Aku dan Engkau, Arti Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel

Rabu, 08 April 2020 - 21:00 WIB
Aku dan Engkau, Arti Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel
Aku dan Engkau, Arti Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel
A A A
Cinta, sebuah misteri yang benar-benar susah dipecahkan. Setiap manusia pasti pernah jatuh cinta, tapi gak semuanya bisa paham arti cinta sepenuhnya, makanya keretakan cinta sering terjadi.

Saking misteriusnya cinta, seorang filsuf eksistensialis dari Prancis yaitu Gabriel Marcel berkata, “A mystery is a problem that encroaches upon itself because the questioner becomes the object of the question. Getting to Mars is a problem. Falling in love is a mystery”.

Kata yang paling menarik di sini adalah, “Pergi ke Mars adalah sebuah masalah. Jatuh cinta adalah sebuah misteri”.

Kenapa cinta bisa dibilang sebuah misteri? Yuk, simak penjelasan cinta eksistensialisme versi Gabriel Marcel.

Aku dan Engkau, Arti Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel

Gabriel Marcel. Foto:Liberaldictionary

Gabriel Marcel dan Eksistensialisme

Sebelum lanjut bahas cinta, kamu tau gak siapa Gabriel Marcel? Apakah kamu juga tahu arti eksistensialisme? Seperti tadi udah ditulis, Gabriel Marcel adalah seorang filsuf eksistensialis yang lahir di Paris pada 1889.

Ia kuliah di bidang filsafat Universitas Sorbonne dan memperoleh agrégation de philosophie (agregasi filsafat) pada umur 20 tahun. Gabriel banyak menulis buku filsafat, salah satunya "Etre et avoir" ("Ada dan Mempunyai") yang terbit pada 1935.

Selanjutnya, kita bahas eksistensialisme. Menurut Ensiklopedia Kemdikbud, eksistensialisme berasal dari kata "eksistensi" dengan akar kata "eks" yaitu "keluar" dan "sistensi" yang berarti "berdiri" atau "menempatkan" (diturunkan dari kata kerja "sisto"). Jadi bisa dibilang bahwa eksistensi diartikan manusia yang berdiri sebagai diri sendiri. Manusia sadar bahwa dirinya ada.

Aku dan Engkau, Arti Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel

Foto: Amazon

Pemikiran Filosofi

Sepertinya udah cukup, nih, berkenalan dengan Gabriel Marcel dan eksistensialisme. Nah, melansir dari buku "Filsafat Kontemporer Barat Jillid 2" (Prancis) karya K Bertens, dalam pemikiran filosofinya, Gabriel Marcel menyinggung “cinta” dalam sebuah tema yang membicarakan hubungan manusia dengan sesamanya.

Salah satu kata kunci untuk melukiskan hubungan manusia dengan sesamanya ialah kata “kehadiran”. Hadir di sini bukan berarti pada tempat yang sama, tapi kehadiran diwujudkan jika “Aku” berjumpa dengan “Engkau”.

“Kehadiran” di sini direalisasikan secara istimewa dalam cinta. Di sini, bentuk konkrit cinta hadir dalam kesatuan antara “Aku” dan “Engkau” yang mencapai taraf “Kita”.

Mencintai selalu mengandung keinginan (permohonan) terhadap kepada sesama. Kedua belah pihak antara “Aku” dan “Engkau” memiliki kesetaraan dan keterbukaan serta saling kebersediaan. Dalam level ini, gak ada lagi istilah egois di antara kedua belah pihak.

Kehadiran egoisme di antara “Aku” dan “Engkau” dapat mengubahnya menjadi “Aku” dan “Dia”, sehingga terciptalah jarak dan tidak lagi dalam taraf "Kita".

Aku dan Engkau, Arti Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel


Foto: Love Treasure

Karakter Cinta

Dalam kata "mencintai" ada sebuah karakteristik atau unsur yang perlu ada dalam kesungguhan mencintai. Diawali dengan suatu sikap kesediaan membuang keegoisan (disposability) dan membuka diri bagi orang lain masuk untuk berhubungan dengan kita.

Selanjutnya perlu adanya sikap penerimaan (receptivity) terhadap orang lain yang telah masuk ke dalam hati kita. Kemudian perlu adanya keterlibatan (engagement) mengikuti dan menanggapi secara positif dalam suatu hubungan. Yang terakhir ialah kesetiaan (fidelity) pada dirinya.

Kesetiaan ini oleh Gabriel Marcel disebut “Kesetiaan Kreatif” (Creative Fidelity). Kesetiaan ini berarti komitmen kita dalam menjaga dan memperkokoh cinta. Kunci dalam Kesetiaaan Kreatif adalah harapan.

Esensi berharap bukanlah berharap pada sesuatu, tapi kita hanya berharap saja. Misalkan, “Aku berharap dapat selalu mencintaimu setiap waktu, di manapun dan kapan pun” akan berbeda maknanya dengan, “Aku berharap dapat selalu mencintaimu”. Berharap tanpa menyebutkan keinginan tertentu akan terasa lebih kokoh, karena sifatnya berlanjut sampai akhir.

Aku dan Engkau, Arti Cinta dalam Eksistensialisme Gabriel Marcel

Foto:Toughto

Cinta dan Kematian

Mencintai, kata Marcel, dengan sendirinya berarti mengatakan “Engkau takkan mati”. Kehadiran dalam cinta gak dibatasi ruang dan waktu. Setelah ditinggal mati oleh orang yang dicintai, misalnya, kehadiran cinta seharusnya akan terus ada.

Dalam konteks ini, kita cuma kehilangan wujud konkritnya atau kata Marcel, "Kita tidak kehilangan orang yang dicintai, melainkan hanya kehilangan sesuatu yang kita punya".

Tema ini berkaitan erat dengan bukunya yang berjudul "Etre et avoir". Kata “kehilangan” cuma mengacu pada objek yang dimiliki. Tubuh manusia memiliki aspek objektif, tapi pemikiran dan perasaan gak pernah hilang.

Itulah penjabaran cinta dalam eksistensialisme Gabriel Marcel. Sebenarnya gak hanya itu, eksistensialisme Marcel lebih kompleks dari yang kita bayangkan.

Kisah cinta Marcel pun rupanya juga dramatis, dan bisa dibilang gak membahagiakan. Ibunya meninggal saat dia berusia empat tahun, dan istrinya meninggal pada usia yang relatif muda. Mungkin pengalaman inilah yang bikin Marcel merenung soal cinta dan eksistensialisme.

Fakhri Benindo
Kontributor GenSINDO
Universitas Negeri Jakarta
Instagram: @fakhri_benindo
(her)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0716 seconds (0.1#10.140)