Saat Traveling, Wisatawan Indonesia Paling Narsis di Dunia
Selasa, 04 Februari 2020 - 11:49 WIB
Bagi wisatawan Indonesia, konten di sosmed sama pentingnya dengan kegiatan traveling itu sendiri.
A
A
A
Selama 2019, mayoritas traveler menggunakan sosial media dan internet sebagai panduan utama mereka dari dan menuju ke tempat wisata. Hal ini sesuai dengan laporan Global Digital Traveler Research 2019 oleh Travelport yang dihelat secara online lewat Toluna Research pada Agustus 2019.
Risetnya meliputi 20 negara dan menyurvei orang-orang yang telah melakukan setidaknya dua penerbangan pulang-pergi selama setahun terakhir. Total responden berjumlah 23.000 orang. Beberapa hasil temuannya, antara lain 83% wisatawan di Indonesia telah mengulas video dan foto yang diunggah brand travel di media sosial.
Tertinggi secara global, dan 23 persen lebih tinggi dibanding persentase rata-rata secara global. Demikian pula video dan foto yang diunggah oleh teman dan keluarga di media sosial juga memengaruhi 81% wisatawan di Indonesia.
Mereka ‘hampir selalu’ menggunakan berbagai sumber daya digital guna mencari informasi terkait perjalanan. 45% menggunakan situs pembanding penerbangan seperti Skyscanner. 51% menggunakan situs ulasan seperti TripAdvisor.
54% menggunakan situs pemesanan perjalanan yang membantu mereka dalam mencari tujuan baru berdasarkan preferensi pribadi mereka. 40% menggunakan situs-situs yang memberi saran alternatif bagi lokasi tujuan dan tanggal berdekatan, namun dengan harga lebih murah seperti Hopper.
Ketika memilih akomodasi, 79% wisatawan di Indonesia menilai pengalaman digital yang baik sangat penting. 78% wisatawan mempertimbangkan teknologi yang tersedia di dalam ruangan hotel (seperti Wifi, TV) sebelum memesan tiket perjalanan.
Ketika berpariwisata, 91% dari responden survei dalam kelompok Gen X (dengan usia 40-50 tahun) setuju bahwa boarding pass digital dan e-ticket sangat memudahkan perjalanan – angka tertinggi dari semua kelompok umur. 81% dari wisatawan di Indonesia setuju dengan pernyataan ini.
Risetnya meliputi 20 negara dan menyurvei orang-orang yang telah melakukan setidaknya dua penerbangan pulang-pergi selama setahun terakhir. Total responden berjumlah 23.000 orang. Beberapa hasil temuannya, antara lain 83% wisatawan di Indonesia telah mengulas video dan foto yang diunggah brand travel di media sosial.
Tertinggi secara global, dan 23 persen lebih tinggi dibanding persentase rata-rata secara global. Demikian pula video dan foto yang diunggah oleh teman dan keluarga di media sosial juga memengaruhi 81% wisatawan di Indonesia.
Mereka ‘hampir selalu’ menggunakan berbagai sumber daya digital guna mencari informasi terkait perjalanan. 45% menggunakan situs pembanding penerbangan seperti Skyscanner. 51% menggunakan situs ulasan seperti TripAdvisor.
54% menggunakan situs pemesanan perjalanan yang membantu mereka dalam mencari tujuan baru berdasarkan preferensi pribadi mereka. 40% menggunakan situs-situs yang memberi saran alternatif bagi lokasi tujuan dan tanggal berdekatan, namun dengan harga lebih murah seperti Hopper.
Ketika memilih akomodasi, 79% wisatawan di Indonesia menilai pengalaman digital yang baik sangat penting. 78% wisatawan mempertimbangkan teknologi yang tersedia di dalam ruangan hotel (seperti Wifi, TV) sebelum memesan tiket perjalanan.
Ketika berpariwisata, 91% dari responden survei dalam kelompok Gen X (dengan usia 40-50 tahun) setuju bahwa boarding pass digital dan e-ticket sangat memudahkan perjalanan – angka tertinggi dari semua kelompok umur. 81% dari wisatawan di Indonesia setuju dengan pernyataan ini.
(dng)
