Lagi Sedih? 5 Hasil Penelitian Terbaru Ini Bakal Bikin Hati Kamu Anget

Beberapa penelitian ini membuktikan bahwa kita, manusia, gak seburuk yang selama ini kita lihat di berita atau di medsos.

Seringkali, medsos memang bikin kita sakit kepala. Netizen bisa seenaknya maki-maki atau nge-bully, padahal dia gak kenal dengan yang dia maki-maki. Belum lagi yang suka komenin berita dengan kata-kata hinaan, padahal dia cuma baca judulnya.

Ditambah banyak berita buruk yang bertebaran di mana-mana, dan kehidupan kita yang gak selalu mulus dan banyak dramanya, kadang kita jadi stres dan merasa 'hidup ini, kok, gini amat'.

Nah, buat kamu yang merasa seperti ini, yuk, baca, nih, lima penelitian terbaru yang bakal bikin kamu percaya bahwa manusia gak seburuk yang kita kira. Bahwa manusia juga selalu punya sisi baik, dan hal ini telah terbukti lewat penelitian yang dilakukan oleh tim dari The British Psychological Society.

Langsung simak, nih, beberapa di antaranya.

1. ORANG YANG LAPAR TETAP BAIK DAN MAU MEMBANTU ORANG LAIN

Foto: 9gag.com

Kita sering banget menganggap bahwa orang yang laper pasti gahar atau gampang ngamuk. Tapi penelitian yang dilakukan pada 2019 justru membantahnya . Orang-orang yang lapar masih punya hati yang lembut. Kalo ada orang yang butuh bantuan, mereka rela menyedekahkan uang atau apapun yang mereka punya untuk membantu.

Yang menarik, orang-orang yang kelaparan sebenarnya berharap mereka bisa lebih gak peduli-an dengan nasib orang lain. Tapi, toh, nyatanya mereka tetap punya hati untuk peduli.

2. LEBIH BAIK MENYIKSA DIRI SENDIRI DIBANDING ORANG LAIN

Foto: indiatimes.com

Pada 2014, dilakukan penelitian yang akan memberikan sejumlah uang pada partisipan. Syaratnya, mereka harus mau disetrum, atau menyetrum orang lain.

Nah, yang menarik, orang-orang rela disetrum dengan daya yang lebih tinggi kalo ditawarkan uang lebih banyak. Tapi saat ditawarkan untuk menyetrum orang lain, mereka minta uang imbalan yang jauh lebih banyak lagi. Jadi bisa dibilang, kita lebih tega menyiksa diri sendiri dibanding menyiksa orang lain.

3. BERBUAT BAIK BENERAN BISA MENULAR


Foto: digest.bps.org.uk

Pasti kamu pernah dengar istilah "pay it forward". Yaitu saat kamu baik ke satu orang, maka orang itu akan merasa senang, lalu mendorong dia untuk melakukan kebaikan lagi ke orang lain. Begitu seterusnya, sampai semua orang tanpa sadar sudah berbuat baik ke orang lain, meski kebaikannya mungkin cuma receh aja.

Pada penelitian terbaru, sekelompok karyawan dalam satu kantor diminta melakukan kebaikan kecil selama sebulan kepada sesama teman kantor mereka. Setelah sebulan, para karyawan mengaku mereka merasa lebih bahagia.

"Walau kebaikannya kecil, tapi itu terasa signifikan. Ini bukan cuma untuk mereka yang melakukan dan menerima kebaikan, tapi juga oleh mereka yang menyaksikan kebaikan itu," ujar peneliti.

Nah, buat kamu yang mau bahagia, memang mesti banyak-banyak berbuat baik untuk orang lain, nih!

4. KEPEDIHAN BIKIN SESEORANG JADI SOSOK PENUH EMPATI DAN PENYAYANG

Foto: digest.bps.org.uk

Punya jalan hidup yang berliku atau trauma bisa menghancurkan seseorang. Tapi bisa juga membuat orang itu jadi sosok yang punya empati berlebih, dan penuh kasih sayang.

Jadi gak heran, kalo tadi di poin pertama mengatakan bahwa orang yang lapar masih mau menyedekahkan miliknya, itu mungkin karena mereka tahu gimana gak enaknya menderita.

Penelitian yang dilakukan Daniel Lim dan David DeStono ini juga menyimpulkan bahwa mereka yang menderita punya keyakinan yang lebih kuat bahwa mereka bisa membantu orang lain yang juga menderita. Intinya, di dalam kesulitan dan kegelapan, kebaikan kadang muncul menunjukkan kekuatannya.

5. ANAK-ANAK LEBIH PEDULI PADA LINGKUNGAN


Foto: pbs.org

Pada 2011, sekelompok peneliti meminta anak-anak untuk membuat peringkat kejahatan yang dianggap mereka paling buruk. Ternyata, anak-anak menempatkan perusakan lingkungan seperti merusak atau menebang pohon sebagai perbuatan yang paling jahat.

Anak-anak berpendapat, lingkungan tempat kita tinggal memang patut kita jaga dan hargai, bukan cuma karena lingkungan telah memberi kita kehidupan dan makanan.

Penelitian ini memang terjamin tokcer, karena demonstrasi perubahan iklim di seluruh dunia yang sekarang marak justru dimulai dari anak-anak muda, dengan Greta Thunberg, aktivis berusia 16 tahun, sebagai ikonnya.

Jadi, gimana, udah lebih positif melihat dunia dan hidup ini, belum, nih?