dan Sri Rusmandari), serta teman masa kecil dan rekan kerja Sutopo.
Saat acara peluncuran yang dipenuhi pengunjung ini, banyak cerita menarik yang berhasil dikulik dari teman dan rekan kerja mendiang Sutopo Purwo Nugroho. Cerita tersebut kadang dibarengi tawa, kadang juga diselipi mata yang berkaca-kaca dari Suharsono, ayah Sutopo yang bekerja sebagai guru SD.
Nah, dari perbincangan tersebut, ini 5 hal tentang mendiang Sutopo yang bisa jadi inspirasi kita semua.
1. KELAS 2 SD BELUM BISA BACA, TAPI BISA MENGEJAR KETERTINGGALAN

Foto: Twitter @Sutopo_PN
Yap, Sutopo yang jago bicara dan bahasa Indonesia-nya EYD banget ternyata belum bisa baca walau udah kelas 2 SD. Menurut bapaknya, Suharsono, ini karena Sutopo sakit amandel, jadi kalo belajar susah fokus. Setelah dioperasi pas kelas 3 SD, Sutopo langsung ngebut belajar, hingga akhirnya saat kelas 4, sudah jadi salah satu murid paling pintar di sekolahnya. Mantab!
2. RAJIN BANTU IBUNYA

Foto: Herita
Menurut ibunya, Sri Rusmandari, Sutopo enggak pernah bikin susah orang tua. Dia memang suka main dan kelayapan, tapi kalo udah liat ibunya pulang dari pasar, Sutopo kecil pasti langsung lari nyamperin ibunya, terus bantuin bawain belanjaan sang ibu. So sweet banget, pokoknya.
3. DEDIKASI 100 PERSEN PADA PROFESI

Foto: Dok. Sindo
Menurut rekan-rekannya di Badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), awalnya Sutopo ogah jadi kepala humas, karena dia merasa lebih cocok jadi peneliti, sesuai jurusan kuliahnya di Geografi UGM. Tapi karena dia pandai menjelaskan hal-hal rumit seputar kebencanaan kepada wartawan, jadilah dia selalu diincar wartawan untuk dimintai keterangan.
Saat akhirnya mau menduduki jabatan kepala humas BNPB, Sutopo pun berdedikasi penuh dengan profesinya itu. "Pak Topo itu bahkan kalau di grup WA pun, nulisnya itu sesuai EYD. Nulis nama diawali huruf besar, komanya benar. Jadi pesannya itu enak dibaca," kata Fenty Effendy. "Dia juga (sampai) nulis press release dari pemakaman."
Sementara menurut rekan-rekannya, saat sudah divonis terkena kanker paru stadium 4B, Sutopo masih tetap berdedikasi pada profesinya itu karena katanya kalau tidak kerja, dia malah merasa makin sakit.
4. BESAR BUKAN KARENA JABATAN

Foto: Narasi
Fenty masih ingat satu sesi wawancaranya bersama Sutopo yang penuh wejangan luar biasa. “Di mana pun kamu bekerja, besarkan jabatanmu. Orang (jadi) besar bukan karena jabatannya, melainkan jabatan jadi besar dan bermakna, karena orang yang menjalankannya,” kata Fenty menirukan ucapan Sutopo.
5. CIPTAKAN MOMEN-MOMEN TERBAIK DALAM HIDUP

Foto: inews.id
Fenty punya pedoman dalam menulis buku biografi Sutopo. “Mengutip Pramoedya Ananta Toer, 'Cerita, selamanya tentang manusia, kehidupannya, bukan kematiannya'," katanya. Tak heran, meski pergi dalam usia muda, 49 tahun, Sutopo punya segudang inspirasi yang bisa diserap banyak orang. Semoga kita salah satunya.
(her)